3 selera sedap medan seperti Gulai Ikan Salai

3 selera sedap Medan, Sumatera Utara, bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke kota ini. Semuanya sedap, dan membuat orang ingin menyantapnya lagi. Dan lagi.

3 Selera Sedap Medan

Sumatera Utara terdiri atas 26 kabupaten/kota madya, yang tersebar dari ujung Daerah Istimewa Aceh dan Sumatera Barat. Rasa makanan dari daerah yang berlainan tentu berbeda. Ada yang terkena pengaruh santan dan pedas dari Sumatera Barat, ada pula yang memunculkan kekhasan dapur suku Batak. Tapanuli Selatan, yang berdekatan dengan Sumatera Barat, mempunyai pilihan menu dengan santan kental. Sebaliknya dengan Tapanuli Utara, yang banyak menawarkan sajian tanpa kuah.

Dengan keberagaman itu, rumah makan daerah pun memiliki ciri sendiri. Jenis rumah makan tersebut kini semakin menjadi daya tarik wisata di Medan. Dan beberapa yang ramai dikunjungi antara lain Rumah Makan Sipirok, Rumah Makan Sibolga, dan Rumah Makan Padang Sidempuan. Namanya sudah langsung menunjukkan daerahnya, dan ketiganya menyuguhkan menu halal.

Sup Sumsum Superbesar

Pukul 11.00 kami sudah berada di Jalan Sunggal No. 34-A, tempat parkiran Rumah Makan Sipirok masih memberi ruang. Kursi pun masih banyak yang kosong. Kami sengaja datang lebih awal untuk sebuah makan siang karena santer kabar beredar bahwa kesiangan sedikit saja, maka semangkuk sup sumsum atau iga kerbau tak bakal bisa Anda cicipi. Atau Anda harus lebih bersabar karena tepat pukul 12.00, rumah makan sudah penuh.

Sup dari kota yang berada di antara Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara ini memang sudah kondang. Ada beragam sajian, namun yang menjadi andalan dua jenis sup ini. Dan jangan kaget dengan sajian sup sumsum karena tulang kerbau itu akan disajikan secara utuh dan tamu bisa mengorek sumsumnya atau bahkan menyeruputnya. Tidak seperti sup iga, yang disajikan dalam potongan tulang-tulang kecil.

Menu dari Sipirok ini termasuk yang aman bagi muslim karena halal. Selain dua jenis sup yang benar-benar bikin keblenger itu, ada juga udang kecepe sambal pati, gulai ikan sale, sambal teri, dan daging bakar disiram sambal pedas. Rasanya semua bikin jatuh hati. Untuk pilihan sayuran, ditawarkan rebusan daun ubi, tumis bunga pepaya dan daun ubi tumbuk yang memang khas Sumatera Utara. Ada jenis sambal khas Sipirok. Terbuat dari cabai giling halus, jeruk nipis, dan irisan bawang merah. Rasanya cukup asam tapi segar.

Uniknya lagi, untuk pembayaran, Zulfikar, sang pemilik, langsung mendatangi tamu. Dialah yang menghitung dan menerima uang dari tamu. Tak mengherankan kalau ikat pinggang berfungsi sebagai dompet baginya. Dan, pada saat makan siang tiba, itulah saat yang paling repot bagi pria ramah ini karena ia mendatangi setiap meja. Hasil olahan istrinya itu dipatok dari Rp 3.000, harga tertinggi tentunya sup sumsum superbesar itu, yakni Rp 30 ribu. Kami bertiga dengan pesanan dua piring nasi, dua mangkuk sup iga, satu sup sumsum, ditambah dua menu lain mesti mengeluarkan Rp 105 ribu. Tentunya ditambah teh. Jadi rata-rata per orang kurang-lebih Rp 35 ribu.

Rumah Makan Sipirok

Jalan Sunggal No. 34-A Medan

Jam Operasional pukul 11.00-15.00.

(Hanya sajian untuk makan siang)

Sedapnya Gulai Ikan Salai

Sibolga merupakan kota yang memiliki gunung dan laut. Namun, dari kota yang berada di tepian Teluk Tapian Nauli ini, makanan yang terkenal adalah menu pesisirnya. Dan sajian khas pesisir itulah yang disuguhkan di Rumah Makan Nasrul Sibolga di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Yang tidak boleh terlewatkan ketika Anda mampir ke sini adalah gulai ikan salai atau ikan lele asap. Aroma asapnya yang menyebar menguarkan rasa sedap, dan gulainya yang tidak terlalu kental membuat bibir menyeruput tanpa henti.

Santan yang cair justru membuat sajian tidak memicu enek. Kuah gulai pun diguyurkan ke nasi. Lantas lele asap digigit hingga aroma asapnya langsung terhirup, benar-benar menambah selera. Penyajian seperti di rumah makan Padang. Begitu tamu datang, piring-piring langsung memenuhi meja. Selain gulai ikan salai, ada daun ubi tumbuk alias daun singkong yang ditumbuk halus, udang kecil dengan kuah gulai kental, gulai kepala ikan, gulai sontong, sambal petai, ikan kembung isi, ikan teri. Semuanya membuat lapar mata.

Berada tak jauh dari Masjid Raya Medan, rumah makan milik H Abdul Latief ini saat makan siang juga selalu dipenuhi tamu. Berdiri sejak 1972, Abdul Latief bisa ditemui di balik meja kasir. Rumah makan berlantai dua yang menyuguhkan sajian ikan segar itu bisa didatangi untuk makan siang maupun makan malam.

RM Nasrul Sibolga

Jalan Sisingamangaraja

Medan

Sambal Ikan Haporas

Padang Sidempuan pernah menjadi bagian dari Kota Tapanuli Selatan sebelum akhirnya pada 2001 menjadi kota sendiri. Dalam soal sajian di meja makan, olahan Padang Sidempuan ini memiliki kekhasan sendiri. Beberapa yang menjadi kekhasannya adalah gulai ikan salai, sambal ikan haporas, arsik ikan mas, sambal belut, sambal petai, daun ubi tumbuk.

Gulai ikan salai menjadi favorit, selain karena kuah gulainya yang ringan, lantaran aroma asapnya yang terasa sekali karena sebelum digulai, lele asap itu diasap kembali. Ikan asap memang menjadi ciri khas dari Tapanuli Selatan. Sambal petai tak boleh dilewatkan juga. Tampilannya tidak seperti sambal yang lazimnya berlumuran cabai merah. Sambal yang satu ini justru seperti kuah gulai yang kental. Ternyata terbuat dari pati santan sehingga muncul seperti gulai. Selain aroma gurih dari santan, bau petai yang khas juga membuat air liur menetes.

Tak hanya hidangan gurih yang disuguhkan di rumah makan dengan ruang terbuka ini, ada juga teri berbalut cabai merah. Cukup pedas. Ada pula jenis sambal lain, terbuat dari ikan haporas. Ikan kecil ini pun diasap sehingga sambal pun beraroma khas. Lantas, sama seperti di Rumah Makan Sipirok dan Nasrul Sibolga, daun ubi tumbuk pun tak ketinggalan. Sari kehijauan daun singkong yang berbaur dengan santan memunculkan kuah berwarna agak hijau. Tak kalah menggoda juga.

Rumah Makan Padang Sidempuan

Jalan Darussalam simpang Sei Belutu

Medan

Rita N./Toni H./Dok. TL

Yuk bagikan...

Rekomendasi