Brongkos Warung Ijo Bu Padmo menjadi legenda kuliner di sekitar Kali Krasak.

Brongkos Warung Ijo Bu Padmo sudah menahun diakui sebagai salah satu primadona dalam khasanah kuliner Yogyakarta. Lokasinya yang berupa warung sederhana, serta terletak di tepian kota, tak pernah membuatnya lekang oleh masa dan sepi pengunjung.

Brongkos Warung Ijo Bu Padmo

Sudah menjadi rahasia umum kalau sang kota pelajar sendiri sudah lama dikenal dengan ragam kulinernya yang memanjakan lidah. Mulai dari gudeg, bakmi jawa, sate klatak, hingga nasi kucing selalu menjadi buruan penggemar kuliner, baik domestik hingga mancanegara.

Tak ketinggalan adalah brongkos, sajian menarik yang terbuat dari santan dan rempah seperti kluwek, lengkuas, kemiri, ketumbar dan gula jawa. Ia disajikan dengan dituangkan pada sepiring nasi hangat, dengan beragam lauk pauk seperti daging sapi, tahu, telur rebus, serta kacang tolo.

Brongkos Warung ijo BU Padmo berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Suasana Warung Ijo Bu Padmo. Foto: IG Warung Ijo Bu Padmo

Dalam perkembangannya terkadang beberapa bahannya dapat disubstitusi, seperti penggunaan daging kambing atau kacang tanah. Selain itu, saat dihidangkan brongkos juga lazim ditambahkan dengan cabe rawit untuk menambah cita rasa pedas di dalamnya.

Meski secara umum populer sebagai salah satu kuliner khas Yogyakarta, kadang kala brongkos bisa ditemukan pula di beberapa kota di Jawa Tengah, seperti Magelang dan Solo. Disinyalir, keberadaannya sebagai kuliner tradisional di kawasan tersebut sudah bertahun-tahun lamanya.

Bahkan, makanan ini disebut-sebut sebagai salah satu hidangan favorit mendiang Sri Sultan Hamengkubuwono IX, serta sang anak Sri Sultan Hamengkubuwono X. Brongkos juga kerap menjadi salah satu sajian santap siang atau malam bagi tamu-tamu Keraton Yogyakarta.

Maka menjadi tak begitu mengejutkan jika beberapa warung-warung penjaja brongkos yang banyak digemari ternyata sudah eksis sejak berpuluh tahun lalu. Seperti halnya Bronglos Warung Ijo bu Padmo yang sudah berjualan sejak 1950.

Warung ini terletak di kawasan pasar Tempel, yang berada persis di tepi perbatasan antara provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mulanya, warung dapat ditemukan tak jauh dari kolong jembatan kali Krasak.

Masakan Brongkos shutterstock
Ilustrasi Brongkos komplit. Foto: shutterstock

Kala itu, warung tersebut berukuran kecil, dan berada persis di tepi jalan. Kini, untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang terus bertambah, serta akses parkir yang kurang memudahkan, akhirnya warung dipindahkan tak jauh dari area tersebut.

Namun, satu ciri khas yang tak dihilangkan adalah nuansa warung yang berwarna hijau. Dari luar, warung nampak mudah ditemukan dengan warna hijau mencoloknya, dan nuansa tersebut berlanjut hingga ke dalam interior warung.

Dari dinding, meja, bahkan hingga sekedar tutup toples untuk kerupuk dan berbagai pelengkap teman makan brongkos lainnya juga berkelir hijau. Sehingga tak heran, jika kebanyakan pelanggannya lazim memanggilnya dengan sebutan ‘warung ijo’.

Selain dari penampilannya yang unik, alasan mengapa brongkos warung ijo bu Padmo menjadi begitu dikenal tentulah karena brongkosnya yang begitu nikmat. Kuahnya berwarna coklat kehitaman nan pekat, dengan perpaduan rasa manis, gurih dan pedas yang amat menggoyang lidah.

Tak hanya itu, potongan daging sapi di dalamnya juga terasa sangat empuk, dengan rasa bumbu rempah yang begitu meresap. Kalau tak ingin daging, pengunjung juga dapat memilih isi lauk lain, seperti koyor dan babat, serta tentunya lauk brongkos lainnya seperti tahu dan telur rebus.

Dalam penyajiannya, brongkos warung ijo bu Padmo juga dapat disantap dengan tambahan makanan lain, seperti gudeg, sambal goreng krecek, oseng pete dan sayur pecel. Sebagai pelengkap, disediakan pula perkedel, tempe, rempeyek, emping dan berbagai jenis kerupuk.

Kini juga tersedia beragam pilihan sambal yang juga bisa dipilih sebagai pelengkap, seperti sambal udang dan sambal cumi. Jangan lewatkan pula beberapa pilihan minuman segar seperti es jeruk, es tape dan es limun temulawak.

Untuk mencapai dan menjaga cita rasa yang kini disukai banyak pelanggannya, brongkos warung ijo bu Padmo masih memasak dan menyiapkan makanannya dengan metode tradisional, seperti penggunaan tungku kayu bakar.

Kluwek shutterstock
Kluwek, salah satu bumbu utama brongkos. Foto: shutterstock

Metode itu terus dipertahankan, hingga kini usaha warung dijalankan oleh anak-anak bu Padmo. Terbukti, hingga kini warung terus dibanjiri oleh pengunjung, baik warga lokal penggemar brongkos, maupun wisatawan pecinta kuliner.

Dengan pilihan seporsi nasi brongkos yang cukup komplit tersebut, pengunjung bisa mendapatkannya dengan kisaran harga Rp 30 ribu-an. Beberapa pelengkap yang bisa diambil sendiri sesuai selera juga dihargai sekitar Rp 2 ribu.

Konsep warung yang unik, dan hidangannya yang menggugah selera, menjadikan brongkos warung ijo bu Padmo begitu legendaris dan terus banyak diminati. Sebuah cabang di kawasan jalan Magelang, tak jauh dari warung aslinya, kini juga dibuka untuk melayani lebih banyak lagi pengunjung.

Brongkos Warung Ijo bu Padmo buka setiap hari dari jam 07.00 hingga jam 18.00. Yang perlu diingat, kebanyakan pengunjungnya datang pada saat jam sarapan dan makan siang, sehingga terkadang dari jam 17.00 pun bisa saja warung sudah tutup karena laris manis.

Pun warung aslinya kini sudah pindah tempat dan menjadi warung berukuran lebih besar, tetap saja warung kerap dipenuhi pengunjung, terlebih pada akhir pekan dan hari libur. Maka tak ada salahnya mampir juga ke cabangnya yang tetap sama hijaunya dan sama nikmat brongkosnya.

Brongkos Warung Ijo Bu Padmo

Jl. Turi no. 10, Tempel, Yogyakarta

Jl. Magelang no. 18, Tempel, Yogyakarta

Instagram @brongkos_bupadmo

agendaIndonesia/Audha Alief Praditra

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi