Secangkir kopi dalam perjalanan, saat terbang, saat nongkrong di resto atau kafe. Foto: shutterstock

Secangkir kopi rasanya jamak kita lihat dinikmati orang ketika sedang melancong. Di Bandara sambal menunggu keberangkatan, terbanyak tentu ketika di destinasi sambal nongkrong di kafe atau resto seraya menikmati kudapan khas tempat tersebut. Atau, mencicipi kenikmatan khas sembari menyelami keindahan kota atau alam.

Secangkir Kopi

Bagi sejumlah pelancong, wajib hukumnya untuk menikmati suasana kedai kopi ataupun kafe dengan suguhan secangkir kopi khas saat pelesiran. Wisata kopi telah menjadi pilihan para pelancong. Tidak lagi terpaku pada wisata belanja, kuliner, sejarah, dan lain-lain.

Ada beberapa daerah yang memang terkenal dengan budi daya dan tradisi meneguk kopi, sehingga deretan kedai kopi mudah ditemukan. Di Banda Aceh, Kintamani Bali, atau Medan. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga mancanegara. Tentu dengan suasana dan pilihan sajian secangkir kopi yang berbeda.

Secangkir kopi dalam perjalanan atau mongkrong di resto dan kafe di destinasi seperti bagian dari perjalanan itu sendiri.
Secangkir kopi dalam perjalanan seperti jalan-jalan dengan seorang teman. Foto: dok. shutterstock

Bagi penikmat kopi, yang terpenting bisa menikmati sajian secangkir kopi khas plus suasana kota atau alam yang menjadi lokasi liburan. Di balik kebiasaan ini, berdasarkan sejumlah riset, diketahui bahwa kopi memiliki manfaat bagi kesehatan.

“Sesungguhnya, lebih banyak hal baik dibanding hal buruk dalam kaitan kopi dengan kesehatan,” ucap Frank Hu MD MPH PhD, ahli nutrisi dan epidemiologi dari Harvard School of Public Health di Amerika Serikat. Namun, ia menegaskan, kopi tidak terbukti dapat mencegah penyakit tertentu. Jadi, ia mengingatkan untuk tidak menyalahartikan manfaatnya.

Penelitian umumnya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada para penggemar kopi sebagai responden. Penelitian tidak menunjukkan relasi sebab-akibat. Mungkin saja penikmat kopi mendapatkan manfaat dari pola makan yang sehat, latihan olahraga teratur, atau gen tertentu. Lebih tepatnya, Hu menegaskan, tidak ada kaitan seutuhnya. Namun ditemukan tanda-tanda yang menunjukkan manfaat kopi untuk kesehatan. Tentu ada beberapa hal yang harus dicermati.

Umumnya, sejumlah penelitian mengungkapkan, persentase para penggemar kopi terkena kanker, gangguan irama jantung, dan stroke cenderung lebih kecil. Kemungkinan penggemar kopi menderita diabetes tipe 2, penyakit Parkinson, dan demensia alias kepikunan juga lebih rendah.

Hu menyebutkan kaitan antara kopi dan diabetes tipe 2 sangat kuat karena mengacu pada lebih dari 15 studi yang dipublikasikan. “Mayoritas studi menunjukkan keuntungan kopi untuk mencegah diabetes. Dan sekarang juga ada bukti bahwa kopi tanpa kafein mungkin sama manfaatnya dengan kopi biasa,” tuturnya kepada Webmd.

Kopi mengandung mineral, seperti magnesium dan kromium, yang membantu tubuh memanfaatkan hormon insulin pengontrol gula darah atau glukosa. Pada penderita diabetes tipe 2, tubuh kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin dan mengatur gula darah secara efektif. Menurut Hu, mungkin manfaat itu dipetik bukan dari kafein yang ada dalam kopi, melainkan kandungan lainnya. Ia menambahkan, kopi juga mengandung antioksidan yang tinggi. “Antioksidan membantu pencegahan jaringan sel dari kerusakan karena molekul yang disebut radikal bebas,” ia menjelaskan.

Nah, kaitan kopi dengan penurunan risiko serangan jantung dan stroke juga ditunjukkan sebuah studi. Dilaporkan, risiko peminum 1-3 cangkir kopi per hari untuk masuk rumah sakit karena ritme jantung abnormal atau arrhythmias turun hingga 20 persen dibanding dengan bukan peminum kopi.

Kopi Teman Dalam Perjalanan shutterstock
Secangkir kopi bisa membantu tubuh tetap segar. Foto: shutterstock

“Untuk penyakit Parkinson, data bahkan menunjukkan hal yang konsisten, yakni konsumsi tinggi kopi terkait dengan penurunan risiko penyakit ini,” kata Hu. Ia menambahkan, kopi juga berkaitan dengan rendahnya risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer. Sekali lagi, kebanyakan riset menunjukkan kemungkinan ada kaitan, tapi tidak menunjukkan relasi sebab-akibat. Jadi, jangan buru-buru pula banyak meneguk kopi.

Perut kembung, Diuretik, dan Kalori

Dalam secangkir kopi hitam enam ons, menurut situs myfoodapedia.gov, hanya terkandung tujuh kalori. Namun ketika Anda meneguknya berkali-kali dalam sehari, apalagi menambah krim dan gula, jumlahnya bisa melonjak hingga 48 kalori. Sebab, satu sendok teh gula sepadan dengan 23 kalori.

Meminum kopi bisa membuat Anda bolak-balik ke kamar mandi—meski kopi memang hanya tergolong diuretikringan. Efek tersebut juga muncul jika meneguk kopi tanpa kafein. Selain itu, baik kopi biasa maupun tanpa kafein bisa memicu rasa kembung pada lambung. Pilihannya memang cukup secangkir kopi delapan ons tanpa krim, susu, dan gula. Dapat menyegarkan pikiran sekaligus meningkatkan kesehatan. Namun mengkonsumsi kopi lebih dari 2-3 cangkir sehari bisa membuat tekanan darah Anda naik.

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi