Oleh-oleh Pontianak ternyata cukup beragam, meskipun mungkin variannya belum sebanyak daerah-daerah yang sudah menjadi pusat-pusat pariwisata di Indonesia, seperti Bali, Yogya, atau Medan. Tapi cukup mudah untuk memilih barang atau makanan sebagai buah tangan sepulang dari ibu kota Kalimantan Barat ini.
Oleh-oleh Pontianak
Kita tahu semua, tidak banyak kota di dunia yang dilintasi garis maya khatulistiwa atau garis equator. Garis Lintang 0 derajad sebagai lintasan matahari. Beruntung Indonesia punya Pontianak, di Kalimantan Barat. Dalam dua kali setahun, di kota ini terjadi fenomena alam yang disebut kulminasi—kondisi yang menyebabkan sebuah benda kehilangan bayangan karena menyatu dengan obyeknya. Ini karena matahari betul-betul tepat berada di atas kota ini. Lucu kan, kita kehilangan bayang-bayang kita sendiri?
Keunikan tersebut menjadi daya tarik bagi turis lokal ataupun mancanegara. Saat pulang, para wisatawan itu biasanya ingin membawa buah tangan yang khas. Umumnya berupa miniatur Tugu Khatulistiwa sebagai bukti pernah berada di kota di titik lintang 0 derajad. Kalaupun bukan itu, pasti orang ingin membawa makanan kecil atau makanan khas setempat. Apa saja pilihan yang ada di kota ini? Berikut alternatif yang bisa dipilih.
Miniatur Tugu
Rasanya belum sah berkunjung ke Pontianak jika tidak membeli miniatur Tugu Khatulistiwa sebagai cendera mata. Suvenir yang satu ini memang unik. Sebab, menyimpan kisah yang menarik dari terjadinya sebuah fenomena alam. Bentuknya yang indah pun membuatnya cocok dijadikan dekorasi ruang tamu.
Miniatur yang dibingkai dalam kaca semakin menjadi indah dengan adanya pemasangan hiasan lampu. Ada yang terdiri atas dua lampu dan lima lampu. Bahkan ada pula miniatur Tugu Khatulistiwa yang dapat berputar pada porosnya. Harganya bergantung pada besar-kecilnya ukuran. Miniatur terkecil dihargai Rp 25 ribu dan terbesar Rp 500 ribu.
Sapta Pesona Khatulistiwa; Jalan Khatulistiwa; Pontianak, Kalimantan Barat; Buka pukul 09.00-17.00
Lidah Buaya Segar
Aloe vera atau yang lebih dikenal dengan nama lidah buaya identik sebagai oleh-oleh khas Pontianak. Bahkan tak jauh dari pusat kota dibangun kawasan agrowisata yang dikenal dengan nama Aloe Vera Center. Di sepanjang jalan menuju pusat lidah buaya tersebut berjajar warung atau toko yang menjual berbagai olahan lidah buaya. Dari tepung, dodol, kerupuk, hingga minuman.
Nah, minuman sari lidah buaya ini cukup digemari karena rasanya manis dan menyegarkan. Apalagi bila dinikmati dalam keadaan dingin. Potongan daging lidah buayanya empuk dan tidak berserat. Uniknya, para pengolahnya bisa menghilangkan lendir yang biasa melekat pada daging lidah buaya. Harga per baloknya hanya Rp 10 ribu dengan isi lima bungkus kecil.
Sun Vera; Jalan Budi Utomo A6 No. 3; Pontianak, Kalimantan Barat; Buka pukul 07.00-17.00
Dodol Pink
Semua daerah di Indonesia rasanya memiliki dodol. Kue tradisional Nusantara yang populer ini hampir bisa dijumpai di setiap daerah dengan berbagai nama, bentuk, dan rasa. Di Sumatera Barat, dodol dinamai gelamai. Sedangkan di Riau terkenal dengan nama lempuk. Adapun di Jawa Tengah dikenal dengan nama jenang. Lain lagi di Jawa Barat, tapi ada yang terkenal, yakni dodol Garut.
Di Pontianak sendiri namanya tetap dodol. Tapi dengan embel-embel: kelapa Segedong. Penambahan embel-embel kelapa dan Segedong tak lepas dari bahan yang digunakan dan asal pembuatannya. Disebut dodol kelapa karena menggunakan bahan dari kelapa. Adapun disebut Segedong karena tempat itu merupakan daerah pembuat dodol. Jika biasanya dodol berwarna cokelat, warna dodol kelapa Segedong ini justru merah muda alias pink. Harganya hanya Rp 10 ribu per bungkus.
Pondok Pengkang Peniti; Jalan Raya Peniti Luar Km 30; Pontianak, Kalimantan Barat; Buka pukul 06.00-24.00
Kelegitan Lempok
Mirip-mirip dengan dodol, Pontianak juga terkenal dengan lempok. Oleh-oleh khas Pontianak ini banyak dijual di pusat oleh-oleh di kota ini. Sebagian besar wisatawan yang pernah mampir ke Pontianak pasti membeli lempok durian Pontianak. Sensasi kelegitan lempok dan rasa duriannya yang dahsyat pasti membuat kangen bagi yang sudah merasakannya. Satu bungkusnya dijual beragam. Salah satu toko, yang menjual lempok durian seharga Rp 35 ribu per bungkus dengan isi 10 bungkus kecil, saya sambangi.
Toko Asia; Jalan Pattimura No. 12; Pontianak, Kalimantan Barat; Buka pukul 06.30-21.00
Kopi Pontianak
Jika berkunjung ke satu daerah hampir dipastikan kita dapat menemukan kopi dengan mudah. Begitu pula di Pontianak. Ada satu produsen kopi yang populer di Kota Khatulistiwa itu. Tokonya terlihat seperti bangunan lama. Begitu pula dengan lemari penyimpan atau meja yang digunakan sama kunonya.
Namun yang menarik adalah kopi yang dijualnya. Aroma kopi ini sebetulnya biasa saja. Justru cenderung lembut. Tetapi cukup tebal. Kopi ini rasanya cocok untuk peminum yang tidak mementingkan aroma, tapi mementingkan ketebalan dan kekentalan kopi. Tersedia dalam berbagai kemasan. Mulai ukuran 100 gram sampai dengan satu kilogram. Yang ukuran ½ kilogram dihargai Rp 28 ribu.
Kopi Obor; Jalan Tanjung Pura No. 21; Pontianak, Kalimantan Barat; Buka pukul 08.00-15.30
agendaIndonesia/Andry T./Aditya N/TL