Kampung tematik Semarang jadi pilihan kunjungan jika dlan ke kota ini.

Kampung tematik Semarang bisa dibilang menjadi terobosan yang tergolong cukup baru dan unik dalam dunia pariwisata lokal. Beberapa contohnya yang cukup ramai diminati oleh masyarakat saat ini adalah beberapa kampung tematik di Semarang, Jawa Tengah.

Kampung Tematik Semarang

Kampung tematik sendiri merupakan area tempat tinggal yang umumnya dikhususkan sebagai pusat budaya dan kesenian. Ini salah satu usaha pemerintah daerah dalam pemenuhan sarana dan pra-sarana pemukiman, serta peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal.

Dibentuknya kampung tematik Semarang ini bertujuan agar kondisi pemukiman dapat diperbaiki dan tidak menjadi kumuh, serta meningkatkan potensi ekonomi dan sosial warga setempat. Usaha ini didasari partisipasi warga secara aktif, dan ciri khas pada lokasi tersebut yang unik dan kuat.

Kampung tematik Semarang menjadi andalan kota ini menarik wisatawan.

Di dalam kampung tematik ini, biasanya akan ditemukan beberapa jenis kerajinan tangan dan kuliner khas setempat, dengan usaha berbasis home industry. Semua ditata rapi dan ramah dengan lingkungan, serta sesuai dengan budaya, tradisi dan kearifan lokalnya.

Bagi pengunjung dan wisatawan, hal ini juga semakin menambah alternatif destinasi wisata, yang mampu memberi nuansa berbeda dari lokasi-lokasi wisata yang sudah ada. Ditambah lagi, semakin mudah untuk mencari kuliner dan kerajinan tangan pada lokasi yang sudah terpusat.

Kampung Batik Semarang

Ambil contoh kampung batik yang terletak di area kelurahan Rejomulyo, tidak jauh dari Museum Kota Lama Semarang. Sejak 2005, mereka sudah dikenal sebagai sentra produksi serta penjualan batik, dengan setidaknya sekitar 20-an merek atau jenama batik yang aktif saat ini.

Selain memproduksi kerajinan batiknya sendiri, mereka juga kerap menerima titipan produk dari luar kampung batik tersebut. Tak hanya itu, di tempat ini juga dapat ditemui atraksi lain seperti mural bergaya batik yang menggambarkan kisah pewayangan sebagai spot foto cantik.

Kampung tematik Semarang lainnya yang serupa adalah kampung Alam Malon, yang terletak di area kaki gunung kawasan Ungaran. Di sini juga dapat ditemui beragam produsen batik tulis tradisional dengan kisaran harga produk dari Rp 70 ribu hingga Rp 200 ribu.

Yang cukup spesial, proses produksinya masih terbilang sangat otentik dan tradisional, dengan penggunaan bahan baku yang alami seperti dedaunan kering, sabut kelapa, batang pohon mahoni, dan lain-lainnya. Hal ini tak banyak ditemui lagi di sentra produksi batik lainnya.

Berawal dari beberapa perajin batik di area tersebut yang sudah membuat dan berjualan batik sejak 40 tahun lalu, kini area tersebut dikembangkan sebagai salah satu kampung tematik. Selain menemukan produk-produk batik, pengunjung juga dapat belajar membatik sendiri.

Kampung Misoa

Bagi yang ingin berburu kuliner tradisional, dapat mencoba mengunjungi kampung tematik Semarang seperti kampung Misoa. Misoa, yang merupakan singkatan dari Mie dan Soto Ayam, terletak di area kelurahan Brumbungan, kawasan pusat kota Semarang.

Soto Neon Pak Nie Semarang
Warung Soto Neon Pak Nie sebagai bagian dari Kampung Tematik Semarang di Kampung Misoa. Foto: DOk. Soto Neon

Kampung tematik Semarang ini dinamakan demikian karena mayoritas warganya merupakan penjual ragam makanan seperti soto ayam, tahu pong, mie ayam, dan lain sebagainya. Sehingga sejak 2018, area ini diresmikan sebagai salah satu kampung tematik bertema kuliner.

Hingga saat ini, kampung Misoa sudah mampu menandai eksistensinya sebagai salah satu sentra kuliner khas Semarang. Beberapa destinasi wisata kuliner unggulan di tempat ini, seperti Soto Neon dan Tahu Pong Brumbungan, kini ramai diminati banyak pengunjung.

Kampung Petis

Kampung tematik bertema kuliner lainnya adalah kampung petis dan mangut di kelurahan Tambakharjo, wilayah barat Semarang. Kampung tematik ini masih cukup baru karena baru diresmikan tahun 2021 lalu, dan menawarkan aneka olahan petis dan mangut khas Semarang.

Umumnya, warga di kawasan ini mayoritas berprofesi sebagai nelayan, dengan hasil tangkapan seperti ikan sembilang dan sebagainya. Dari hasil tangkapan tersebut, ada yang kemudian diolah menjadi petis dan mangut.

Kampung Tematik Semarang ada bermacam-macam, dari kerajinan seperti batik, kuliner, hingga kampung tanaman bonsai.
Kuliner khas Semarang Petis Bumbon. Foto: dok. jatengprov.go.id

Petis adalah olahan udang atau ikan yang dimasak bersama gula merah, karamel dan garam hingga menjadi saus berwarna hitam pekat, dengan rasa manis gurih. Adapun mangut merupakan sejenis gulai ikan yang dimasak dengan santan dan cabe, bercita rasa pedas gurih.

Sejak 2021 silam, tempat ini diresmikan pula sebagai salah satu kampung tematik kuliner. Bersamaan dengan itu, dibangunlah sebuah pujasera yang menjadi wadah sekaligus pusat penjualan petis dan mangut di kampung ini.

Kampung Bonsai Semarang

Uniknya, terkadang kampung tematik tidak melulu bertemakan kerajinan atau kuliner tradisional saja. Kampung Bonsai di kelurahan Ponganan, misalnya, merupakan kampung tematik yang menjadi sentra tanaman bonsai di Semarang.

Awalnya, warga di sekitar area ini kebanyakan berprofesi sebagai pengrajin pot. Seiring semakin maraknya seni budidaya tanaman bonsai, beberapa di antaranya juga mulai menjajakan beragam hasil tanaman bonsai.

Oleh karenanya, pada 2010 lalu area ini ditetapkan sebagai kampung tematik yang menjadi sentra penjualan bibit serta tanaman bonsai. Tak kurang sekitar 40 pengrajin tanaman bonsai yang kini melayani demand lokal dan nasional, bahkan tiga di antaranya sudah go international.

Harga tanaman bonsai yang dijual di sini bervariasi, mulai dari raturan ribu hingga puluhan juta rupiah. Ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi harga, seperti proses pembuatannya, umur tanaman, hingga kualitas estetika dari tanaman tersebut.

Selain itu, masih banyak lagi jenis-jenis kampung tematik lainnya di Semarang, seperti kampung Jajan Pasar yang menjadi sentra penjualan dan eduwisata ragam jajanan pasar, atau kampung Konveksi yang kini mampu memproduksi ribuan potong kaos dan jaket per minggu.

Ke semuanya memiliki ciri khas, gaya, serta produk menarik bagi wisatawan yang berburu kuliner atau oleh-oleh. Ke depannya, tren dan konsep kampung tematik ini akan terus menjadi salah satu opsi bagi pemerintah daerah dalam menggali potensi pariwisata di daerahnya.

Kampung-kampung Tematik Semarang

Kampung Batik Rejomulyo

Jl. Batik Gedong, Rejomulyo, Semarang

Kampung Alam Malon

Kelurahan Gunungpati, Semarang

Kampung Misoa

Kelurahan Brumbungan, Semarang

Kampung Petis dan Mangut

Kelurahan Tambakharjo, Semarang

Kampung Bonsai

Kelurahan Ponganan, Semarang

Kampung Jajan Pasar

Jl. Stonen Timur, Gajahmungkur, Semarang

Kampung Konveksi

Desa Sodong, Purwosari, Semarang

agendaIndonesia/audha alief P

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi