Bakwan Malang menjadi salah satu makanan yang dicari wisatawan ketika mengunjungi kota terbesar ke dua di Jawa Timur ini. Begitupun, kadang nama ini menimbulkan kebingungan: adakah yang dicari itu makanan sejenis bakso, ataukah sejenis gorengan?
Bakwan Malang
Orang luar Malang sering menyebut bakso Malang dengan panggilan Bakwan Malang. Bagi warga Malang sendiri makanan ini tetap disebut bakso. Sebab, buat mereka bakwan adalah jenis gorengan berbahan dasar tepung ditambah beberapa sayuran, seperti kubis, kecambah, dan wortel yang dipotong kecil-kecil. DI sejumlah daerah lain kudapan ini memiliki sebutan khas, di Jawa Barat misalnya, disebut bala-bala. Sementara Di sebagian Jawa Tengah dinamai pia-pia. Sebagian daerah di Jawa Timur lainnya, termasuk Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Blitar, dan Mojokerto mengenalnya dengan nama ote-ote.
Jika ditelisik lebih luas, makanan gorengan yang disebut sebagai bakwan ada di lebih banyak daerah. Dengan penyebutan yang beragam. Di Lumajang dan Madiun disebut weci. Di luar Jawa, sebagian warga Sulawesi Selatan menyebut bakwan sebagai kandoang, sedangkan di sebagian Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT) makanan ini populer dengan nama makao.
Lalu bagaimana hubungan bakwan yang gorengan dengan bakso di Malang? Apa boleh buat, orang dari luar Malang kadung menyebut bakso Malang ini dengan sebutan bakwan Malang. Mereka punya dalih. Meskipun sepintas terliha sama, ada beberapa perbedaan antara bakso umumnya dan bakso Malang.
Menurut pecintanya, bakso yang umumnya disebut Bakso Solo, Jawa Tengah, isinya biasanya terdiri dari campuran bakso halus atau bakso urat dan mi kuning atau mi putih. Kuah bakso Solo terlihat lebih kental karena merupakan kaldu daging sapi, yang umumnya merupakan kaldu hasil rebusan tulang-tulang iga dan sum-sum sapi yang membuatnya betul-betul gurih dan berlemak. Pada kuahnya, kadang juga disertakan kondimen seperti lemak atau tetelan daging.
Sementara itu, Bakwan Malang memiliki kuah yang lebih ringan dan bening. Ia memiliki pilihan jenis bakso yang lebih bervariasi, seperti bakso halus, bakso urat, bakso goreng, bakwan rebus, pangsit goreng, dan tahu rebus. Kadang juga menawarkan sejumput mi kuning.
Pada perkembangannya kondimen Bakwan Malang semakin bertambah variasinya. Ada kedai-kedai yang, misalnya, menambahkan adonan daging yang dibungkus dengan kulit pangsit yang kemudian digoreng seperti risoles. Pilihan daging di dalam pangsitnya juga bervariasi: sapi, ayam, udang, atau campuran di antaranya. Baksonya pun ada yang digoreng. Kondimen bakwan Malang tergantung selera dan pilihan pembelinya.
Manapun pilihan orang, bakso Solo atau bakso Malang, ataupun bakwan dalam arti gorengan berbahan tepung, sejatinya ke dua makanan itu berakar dari tradisi kuliner Tionghoa. Nama bakso berasal dari kata ‘Bak-So’ dalam bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti ‘daging giling’.
Sedangkan kata bakwan juga berasal dari bahasa Hokkien yang berarti “bak” yang artinya daging dan “wan” yang bermakna bola. Jadi, secara harfiah, bakwan dalam bahasa Cina berarti daging berbentuk bola. Sesungguhnya bakwan dalam istilah Cina lebih merujuk pada bakso yang dibuat dari campuran daging dan tepung.
Bakso atau bakwan sendiri di negeri asalnya, dimulai pada akhir Dinasti Ming, di sekitar awal abad ke-17 di Fuzhou. Ceritanya ada seorang pria bernama Meng Bo, tinggal di sebuah desa kecil. Ia tinggal bersama Ibunya. Saat Ibunya makin menua dan mulai tak bisa lagi mengkonsumsi daging karena terlalu liat.
Meng Bo mencari cara agar Ibunya bisa makan daging lagi. Konon, pada suatu saat ia melihat kue mochi. Dari sana lah Meng Bo mengolah daging yang biasanya keras dan a lot ditumbuk kemudian dibentuk bulat. Agar lebih mudah dinikmati, daging bulat-bulat tadi disantap bersama kuah kaldu hangat. Sejak saat itu sang ibu bisa menikmati daging lagi dengan rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan daging biasa.
Lantas, kenapa ada nama bakwan di Indonesia yang berbeda dengan di negara asalnya? Bisa jadi, hal ini disebabkan karena bakwan yang kita kenal merupakan campuran dari berbagai macam budaya yang masuk Indonesia. Bakwan yang dikenal di Indonesia sekarang merupakan hasil adaptasi dan kreasi dari warga lokal. Tepung tetap dipertahankan, namun daging yang harganya relatif mahal, diganti dengan sayur.
Banyak sekali variasi bakso atau bakwan yang dapat Anda nikmati di Malang, mulai dari bakso yang di gerobak sampai yang ada di restoran. Untuk yang di restoran di antaranya ada: Bakso President, Bakso Cak Man, Bakso Horeg, Bakso Damas, Bakso Dong, Bakso Bakar Pahlawan Trip, Bakso Cak Kar dan masih banyak tempat makan bakso lainnya. Mungkin jika ada waktu saat main ke Malang, bisa Anda coba satu persatu karena setiap tempat memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Berikut sejumlah pilihan.
BAKSO PRESIDENT MALANG; Jl. Batanghari No.5, Rampal Celaket, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65111
BAKSO KOTA CAK MAN; Jl. Letjend S. Parman No.56A, Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65122
BAKSO GUN; Jalan Kawi Atas No.41 A, Bareng, Klojen, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65116
BAKSO DAMAS; Jl. Soekarno – Hatta No.75-74, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65142
BAKSO BAKAR PAHLAWAN TRIP; Jl. Pahlawan Trip No.3A, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65145
AgendaIndonesia
*****