Goyang lidah ala temanggung, Jawa Tengah di antaranya ada sego gono.

Goyang lidah ala Temanggung mungkin belum banyak yang hapal luar kepala. Maklum, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah masih belum menjadi destinasi utama. Kota kecil ini biasanya cuma dilewati jika orang hendak menuju Wonosobo dan Dataran Tinggi Dieng.  

Goyang Lidah ala Temanggung

Temanggung mungkin lebih dikenal sebagai salah satu penghasil kopi. Ya, sebagai penikmat kopi, Temanggung tentu tak asing. Kabupaten ini dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah. Kopinya juga dipertimbangkan masyarakat dunia saat berhasil masuk delapan besar festival kopi di Swedia dan dipamerkan di pergelaran bertajuk Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Atlanta, Amerika Serikat. 

Menyeruput secangkir kopi tentu lebih nikmat jika dipadu dengan camilan, entah ringan maupun berat. Dan Temanggung punya punya padanan untuk kopinya. Tertarik? Ini ada 5 yang bisa jadi pilihan.

Sego Gono

Inilah makanan khas Temanggung yang kini jarang ditemukan di pasar-pasar tradisional. Namun, penganan ini bisa ditemukan di perhelatan tertentu. Sego gono disajikan ala kadarnya, tapi cita rasanya sama sekali tak sekadarnya. Nasi kukus berbumbu ini dilengkapi mbayung (daun lembayung, daun dari kacang panjang), kubis, tempe, teri, kacang, dan parutan kelapa muda. Aromanya begitu menggoda. Saat disantap hangat-hangat, rasanya jempolan.

Bila ditambahkan ikan asin goreng atau rempeyek, hmm… semakin enak. Kenikmatan ini bisa jadi timbul karena kesungguhan juru masaknya. Bisa juga karena menggunakan dandang gerabah dan kukusan bambu. Atau bisa jadi karena teknik mengukus dengan memperhatikan urutan, seperti nasi-sayuran-nasi-sayuran-dan seterusnya. Tak perlu merogoh kantung lebih dari Rp 5 ribu untuk dapat menikmati seporsi sego gono.

Pasar Papringan; Dusun Kelingan, Desa Caruban, Kabupaten Temanggung

Pasar Entho; Jalan Diponegoro, Parakan,Kabupaten Temanggung

Goyang lidah ala Temanggung masih jarang ditengok orang, padahal banyak yang bisa jadi teman ngopi.
Kupat tahu dari Temanggung hampir mirip dengan saudaranya di Magelang. Foto: Dok. shutterstock

Kupat Tahu

Jarak Magelang ke Temanggung tak lebih dari satu jam perjalanan. Tak ayal,  kulinernya pun terpengaruh. Salah satunya ditandai dengan keberadaan kupat tahu. Penganan ini berisi potongan ketupat, tahu goreng, dan tauge, sama seperti yang disajikan di Magelang.

Selain itu, seporsi kupat tahu dilengkapi dengan bakwan sayur, potongan kol, cincangan kubis atau seledri, guyuran bumbu kacang setengah cair dengan rasa lebih manis dan gurih–karena dipadukan dengan gula merah cair, dan bawang goreng. Nah, seporsi kemewahan kupat tahu yang disajikan diganjar tak lebih dari Rp 15 ribu. 

Kupat Tahu Batoar; Jalan Gilingsari Pandean, Kabupaten Temanggung

Bakso Lombok Uleg

Bakso seoertinya hanya sajian biasa. Namun, di Temanggung, lain ceritanya. Ada bakso lombok uleg yang dikenal sejak 1950-an dan telah melekat dengan daerah tersebut. Tak sulit ditemukan. Jaraknya kurang lebih 1,5 kilometer arah timur Alun-alun Temanggung, tepat di ruas Jalan Sudirman. Warung Bakso Lombok Uleg Pak Di, demikianlah warung itu dikenal.

Seporsi bakso lombok uleg seharga Rp 14 ribu terlihat punya tampilan berbeda. Hal yang pertama dilakukan penjual setelah pelanggan memesan menu adalah menghaluskan (uleg, dalam bahasa Jawa) cabai rawit di mangkuk. Tingkat kepedasannya dapat disesuaikan, yakni lima cabai untuk kategori sedang dan sepuluh cabai untuk kategori pedas. Setelah itu, potongan-potongan ketupat, tahu, dan bakso dimasukkan, lantas  disiram kuah kaldu panas. Pelengkapnya adalah kecap, bukan saus atau sambal.

Bakso Lombok Uleg Pak Di; Jalan Sudirman Nomor 48 A, Kabupaten Temanggung

Goyang lidah ala Temanggung ternyata banyak ragamnya, dari yang berkuah atau berbumbu kacang.
Pecel khas Temanggung dengan daun selada air. Foto: Dok. shutterstock

Pecel Kenci Pikatan

Jika ingin menikmati olahan selada air atau kenci–sebutan masyarakat Temanggung untuk selada air, seporsi pecel kenci Pikatan bisa jadi jawabannya. Di Pelataran Parkir Pikatan Water Park yang berada sekitar 3 kilometer arah tenggara pusat Kota Temanggung, beberapa warung makan sederhana menyajikan menu itu. Kenci Pikatan disajikan bersama mi kuning dan bumbu kacang yang sudah ditumbuk halus dengan tingkat pedas sesuai dengan selera. Seporsi pecel mi dihargai Rp 6 ribu. Bila tambah nasi putih, harganya menjadi Rp 10 ribu. 

Meski tampilannya biasa, manfaat mengkonsumsi kenci tidak main-main. Selain kaya akan kandungan vitamin sayuran rendah kalori ini mengandung fitonutrien alami yang berperan sebagai antioksidan. 

 Pecel Kenci Pikatan; Pikatan Water Park; Jalan Raya Pikatan Mudal, Kabupaten Temanggung

Jajan Pasar Temanggung

Bila singgah di Pasar Entho yang berjarak sekitar 10 kilometer arah barat laut dari Kota Temanggung, kemungkinan Anda akan teringat dengan Pasar Gang Baru di kawasan Pecinan, Semarang. Meski barang dagangan yang dijajakan berbeda, penampakannya hampir sama. Lantas, apa yang membuat Pasar Entho ini istimewa? Bisa jadi karena beragam penganan tradisional khas Temanggung yang dijual di sini, mulai Rp 1.000. 

Sebut saja entho cotot (singkong yang telah dihaluskan, kemudian diisi gula pasir dan digoreng), ndas borok (terbuat dari parutan singkong/ketela pohon, kelapa, dan gula jawa yang kemudian dikukus), pipis kopyor (berisikan roti tawar, pisang, kelapa kopyor, dilengkapi kuah santan), cetot (singkong yang digiling halus kemudian dicampur dengan kelapa parut sebelum dikukus, dimakan bersama srundeng manis), ketan jali (terbuat dari ketan dengan bulir besar, diolah dengan santan, dimakan dengan parutan kelapa yang sudah dimasak dengan gula merah), buntil daun lumbu (daun talas yang diisi dengan teri, petai Cina, tempe, kelapa parut), dan masih banyak lagi.

Pasar Entho; Jalan Dipenogoro, Parakan, Kabupaten Temanggung

TL/agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi