Banda Neira Maluku ratusan tahun menjadi saksi dan lokasi sejarah perebutan kekuasaan bangsa-bangsa Eropa di Asia. Bangsa Inggris, Belanda, dan Portugis, juga Jepang saling sikut untuk menguasai kepulauan ini. Itu bahkan berlangsung sejak 1529.
Banda Neira Maluku
Banda Neira merupakan salah satu dari sepuluh pulau vulkanik di Kepulauan Banda, Provinsi Maluku. Di balik keindahan alamnya, Banda Neira Maluku pernah menjadi daerah penghasil rempah pala satu-satunya di dunia. Sekitar 500 tahun lalu, nilai segenggam pala setara dengan segenggam emas.
Karena itu Banda Neira menjadi tempat pertama di nusantara yang dikuasai Belanda sebelum Batavia. Dan, seperti disebut di muka, Banda Neira Maluku sempat menjadi wilayah yang diperebutkan Inggris, Belanda, hingga warga lokal untuk mempertahankan wilayah.
Akibatnya pada 1609 terjadilah perang yang melibatkan warga lokal yang dibantu Inggris untuk melawan Belanda. Pertikaian antara Belanda dan Inggris tidak kunjung berhenti. Bahkan saat akhirnya terjadilah pertukaran Pulau Run di Kepulauan Banda Neira yang ketika itu dikuasai Inggris, dengan Nieuw Amsterdam atau Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat milik Belanda. Ini semua demi memonopoli pala.
Di sisi lain sejarahnya, Banda Neira juga pernah menjadi tempat pengasingan sejumlah tokoh pergerakan Indonesia seperti Bung Hatta, Sutan Syahrir, Cipto Manukusumo, juga Iwa Kusumasumantri yang dilakukan oleh Belanda pada 1936. Sebelum akhirnya dua di antaranya Hatta dan Syahrir dipindahkan ke Rumah Pengasingan Hatta-Syahrir di Sukabumi pada 1 Februari 1942 untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sungguh fakta sejarah yang menarik mengiringi keindahan Banda Neira. Lantas, bagaimana dengan keindahan alamnya? Digadang-gadang destinasi wisata Banda Neira Maluku merupakan surga di timur Indonesia sebagai kawasan yang menjanjikan.
Keindahan alam Banda Neira tidak perlu diragukan lagi. Sebagai surga di timur Indonesia, Banda Neira memiliki pemandangan alam eksotis dan masih terjaga hingga sekarang.
Tak hanya keindahan laut yang berkilauan mengelilingi setiap sudut Banda Neira. Namun juga terumbu karang dan kekayaan bawah laut, yang membuat Banda Neira menjadi tempat menyelam yang diakui secara internasional.
Belum lagi dengan adanya peninggalan situs bersejarah yang akan membawa kita mengenal lebih dalam keindahan Banda Neira sebagai daerah yang pernah diperebutkan bangsa Eropa.
Pulau Hatta
Terletak di ujung timur Kepulauan Banda, Pulau Hatta sebelumnya bernama Pulau Rozengain. Memiliki hamparan pasir putih yang terbentang luas dengan ombak yang tidak terlalu besar adalah keunggulannya.
Salah satu spot terbaik di Pulau Hatta ada di Kampung Lama. Daya tarik tempat wisata ini adalah taman laut yang indah, pantai yang bersih, hingga adat istiadat yang masih terjaga dengan baik.
Keindahan bawah laut adalah juaranya, karena terdapat berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang masih terjaga. Satu lagi yang tak kalah menarik, Pulau Hatta sangat cocok untuk penikmat senja.
Pulau Pisang
Selanjutnya adalah Pulau Pisang, atau juga dikenal dengan Pulau Syahrir. Nama lain tersebut diberikan karena Pulau Pisang sering dikunjungi oleh Perdana Menteri pertama Indonesia tersebut.
Hanya perlu waktu sekitar 30 menit perjalanan dari Pulau Neira, kita bisa langsung menikmati keindahan keindahan alam di Pulau Pisang yang juga menjadi surga para penyelam. Di bawah laut Pulau Pisang kita bisa bertemu gerombolan ikan dan biota laut yang indah di kedalaman rata-rata 18-25 meter.
Gunung Api Banda
Bukan di laut, spot wisata di Banda Neira Maluku selanjutnya adalah Gunung Api Banda. Gunung dengan nama asli Gunung Ganapus ini memiliki ketinggian 656 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Jika tertarik, puncak Gunung Ganapus bisa dicapai dalam waktu 3-4 jam saja. Jangan khawatir, saat tiba di puncak Gunung Ganapus rasa lelah akan langsung terbayar dengan melihat keindahan Banda Neira dari ketinggian yang dikelilingi hamparan hijau yang luas.
Bahkan di sini juga menjadi rumah bagi 23 jenis burung endemik. Menariknya, Gunung Ganapus juga memiliki spot menyelam yang cantik dan diakui dunia, yaitu Magma Flow.
Lava Flow
Berbeda dengan kedua pulau sebelumnya, Lava Flow memiliki pasir hitam dan terumbu karang yang diselingi oleh sisa-sisa reruntuhan Gunung Api Banda.
Jauh dari kata mengerikan, justru bekas letusan gunung berapi ini menghasilkan vegetasi bawah laut tumbuh dengan subur, rimbun, dan indah. Salah satu biota laut penghuni perairan Lava Flow adalah Lion Fish. Bahkan spot ini sering disebut sebagai “Temple of Lion Fish”
Uniknya, karena gunungnya masih aktif, maka sesekali ada uap panas yang merembes dari sela pasir hitam yang pekat. Bahkan, saat berenang air laut terasa lebih hangat dibandingkan biasanya.
Benteng Belgica
Tidak hanya pemandangan alam, Banda Neira juga menyimpan nilai sejarah penting bagi Indonesia. Terdapat situs sejarah Benteng Belgica yang menjadi ikon Banda Neira.
Bangunan berbentuk pentagonal ini ada di ketinggian 30 mdpl. Siapa sangka, ternyata bangunan yang berlokasi di Bukit Tabaleku Naira Tenggara, Pulau Neira, Maluku ini merupakan buatan bangsa Portugis pada abad ke-16.
agendaIndonesia/kemenparekraf-berbagai sumber
*****