Karimun Jawa adalah surga pecinta pantai pasir putih yang tak jauh dari Jawa. Ia seperti kalah pamor dari pantai-pantai di Bali atau Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Mungkin juga karena lokasinya yang harus menempuh perjalanan laut 2-3 jam dari kota Jepara.
Karimun Jawa
Untuk menuju ke Karimun Jawa, terutama dari Jakarta, biasanya orang menuju ke Semarang terlebih dahulu. Tentu dengan menggunakan penerbangan. Rute Jakarta-Semarang dilayani sejumlah maskapai penerbangan, seperti Garuda Indonesia, Lion Air, atau Air Asia.
Dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, kita menuju ke Dermaga Samudra Tanjung Emas, melanjutkan perjalanan dengan pelayaran 3,5-4 jam menuju Karimun Jawa.
Bila cukup punya waktu dan ingin menikmati wisata di utara Jawa, semisal Demak dan Kudus, pengunjung bisa mencapai Karimun jawa melalui Jepara. Via perjalanan darat, Semarang-Jepara bisa dicapai sekitar 1,5 jam. Dari sini, pengunjung tinggal menyeberang dari Dermaga Kartini di Jepara ke Pelabuhan Penyeberangan Karimun Jawa dengan waktu tempuh 2,5-3 jam.
Bagi yang suka mabuk laut, di masa sebelum pandemi, ada pilihan terbang dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, dengan pesawat Cassa 212 milik Deraya Air ke Bandara Dewandaru, Karimun Jawa. Jika ingin menggunakan cara ini, periksa dulu ketersediaan penerbangannya.
Tiba di Karimun Jawa, pengunjung dapat menyewa kendaraan roda dua atau empat untuk mengelilngi pulau itu. Untuk sepeda motor, tarifnya Rp 75-100 ribu per hari. Sedangkan tarif mobil sekitar Rp 500-650 ribu, tergantung jarak. Misalnya, jika ingin mencapai pantai Tanjung Pengantin, perlu waktu 2-3 jam jika menggunakan mobil. Sedangkan bila naik sepeda motor cukup satu jam. Akses jalan menuju Tanjung Pengantin tidak terlalu bagus, kecil, dan berbukit.
Tanjung Pengantin adalah salah satu spot wisata yang diminati banyak pengunjung. Ceritanya, ada dua bukit batu setinggi tujuh meter menghadap ke barat di tengah Pantai Tanjung Pengantin, Desa Batulawang, Kecamatan Kemojan, Karimun Jawa. Di depannya, ada batu yang lebih kecil berbentuk seperti meja. Pengantin terkutuk, demikian nama kedua batu karang yang berdiri gagah itu.
Penduduk setempat percaya dua batu besar ini adalah jelmaan Ahmad dan Fatimah, sepasang muda-mudi yang dikutuk karena kawin lari. Disebut “batu pengantin” karena posisinya yang seperti pengantin sedang mengucapkan ijab kabul.
Terlepas dari legenda yang yang ada, Tanjung Pengantin memiliki panorama alam yang sangat indah. Terletak di perbatasan dua pantai dangkal dan dalam, pantai ini menghadirkan warna kontras yang memukau. Biru untuk laut dalam dan hijau muda pada laut dangkal.
Di laut dangkal, pengunjung dapat berjalan kaki hingga 50 meter ke tengah untuk mendekati batu pengantin. Air laut yang dilewati paling tinggi hanya sebatas dada. Sepanjang 50 meter itu, jalur laut yang dilewati berupa karang yang ditumbuhi rumput laut. Tepat di bawah batu pengantin terdapat gua bawah laut berdiameter tujuh meter. Bila beruntung, penyelam yang menjelajahi gua bawah laut dapat menemukan sarang ikan kerapu macan atau Epinepehelus fuscoguttatus.
Kerapu macan berukuran besar dengan panjang mencapai 120 sentimeter. Ikan ini tersebar luas di wilayah Indo Pasifik. Sepuluh tahun terakhir, kerapu menjadi ikan favorit untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya cepat, daya tahan terhadap perubahan lingkungan relatif kuat, juga harga jualnya yang lumayan bagus.
Tanjung Pengantin berada di Kecamatan Kemojan menjadi tempat berdiam suku Bugis yang menyeberang dari Makassar ke Karimun Jawa. Meskipun akulturasi sudah terjadi di Karimun Jawa, orang-orang Bugis ini tetap mempertahankan budaya mereka. Salah satunya dengan membentuk Kampung Bugis, yang bercirikan rumah-rumah panggung khas Bugis.
Rumah Bugis ini menjadi salah satu atraksi yang cukup memikat bila p engunjung ingin mengeksplorasi Pulau Karimun Jawa bagian utara. Sebab, selama ini yang terkenal dari Karimun Jawa adalah pantainya. Padahal, tinggal di Kampung Bugis dapat menjadi alternatif wisata yang menarik.
Pengunjung bahkan bisa meminta sajian khas Bugis, seperti barongko atau pisang kukus, lapek Bugis, dan coto. Warga Bugis di Karimun Jawa butuh waktu lebih lama untuk mencari bahan makanan. Mereka harus menyeberangi laut ke Jepara untuk mendapat bahan-bahannya.
Selain Tanjung Pengantin, wisatawan bisa belajar melaut ala nelayan Bugis sekaligus mencari ikan di Pantai Batulawang. Atau, ada empat pulau yang bisa dikunjungi.
Pulau Menjangan Besar. Bila masih belum puas dengan satu lokasi wisata, berlayarlah menggunakan perahu nelayan menuju Pulau Menjangan Besar. Ini merupakan pulau terdekat yang menawarkan atraksi unik, yakni berenang bersama hiu. Di pulau ini memang ada penangkaran hiu, selain pengembangbiakan penyu.
Pulau Menjangan Kecil. Menyuguhkan air kehijauan dengan terumbu karang dan ikan-ikan yang menggoda, Pulau Menjangan Kecil bisa dicapai hanya 15 menit dari Menjangan Besar. Airnya berwarna hijau transparan, menyajikan pemandangan gugusan terumbu karang nan menawan. Wisatawan pun seolah terbang di atas air sambil dikelilingi ikan zebra ekor putih (Dascyllus aruanus).
Pulau Tanjung Gelam. Pulau ini bisa menjadi tujuan berikutnya setelah Pulau Menjangan Kecil. Dapat dicapai lewat darat maupun laut, Tanjung Gelam memiliki pantai berpasir putih dihiasi pohon-pohon kelapa dengan posisi miring. Cocok untuk rileks sembari menikmati keindahan mentari tenggelam.
Pulau Cemara Besar. Perlu waktu satu jam dari Pulau Karimun Jawa untuk mencapai pulau yang berada di Taman Nasional Karimun Jawa ini. Anda harus berhati-hati saat berada di perairan pulau berpasir putih dan tenang ini. Sebab, terdapat sejumlah ikan beracun.
Cheta N./TL/agendaIndonesia
*****