Berburu batik semakin asyik jika langsung ke tempat atau kampung sentra produksinya.

Berburu batik bisa dilakukan sambal melakukan tur ke Jawa dengan menyusuri kampung-kampung batik. Perjalanan bisa dilakukan dari barat menuju timur, dari Jakarta dan berakhir di Madura. Atau bisa sebaliknya, dari Surbaya menuju Cirebon.

Berburu Batik

Batik menjadi warisan budaya yang tak ternilai di Indonesia ini. Bahkan kecintaan pada batik membuat kemunculan beragam jenis batik dari berbagai daerah.

Meski pada awalnya batik identik dengan Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Sejumlah kota di pulau ini pun melengkapi dengan wisata khusus batik dengan menata kampung batiknya.

Tidak sekadar melihat-lihat tentunya, berburu batik pun menjadi aksi yang menarik bagi wisatawan. Wisata batik bisa dimulai dari Cirebon dan berakhir di Bangkalan, Madura. Ini perjalanan berburu batik di enam kota sepanjang Jawa.

Batik Pesisir Jawa Barat

Dari Jakarta, sebaiknya berangkat pagi. Tujuan pertama dalam berburu batik ini adalah Cirebon, Jawa Barat, yang mempunyai khas corak pesisir. Jarak 231 kilometer itu bisa ditempuh dalam 2-3 jam dengan kendaraan beroda empat melalui jalan tol.

Berburu batik bisa diawali ke Cirebon, tepatnya ke Trusmi.

Di Kota Udang yang biasa dikunjungi adalah Batik Trusmi. Di sana wisatawan bisa mencermati beragam motif batik Cirebonan.

Selain butik batik yang berada di Jalan Trusmi Kulon nomor 129, Plered, Cirebon, telah berdiri pula toko kedua di Jalan Trusmi Kulon nomor 148 Plered, yang lebih luas dan lengkap. Bahkan dilengkapi dengan arena bermain untuk anak-anak.Berburu

Selain busana batik untuk santai maupun acara formal, bisa ditemukan beragam aksesori bercorak batik. Harga bervariasi, mulai terendah sekitar puluhan ribu hingga bernilai jutaan.

Untuk yang ingin membawa oleh-oleh berupa makanan, bisa juga dibeli di sini. Bahkan jika ingin mencicipi empal gentong dan lain-lain, para penjaja bisa ditemukan di dekat pusat belanja ini. Jadi, bisa sekalian makan siang.

Batik Trusmi, Jalan Trusmi Kulon Nomor 129, Plered, Cirebon

Kota Batik Pekalongan

Puas dengan batik Cirebonan yang berwarna menyegarkan, saatnya melaju ke Kota Batik di Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 140 kilometer dari Cirebon. Pekalongan adalah nama kota yang sudah begitu lekat dengan warisan budaya Nusantara yang satu ini.

Sebagai “gudang” batik, ada beberapa pilihan kampung batik, seperti Kampung Batik Kauman, yang berada di seberang alun-alun. Jalan masuk berupa gang kecil yang di sisi kiri-kanannya dipenuhi rumah yang telah menjadi toko atau pabrik batik.

Salah satu pilihannya Nulaba Bati dan Garmen. Busana yang ditawarkan dari daster, celana, kemeja, hingga lembaran kain yang dipatok mulai Rp 50 ribu. Di kampung ini, kegiatan membatik sudah lekat pada 1950-an dan sekarang bisa ditemukan sekitar 200 pembatik. Produknya beragam, dari batik tulis, cap, hingga cetak.

Pilihan lain berburu batik di Pekalongan adalah Kampung Pesindon, di Jalan Hayam Wuruk. Ada pula Kampung Wiradesa dan Kedungwuni. Lokasinya tidak berjauhan, sehingga Anda mudah menelusurinya. Bila sudah terlalu sore bisa langsung ke sentra penjualan batik yang berada di jalur utama Pantura. Di antaranya Pusat Grosir Batik Setono Pekalongan dan Pusat Grosir Batik Wiradesa. Di kota tersebut, Anda juga bisa singgah ke Museum Batik.

Bila ingin menjelajahi semua kampung dan juga museum, sebaiknya Anda menginap di kota ini. Cukup banyak penginapan di sini.  

Kampung Batik Kauman, Jalan Kauman, Pekalongan

Kampung Pesindon, Jalan Hayam Wuruk, Pekalongan

Batik Tulis Mataram

Esok paginya setelah perburuan batik di Pekalongan rampung, saatnya menuju Yogyakarta yang berjarak sekitar 183 kilometer. Perjalanan mengasyikkan melewati jalur penuh kehijauan. Bisa memilih jalur tol via Semarang dan Solo. Bisa pula melalui jalur lama via Magelang.

Berburu batik di Yogyakarta bisa langsung menuju ke kampung batik Giriloyo yang sudah ada sejak abad 17.
Kampung batik Giriloyo. Foto. Dok. shutterstock

Ada beberapa lokasi yang menarik di daerah istimewa ini, seperti Kampung Batik Giriloyo di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Hanya berjarak sekitar 17 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Yogyakarta. Dikenal sebagai tempat perajin batik tulis khas Keraton Mataram. Tidak hanya menemukan batik tulis, turis bisa juga ikut kursus singkat membatik.

Kampung batik, yang bisa menjadi pilihan lain, berada di Kali Tirto, Mangunan, Berbah, Sleman. Bahkan kawasan ini telah menjadi desa wisata dengan tawaran komplet bagi turis. Tidak hanya soal batik, berbagai tradisi seni—seperti bermain gamelan dan wayang—pun diperkenalkan.

Apabila ingin melihat pembuatan batik dengan media lain, bisa mendatangi Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Awalnya, penduduk desa kebanyakan perajin topeng kayu, wayang, dan mebel. Pada 1998, penduduk desa membuat hiasan corak batik pada beragam aksesori, topeng, dan lain-lain.

Di kota pelajar ini, sempatkan menginap satu malam sebelum menuju lokasi berburu batik selanjutnya. Jika ingin berbelanja batik dengan harga cukup murah, bisa mampir di Pasar Beringharjo.

Batik Laweyan & Kauman

Setelah puas di Yogya, coba habiskan waktu seharian di Solo. Ada satu kampung yang sering dituju wisatawan saat berkunjung ke Solo, yaitu Kampung Laweyan. Tidak hanya hasil karya batik dengan warna-warna terang yang menarik, tapi suasana kampung yang khas. Terdiri atas bangunan lawas yang masih terjaga rapi.

Jangan lupa mampir ke Museum Batik Kuno Danar Hadi. Anda juga bisa mampir ke kampung batik yang berada tak jauh dari keraton. Kampung Batik Kauman namanya. Lingkungannya berupa gang-gang sempit. Jadi sebaiknya Anda memilih untuk berjalan kaki.

Ciri khas batiknya ada pada pewarnaan yang lebih gelap, seperti cokelat kehitaman. Dikelilingi jalan-jalan utama dan keramaian Pasar Klewer, Beteng dan Gladak. 

Seperti perkampungan batik umumnya, rumah pun disulap menjadi gerai batik. Pilihan batik di sini lebih banyak bercorak khas keraton, terutama batik tulisnya. Selain itu, ada pula produk batik murni cap dan kombinasi batik tulis dan cap.

Kampung Batik Kauman, Jalan  Trisula, Kauman Timur, Solo

Kampung Batik Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo

Batik Blasteran Oriental Lasem

Lasem adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dan terkenal dengan produksi batik. Daerah ini memiliki banyak penghasil batik terbaik di Jawa dengan ciri khas batik pesisir yang indah melalui pewarnaan yang berani.

Berburu batik jangan sampai melewatkan mampir ke Lasem. Di sini ada batik dengan motif campuran oriental dan Jawa.
Pembatik di Lasem. Foto: dok. shutterstock

Dari Solo, butuh perjalanan sekitar 4 jam menuju Rembang. Karena itu, perlu berangkat pagi-pagi setelah menginap semalam di Solo. Atau, berangkat malam dan menginap di di Rembang, sebelum keesokan harinya menuju Lasem yang cukup dekat.

Lasem kadang disebut juga sebagai Tiongkok Kecil atau La Petite Chine dalam bahasa Prancis. Alasannya, kota ini merupakan daerah pertama yang dikunjungi ekspedisi Tiongkok di pantai utara Jawa di abad 13 dan 14.

Batik Lasem merupakan salah satu jenis batik pesisiran yang memiliki ciri khas tersendiri. Kekhasan tersebut merupakan hasil dari akulturasi dari budaya Tiongkok dan Jawa.
Pola hias batik digunakan untuk kepentingan keagamaan bersifat simbolis dan bermakna sakral, seperti ragam hias Kawung, Bunga Padma Ceplok, Kalacakra atau Nitik Ceplok, Sayap Garuda (Lar, Sidomukti), Gringsing (Urna) dan Parang yang hanya digunakan oleh Raja dan anggota kerajaan.
Sore atau malam selepas puas belajar gaya batik Lasem, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Surabaya. Tidur satu malam di ibukota Jawa Timur ini. Sebelum keesokan paginya menyeberang jembatan Suramadu ke Madura.

Batik Pusaka Beruang, Jalan Eyang Sambu, Jatirogo, Lasem

Batik Pewarnaan Madura

Ini adalah tujuan terakhir berburu batik sepanjang pulau Jawa. Pagi-pagi wisatawan bisa menyeberang ke Madura. Begitu sampai di seberang, tak jauh dari sana, pengunjung sudah disuguhi pajangan batik-batik warna-warni khas batik Madura,

Batik Madura bukan hanya memiliki keindahan, tapi juga cerminan watak msyarakatnya. Keberanian dan ketegasan orang Madura memunculkan warna-warna berani. Berevolusi lewat adukan beragam budaya, batik madura adalah cermin karakter dinamis, egalitarian, kesukaan untuk serba praktis, sekaligus keinginan untuk tampil berbeda.

Sejarah batik Madura tidak terlepas dari keberadaan kerajaan di Pamelingan yang saat ini dikenal dengan nama Pamekasan. Kemudian, batik tulis Madura mulai dikenal oleh masyarakat umum antara abad ke-16 dan ke-17.

Nah lengkap sudah perjalanan berburu batik sepanjang pulau Jawa ini. Batik Madura dimasukkan karena masih berada di Provinsi Jawa Timur.

Batik Naraya, Jalan Pelabuhan Sarimuna, Peseseh, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi