Prasmanan Nini Anteh

4 kuliner Tasikmalaya ini bisa menjadi pilihan saat melintasi kota di Jawa Barat itu saat perjalanan ke arah Jawa Tengah. Atau sebaliknya. Tentu ada banyak restoran yang juga terkenal di jalur tersebut, namun empat tempat ini bisa menjadi alternatif. Pilihannya mulai dari yang ringan seperti keong sawah atau biasa disebut tutut, hingga nasi tutug oncom yang mengenyangkan.

4 Kuliner Tasikmalaya

Melintasi atau khusus berkunjung ke Tasikmalaya tak hanya dibikin senang dengan pilihan belanja berupa barang-barang kerajinan tangannya yang beragam. Seperti kelom geulis, atau payung kertas, dan wayang glek. Selepas berbelanja, wisatawan perlu sajian untuk sekadar isi perut atau eksplorasi kuliner khas.

Kupat Tahu Esah

Kupat tahu ada di banyak kota, namun ada juga yang merupakan sajian khas Tasik. Di kota ini, ada warung kupat tahu yang sudah buka sejak 1958, yakni warung Kupat Tahu Hj. Esah. Penyajiannya sama seperti umumnya. Tahu dan ketupat dibelah, lalu dicampuri bumbu kacang tanah. Selain tahu dan ketupatnya, yang membedakan kupat tahu Hj Esah dengan yang lain adalah bumbunya,. ” Ada rasa tersendiri dan beda dari yang lain,” ujar seorang pengunjung warung tersebut.

Tahu yang disajikan tergantung permintaan konsumen, bisa digoreng garing, setengah matang, ada pula yang meminta tahu hanya sebentar digoreng lalu disajikan. “Ada yang minta tahu tanpa ketupat dan ketupatnya saja,” kata Asep Suja’i, anak kandung Hj Esah. Seporsi kupat tahu dibanderol Rp 15 ribu. Warungnya berada di pertigaan Jalan Empang dan Jalan Pemuda atau 150 meter dari bekas kantor Bupati Tasikmalaya.

Kupat Tahu Esah

Jalan Empang Nomor 24

Tasikmalaya


Tutut Gule Nini Anteh
Olahan dari tutut alias  keong sawah atau siput air sekarang mulai dikenal. Bila Anda penggemar siput ini, saat berkunjung ke Tasik bisa mampir ke Rumah Makan Nini Anteh, yang dikenal dengan olahan tutut gule alias gulai tutut. Pengelola Nini Anteh, , awalnya pesimistis tutut gule akan diminati pengunjungnya.Ternyata, tamu tua dan muda menyukainya.

Saat ini, Rumah Makan Nini Anteh mengolah minimal 5 kilogram tutut per hari. Untuk bahan baku, tutut masih banyak ditemukan di daerah Tasikmalaya dan Ciamis. “Dikirim dari Ciamis dan Gunung Galunggung,” kata seorang pengelola. Cara makannya pun cukup unik, yakni diseruput. Bisa saja tutut diambil dengan cara dicongkel dengan tusuk gigi. “Tapi seni makan tutut itu dikecrok atau diseruput,” ucap seorang pengunjung.


Selain tutut gule, kuliner Sunda zaman dulu juga disajikan di Rumah Makan Nini Anteh. Pengunjung bisa melahap angeun poloy atau talas, oseng ampas tahu, dan oseng jantung pisang. Menariknya, bangunan rumah makan ini merupakan bekas ruang kepala stasiun zaman Belanda. Kursi, meja, dan lemari yang digunakan pun buatan zaman baheula.

RM Prasmanan Nini Anteh
Jalan Dewi Sartika Nomor 14

Tasikmalaya



Tutug Oncom Kalektoran
Sajian yang tidak boleh terlewat saat mengunjungi Tasikmalaya adalah nasi tutug oncom. Makanan ini terdiri atas nasi putih yang dicampur oncom, yang sudah disangrai dan dibumbui. Tempat makan tutug oncom, yang cukup terkenal adalah Kalektoran. Nasi tutug oncom di sini terkenal karena kenikmatan oncom yang disajikan. Selain itu, ada sambal sebagai penambah kenikmatan tutug oncom. Nasi tutug oncom cocok disajikan dengan gorengan, telur ceplok, dan ayam goreng.


Tutug Oncom Kalektoran awalnya berlokasi di pinggir Jalan Kalektoran. Kini, tempat makan tersebut sudah memiliki bangunan permanen. “Awalnya di pinggir jalan sekitar 1999, tapi kami kemudian pindah ke sini,” kata Sumartini, pemilik Kalektoran.

TO Kalektoran
Jalan Kalektoran (100 meter dari Masjid Agung Kota Tasikmalaya)


Es Sirop Bojong Ibu Momoh
Setelah menyantap makanan khas Tasikmalaya, kini giliran mencicipi minuman khas, yakni es campur. Warung dikenal dengan nama Es Sirop Bojong Ibu Momoh yang sudah dijual sejak 1972. Es campur ini terdiri atas cincau hitam, tape ketan hitam, nangka, nanas, kelapa muda, alpukat, dan durian. Bahan-bahan tersebut ditambah santan, gula, dan es. Bahkan ad yang dicampur dengan durian, tentu ini bagi yang menggemarinya.

Penikmat es sirop Bojong ini berasal dari kalangan muda dan tua. Kalangan tua banyak yang mencicipi es ini untuk sekadar nostalgia. “Mereka ingin membandingkan ada perubahan rasa atau tidak. Insya Allah kami menjaga dan mempertahankan cita rasa,” kata Dodi, pemilik Kedai Es Sirop Bojong.


Es Sirop Bojong Ibu Momoh

Jalan Ampera Barat Nomor 207,  Panglayungan

Tasikmalaya

******


Yuk bagikan...

Rekomendasi