Ayam Goreng Pak Supar sudah memanjakan lidah orang sejak 1974.

Ayam goreng Pak Supar Semarang mungkin tenggelam di antara nama-nama besar kuliner di ibukota Jawa Tengah itu. Maklum saja, di kota ini ada begitu banyak makanan enak. Sebut saja aneka soto yang begitu banyak dijajakan, atau tahu pong dan babat gongso. Pokoknya semua makanan enak.

Ayam Goreng Pak Supar

Di antara rimba kuliner enak itu, terselip satu kedai ayam goreng yang sesungguhnya sudah lama menjajakan menu andalannya. Nama kedainya Ayam Goreng Sop Buntut Pak Supar.

Pak Supar sudah menjajal kebolehannya memasak sejak 1974. Awalnya, ia menjajakan masakannya dengan gerobak dorong. Dalam perjalanan waktu, dagangannya laris dan terus berkembang. Saat ini ia sudah mempunyai sebuah rumah makan yang selalu membuat para penggemarnya mengantri.

Ayam goreng Pak Supar bisa jadi kulner, tapi alau oleh-oleh bisa ke kampoeng semarang
Kampung Semarang, pusat oleh-oleh.

Kedai ayam goreng Pak Supar tempatnya tidak terlalu luas, mungkin kapasitas tempat duduknya sekitar 50 orang saja. Jadi jika pecinta kuliner tengah mampir ke Semarang dan ingin mencicipi ayam goreng atau sop buntut di sini, bersiaplah dengan antrian pengunjung yang memenuhi bagian depan tempat makan.

Peminat sajian andalan Pak Supar ini seolah tak ada habisnya. Terlebih pada jam makan siang atau makan malam. Selain kadang harus antre, jika sudah duduk pun jarak antarmeja pun tak terlalu longgar.

Meski bukan makanan khas kota ini, ayam goreng Pak Supar digemari banyak penikmatnya. Bukan pemandangan yang aneh saat menjelang makan siang atau malam, pengunjung harus antre hingga satu jam untuk mendapatkan kursi.

Tak sedikit pengunjung yang kemudian memilih untuk membawa pulang ayam goreng atau sop buntutnya. Begitupun tak sedikit pula yang rela untuk menunggu demi mencicipi langsung hidangan ayam kampung goreng dan sop buntut andalan kedai ini.

Menurut para pelayannya, hidangan kedai ini yang menjadi incaran para pelanggannya sudah pasti adalah ayam goreng dan sup buntut. Untuk hidangan ayam goreng, pihak kedai hanya menggunakan ayam kampung dengan umur tertentu.

Ayam Goreng Pak Supar Semarang Legendaris shutterstock

Ayam itu kemudian diolah dengan bumbu khas mereka yang berbeda dari kedai ayam goreng yang lain. Menurut pelayannya, setelah pembumbuan, ayamnya digoreng hingga tenggelam dalam minyak. “Seperti direbus minyak, jadi empuk,” kata salah seorang pelayan.

Salah satu yang juga berbeda dengan tempat makan ayam goreng lainnya, di Ayam Goreng Pak Supar ini, jika ada tamu datang dan duduk makan pelayan akan datang dan bertanya pesanannya.

Jika memesan ayam goreng, biasanya tidak ditanya jumlah potongan yang dipesan. Biasanya pelayan akan menghitung jumlah pembeli lalu nantinya akan membawa satu piring berisi ayam goreng sejumlah pembeli.

Untuk penyajian ayam disesuaikan dengan jumlah yang datang. Jika pengunjung datang beramai-ramai, pelayan akan menyajikan sepiring penuh ayam, yang nanti akan dihitung seberapa banyak yang dihabiskan pelanggan. Namun jika datang sendirian, biasanya disajikan sepotong dada, paha dan sepasang ati ampela.

Soal rasa? Benar saja, saat dicoba, ayam kampung yang umumnya lebih liat dibandingkan ayam negeri menjadi amat empuk. Bisa jadi ini karena proses penggorengan yang terendam minyak.

Sebagai pendamping, pengunjung bisa memilih tiga jenis sambal, yakni sambal manis, yang biasanya langsung disajikan bersama lalapan dan ayam. Selain itu tamu bisa memesan sambal bawang –kadang disebut juga sebagai sambal korek, atau sambal terasi dengan harga Rp 5 ribu/cobek.

Dari ke tiga jenis sambal tersebut, yakni sambal korek, sambal terasi, juga sambal manis khas kedai ini, umumnya rasanya cenderung manis. Untuk yang suka pedas direkomendasikan memilih sambal korek yang paling pedas di antara ketiganya.

Sebelum makan ayam goreng, ada baiknya makan pembuka berupa sup buntut. Dihidangkan masih mengepu panas, sungguh hidangan ini menggoda selera. Daging buntut yang tersaji cukup banyak, dan dipotong besar-besar. 
Saat disesap kuahnya, kaldu pun begitu terasa di mulut. Daging buntut yang empuk sambil sesekali menyesap potongan serat daging yang menempel pada tulangnya.

Besar dan banyaknya daging buntut yang empuk menjadi alasan kepuasan pelanggan di sini. Dalam sehari, Ayam Goreng Pak Supar bisa menghabiskan 10 kilogram daging buntut sapi dan 40-50 kilo daging sapi bagian lainnya.

Daging buntut dipresto sampai dua jam sehingga menjadi empuk. Sedangkan untuk membuat kaldunya, kedai ini menggunakan rebusan tulang yang amat banyak sehingga terasa kental dan keruh.
Jadi kalau dolan ke Semarang dan bingun mau makan apa, bisa jadi Ayam Goreng Pak Supar bisa jadi alternatif.

Ayam Goreng Sop Buntut Pak Supar

Lokasi di Jalan Moh.Suyudi Nomor 48, Miroto, Semarang Tengah, Jawa Tengah.

Buka mulai pukul 10.00 – 22.30 WIB

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi