Ini 5 Rekomendasi Kuliner Halal di Manado

Ini 5 rekomendasi kuliner halal di Manado. Foto: shutterstock

Ini 5 rekomendasi kuliner halal di Manado, Sulawesi Utara. Meski dikenal dengan beragam jenis kuliner tradisionalnya yang menggoda lidah, penting juga untuk diingat bahwa tidak semuanya merupakan kuliner halal, mengingat banyak dari warganya yang memeluk agama non-Muslim. Sehingga menarik untuk diperhatikan apa saja kuliner khas kota 1001 gereja ini yang halal dikonsumsi bagi wisatawan Muslim.

5 Rekomendasi Kuliner Halal di Manado

Taman Laut Bunaken shutterstock
Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara. Foto; shutterstock
  1. Dego Dego Cafe

Ini yang pertama dari 5 rekomendasi kuliner halal di Manado adalah Dego Dego Cafe yang kerap menjadi salah satu tempat warga Manado dan wisatawan bersantap pagi. Dego Dego sendiri dalam bahasa lokal Manado kurang lebih berarti balai dari bambu, dan kafe ini memang secara visual terlihat sederhana dan tidak terlalu besar.

Namun, setiap paginya kafe tersebut dipenuhi oleh pengunjung, baik warga setempat maupun turis pecinta kuliner yang mencari sarapan. Usut punya usut, ternyata salah satu alasannya adalah kafe ini memiliki menu andalan kuliner tradisional yang lazim menjadi menu sarapan warga Manado, yakni Tinutuan.

Tinutuan, alias bubur Manado, adalah sebuah kuliner tradisional yang begitu populer di Manado. Warnanya cenderung kuning dan sedikit kehijauan, karena di dalamnya terdapat beberapa macam sayuran, seperti bayam dan kangkung. Warna kuning tersebut juga berasal dari olahan labu yang digunakan dalam pembuatannya.

Bubur dibuat dengan mencampurkan beras dan olahan labu, ubi dan jagung yang oleh warga setempat disebut sambiki. Setelah menjadi bubur dan mengental, barulah bubur bisa disajikan dengan menambahkan sayuran yang baru direbus setelah dipesan, serta tambahan daun kemangi untuk menambah aroma sedap.

Bubur Manado atau Tinutuan. Foto Dol Sajian Sedap
Bubur Manado atau Tinutuan. Foto: Dok. Sajian Sedap

Sensasi hangat dan gurihnya bubur, serta segarnya sayuran menjadikannya salah satu pilihan utama santap pagi bagi warga Manado. Bahkan, karena warga Manado dikenal suka makanan pedas, tinutuan kerap dimakan dengan menambahkan ragam sambal khas Manado, seperti sambal ikan roa atau sambal bakasang, yaitu sambal yang terbuat dari isi perut ikan cakalang.

Seporsi tinutuan pun terhitung murah, hanya sekitar Rp 7 ribu. Begitu populer dan merakyatnya kuliner ini, hingga terkadang kini Manado juga dipanggil sebagai kota tinutuan. Selain tinutuan, di kafe ini juga terdapat sejumlah makanan 5 rekomendasi kuliner halal di Manado yang khas lainnya, seperti mie cakalang, nasi goreng cakalang, nasi goreng ikan roa, dan lain sebagainya. Kalau tertarik mampir, Dego Dego Cafe terletak di jalan Wakeke nomor 3.

  • Warung Afisha

Bicara soal 5 rekomendasi kuliner halal di  Manado, maka akan identik dengan beragam jenis sajian seafood. Dan terbilang tidak sulit untuk menemukan restoran-restoran yang menjajakan aneka masakan seafood otentik. Dari restoran tersebut, salah satu yang cukup tenar dan mencolok dengan menu-menu uniknya adalah Warung Afisha, yang berlokasi di jalan Balai Kota.

Ada beberapa menu yang paling direkomendasikan di restoran ini. Salah satu dari 5 rekomendasi kuliner halal di Manado adalah woku belanga, yaitu olahan ikan yang dimasak di dalam belanga atau kuali yang terbuat dari tanah liat. Olahan ikan tersebut diramu dengan bumbu woku yang terbuat dari rempah-rempah seperti daun jeruk, daun kunyit, daun pandan, kemangi dan sebagainya.

Ikan yang diolah biasanya berkisar antara ikan mas. Ikan nila atau ikan kerapu. Walaupun terkadang sering juga dijumpai woku belanga yang menggunakan olahan udang, kepiting, atau bahkan ayam. Ia banyak disukai karena cita rasanya yang pedas dan gurih, serta aromanya yang begitu harum dan menggoda selera.

Menu lainnya yang menjadi primadona adalah rahang ikan tuna bakar. Setelah dibersihkan, ia dimarinasi bumbu sebelum kemudian dibakar sembari dilumuri sambal. Pengunjung juga bisa memesan rahang ikan tuna yang dimasak dengan woku, atau dengan direbus menggunakan kuah asam.

Lain dari itu, Warung Afisha juga menawarkan bermacam jenis ikan lainnya, seperti ikan tude, ikan goropa, ikan tindarung, ikan bobara, dan sebagainya. Yang menarik, dua jenis sambal andalannya, dabu dabu lilang dan rica bakar tampurung, dapat diambil sendiri sepuasnya oleh pengunjung.

Pengunjung diberikan pilihan paket nasi, lauk dan sayur yang harganya mulai dari Rp 40 ribu. Pengunjung tinggal memilih jenis lauk yang diinginkan, serta memilih sayur seperti cah kangkung, acar timun atau terong bakar. Bagi yang tidak terlalu suka pedas, juga bisa meminta agar ikan tidak dibakar menggunakan sambal.

  • Wisata Bahari

Satu lagi restoran seafood yang jadi salah satu dari 5 rekomendasi kuliner halal di Manado adalah Wisata Bahari, yang terletak di Bahu Mall Complex, jalan Wolter Monginsidi Nomor 1. Keistimewaan restoran ini bukan hanya dari aneka masakan seafood yang menggoyang lidah saja, tetapi juga karena ia berlokasi persis di tepi teluk Manado, menyajikan suasana makan di tepi pantai dengan pemandangan laut.

Memandang ke luar, akan terlihat panorama pulau Bunaken dan pulau Manado Tua yang berwujud gunung berapi aktif. Semakin terasa menarik ketika pengunjung menempati area outdoor dari restoran, yang menjadi spot favorit manakala waktu santap malam sambil menikmati pemandangan sunset.

Tak hanya nuansa dan pemandangan yang apik, pilihan menu makanannya pun tak kalah menarik. Menu-menu seperti ikan bobara bakar rica, lobster lada hitam, kepiting saus tiram, cumi cah jamur hitam, dan salad ikan goropa merupakan beberapa yang direkomendasikan. Harga makanannya berkisar dari Rp 20 ribu sampai Rp 140 ribu.

Buka dari jam 11.00 hingga 23.00, Wisata Bahari umumnya cocok menjadi tempat makan bersama teman dan keluarga. Meski berkapasitas sekitar 300 orang, namun restoran ini hampir tak pernah sepi pengunjung, sehingga jika berencana datang beramai-ramai disarankan untuk membuat reservasi terlebih dulu.

  • Rumah Makan Saroja

Siapa sangka, ternyata satu dari 5 rekomendasi kuliner halal di Manado juga memiliki gayanya sendiri dalam menikmati hidangan nasi kuning. Bagi pecinta kuliner yang penasaran ingin mencoba resep nasi kuning ala Manado, Rumah Makan Saroja bisa menjadi pilihan destinasi, karena restoran yang berada di jalan Diponegoro Nomor 9 ini terkenal dengan nasi kuningnya yang unik nan ikonik.

Sudah sejak 1977 restoran ini menjajakan nasi kuning khas Manado, dan sejak itu pula ia menjadi salah satu kuliner paling disukai warga lokal dan paling diburu pelancong. Bahkan, restoran ini pernah diganjar penghargaan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penjual nasi kuning terbanyak, karena begitu laris manisnya nasi kuning buatannya.

Yang membuat nasi kuning Manado ini lumayan berbeda dari biasanya adalah lauk pauknya. Di atas sepiring nasi kuning yang porsinya cukup besar, terdapat isian seperti abon ikan cakalang, semur daging sapi suwir, potongan ubi, kering kentang, bawang goreng, telur rebus, serta sambal. Seporsi nasi kuning komplit dihargai Rp 25 ribu.

Tak jarang yang datang ke restoran ini untuk santap pagi, lantaran sudah buka dari jam 06.00. Tetapi yang menarik, banyak pula yang membeli untuk dibawa pulang, bahkan sebagai oleh-oleh, karena setiap porsi nasinya dibungkus dengan daun roka. Disinyalir, penggunaan daun roka tersebut menambah aroma harum serta menjaga nasi tidak cepat basi.

  • Kios Es Miangas

Tak cuma kuliner main course saja, Manado juga punya beberapa kudapan manis otentik yang menarik untuk dicoba. Salah satu kedai penjual penganan ringan tersebut adalah Kios Es Miangas, kedai kudapan manis yang terhitung legendaris di Manado. Maklum, kedai ini beserta bangunannya sudah eksis sejak 1976 silam.

Es Kacang Merah Manado shutterstock
Es kacang merah yang segar. Foto: shutterstock

Terletak di satu sudut jembatan Miangas, di area jalan Jenderal Sudirman, menu-menu yang ditawarkan juga tidak banyak berubah sejak dulu. Beberapa di antaranya meliputi es buah, rujak buah, aneka juice buah, serta beberapa kue basah khas Manado seperti balapis, lalampa, kolombeng polote, dan sebagainya. Namun, dua menu yang dianggap paling ikonik adalah es brenebon dan gohu.

Es brenebon pada dasarnya adalah kudapan kacang merah yang disajikan dengan es serut, gula merah dan susu kental manis coklat. Sedangkan gohu merupakan potongan buah pepaya yang diracik dengan cuka, cabe, jahe, gula aren dan bakasang, alias isi perut ikan cakalang yang mengandung telur dan sudah melewati proses fermentasi.

Harga penganan-penganannya pun terhitung murah. Seperti gohu yang dihargai Rp 10 ribu, rujak buah Rp 12 ribu, es brenebon Rp 15 ribu, serta kue-kue basah yang masing-masing dihargai Rp 3 ribu per buah. Pengunjung bisa bersantai melepas dahaga dengan kudapan manis, sambil menikmati nuansa retro dari bangunan tua tersebut.

agendaIndonesia/audha alief praditra

—–

Timlo Solo, Sup ala Orang Solo Sejak 1960-an

Timlo Solo, salah satunya Timlo Sastro

Timlo Solo tak seperti banyak masakan khas suatu daerah yang cepat berkembang ke daerah lain. Atau setidaknya punya outlet cabang atau rumah makan yang punya menu ini. Tapi, Timlo seperti betah hanya ‘berkibar’ di kota Batik itu.

Timlo Solo

Setiap lebaran atau akhir tahun, Rumah Makan Timlo Solo di Jalan Urip Sumoharjo kota itu seperti menjadi satu paket dengan kunjungan ke toko Roti Orion bagi warga Solo yang sudah menetap di kota lain. Letak keduanya memang berdekatan, hanya terpisah sekira 200-an meter. Dan ke duanya menjadi serbuan mereka yang mudik liburan. Kadang sampai antri.

Apa sesungguhnya timlo ini? Tak cukup banyak catatan sejarah mengenai asal muasal masakan ini. Namun, dari banyak penulisan artikel mengenainya, garis besarnya timlo adalah salah satu dari begitu banyak resep kuliner yang dibawa pedagang asal Tiongkok ke Jawa. Asal makanan timlo Solo memang diduga terinspirasi dari sup kimplo yang populer di budaya Tionghoa.


Dugaan tersebut terjadi karena orang memahami kimlo sebagai jenis hidangan berkuah yang berasal dari Cina. Masakan tersebut di area Jawa Timur dan Jawa Tengah berkembang menjadi sup dan beredar di kawasan Pecinan.

Untuk timlo sendiri, ada yang mengatakan kalau masakan ini sejenis sup. Namun, tak kurang ada jpula yang mengatakan ia merupakan gabungan sup dan soto. Memang, hidangan ini berkuah bening mirip sup tetapi rasanya gurih menyegarkan seperti soto.

Bumbunya sesungguhnya cukup sederhana, yakni terdiri dari air kaldu ayam, bawang putih, pala, lada, dan taburan bawang goreng di atas nasi. Saat menyantap timlo dengan nasi, bisanya nasinya dipisah atau dicampurkan ke dalamnya seperti ketika kita menyantap soto atau bakso.

Sedangkan kondimennya bisa sangat bervariasi, yakni hati ampela, telur pindang ayam atau kadang telur bebek, daging ayam, dan, nah ini yang paling khas, sosis Solo. Sosis Solo ini seperti risol dengan kulit dari telur dadar dan isian, biasanya, daging sapi giling yang sudah dibumbui. Ada yang basah, alias tidak digoreng, ada sosis Solo yang digoreng.

Sosis Solo itulah kunci kelezatan masakan timlo. Kuah dan isian lain mungkin bisa diduplikasi, namun sosisnya sangat khas.

Timlo Solo

Saat ini tidak cukup banyak restoran atau rumah makan yang menjual timlo Solo yang enak. Salah satu yang terkenal sudah disebut tadi di depan, RM Timlo Solo di Jalan Urip Sumoharjo. Rumah makan ini sudah berjualan sejak awal tahun 1960-an. Hingga kini lokasinya masih tetap. Interior restorannya pun relatif masih sama.

Seperti juga kedai-kedai soto di Jawa, selain masakan utama yang disajikan dalam mangkok, pengunjung juga disuguhi pelengkap lain yang diletakkan di piring-piring di atas meja. Begitu pula di rumah makan ini. Jika tak cukup puas dengan potongan-potongan sosis yang ada dalam mangkok, pengunjung bisa menambahkan sendiri. Tentu hitungannya terpisah.

Kedai lain penjual Timlo yang sangat terkenal dan sudah sangat lama berjualan di Solo adalah Timlo Sastro. Warung makan ini konon mulai berjualan sejak 1962 di daerah Pasar Gede, Solo. Tepatnya di sekitar belakang pasar. Sama seperti Rumah Makan Timlo Solo, Timlo Sastro hingga kini tetap mempertahankan Timlo sebagai menu utamanya.

Timlo Sastro, dikenal juga sebagai timlo Balong, karena diambil dari nama sang pendiri tempat usaha ini, almarhum Pak Sastro. Ia membuka warung tersebut awalnya hanya berupa tenda kaki lima sederhana di sebelah barat pasar. Adanya renovasi pasar suatu ketika membuat Pak Sastro harus memindahkan warungnya ke sudut belakang Pasar Gede.

Yang unik dari Timlo Sastro adalah jam buka yang cukup awal, sekitar pukul 6.30. Ini sudah berlaku sejak awal berdiri. Karena itu, sering kali warung ini menjadi tempat mampir mereka yang baru mendarat dari penerbangan pagi untuk sarapan kuliner Solo.

Pada jam-jam tertentu, ambil menikmati hidangan Timlo, pembeli dihibur oleh alunan musik tradisional, keroncong dan campursari, yang dimainkan dengan kreatif oleh sekelompok pengamen Solo. Nglaras, kata orang Solo.

Pernah mencicipi timlo Solo? Jika belum ayo agendakan kulinermu ke Solo. Berikut pilihannya:

RM Timlo Solo; di Jalan Jend. Urip Sumoharjo No.94, Purwodiningratan, Jebres, Surakarta

Timlo Sastro; di Jalan Kapten Mulyadi No.8, Sudiroprajan, Jebres, Surakarta

Timlo Maestro; di Jalan K.H. Ahmad Dahlan No.60, Keprabon, Banjarsari, Surakarta

Mana yang mau dipilih, sesuai selera saja. Masing-masing warung punya ciri isi timlo tersendiri.

agendaIndonesia

******

Gili-gili Lombok, Keindahan 23 Pulau-pulau Kecil

Google Trends memperlihatkan banyak destinasi lokal yang menjadi incaran para pelancong.

Gili-gili Lombok adalah kekuatan lain wisata ke pulau di timur Bali ini. Gili, yang artinya pulau dalam bahasa setempat, dengan pantai berpasir putih menjadi pilihan menikmati liburan akhir tahun. Jika Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili air sudah mulai dipenuhi wisatawan, coba alihkan ke kawasan Sekotong.

Gili-gili Lombok

Pantai Senggigi boleh jadi menjadi tujuan utama Anda ketika berlibur ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dari sana, umumnya wisatawan lantas menyebarang ke Gili Trawangan atau Gili Meno. Pilihan yang selalu meyenangkan.

Namun, sesekali, tak  ada salahnya jika memilih alternatif pantai lain yang juga tak kalah indahnya. Misalnya pantai-pantai di sejumlah gili di Kecamatan Sekotong di bagian selatan Lombok Barat. Kawasan ini terletak sekitar satu jam perjalanan dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sejumlah pantai berpasir putih dengan panorama menawan menjadi dayatariknya, seperti PantaiMekaki, Pantai Bangko-bangko, dan Pantai Sepi. Di beberapa lokasi ombaknya cukup besar sehingga cocok untuk surfing.

Andalan utama Sekotong sesungguhnya adalah 23 pulau kecil, atau disebut gili, yang berpantai landai dan berpasir putih dengan air laut yang jernih. Perjalanan ke pulau-pulau ini memakan waktu 15 hingga 30 menit menggunakan perahu motor dari Pelabuhan Lembar.  Dari Mataram, pelabuhan ini cuma sekitar 2,5 kilometer  atau lamanya kira-kira 7 hingga 10 menit. Akses lain adalah melalui Pantai Cemara dan Pantai Tawun.

Berperahu ke gili-gili ini cukup mengasyikkan karena laut cukup tenang. Sepanjang perjalanan terlihat kapal feri Bali-Lombok yang sedang melintas. Setiap minggu, di saat kondisi sebelum pandemi, kapal pesiar dari Australia berkapasitas 1.000-2.000 penumpang juga menepi di Pelabuhan Lembar. Dari Lembar, wisatawan bisa menyewa perahu motor untuk menyeberang ke sejumlah gili-gili. Harga sewa perahu motor berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu. Ini harga perahu dengan kapasitas delapan orang untuk seharian, atau biasanya hitungan untuk main ke tiga gili terdekat.

Jika cuma punya waktu seharian, wisatawan bisa memilih hop in-hop off ke tiga gili, yakni Gili Nangu, Gili Sudak dan Gili Kedis. Gili terdekat adalah Gili Sudak, pulau kecil dengan pantai landai berpasir putih yang lembut. Namun, bisa saja perjalanan dimulai ke Gili Kedis yang tak terlalu besar. Di sini wisatawan bisa berenang atau snorkeling.

Gili gili Lombok Snorkeling

Air lautnya yang jernih dan tenang dijamin akan membuat wisatawan betah berlama-lama menikmati alam bawah lautnya. Gugusan terumbu karang yang dihuni beragam flora dan fauna laut menawan akan memancing decak kagum. Gili Kedis luasnya mungkin cuma sekira lapangan bola. Tapi asyik buat dinikmati. Buat yang suka majang foto di akun socmed-nya, gili ini tempatnya.

Kondisi pulau-pulau lain, baik di daratan maupun bawah laut, juga masih sangat terjaga. Alamnya yang tenang sangat cocok untuk menepi, sejenak membebaskan diri dari kesibukan sehari-hari.

Hanya sekitar 10 menit dari Gili Kedis, hop-in selanjutnya adalah Gili Sudak. Biasanya sampai di gili ini pas waktu makan siang, karena di sini dikenal dengan wisata kulinernya. Ada beberapa warung makan pinggir pantai yang menawarkan menu olahan berbagai ikan laut segar, juga udang, cumi, dan kadang juga lobster. Wisatawan juga makan siang ditemani kelapa muda yang segar di sini.

Puas makan siang di tepi pantai, wisatawan bisa melanjutkan hop in-hop off ke pulau ketiga, Gili Nangu. Sama seperti dua gili sebelumnya, Gili Nangu adalah pulau tak berpenghuni. Tapi tempatnya memang asyik. Pasir putih bersih, air yang jernih, dan bawah air yang menarik. Mau ketemu Nemo si ikan badut? Di sini tempatnya.

Dari Nanggu, wisatawan bisa kembali ke daratan Lombok sebelum magrib turun. Tapi jika berminat bermalam, pilihannya adalah mampir ke Gili Gede. Ini gili terbesar di kawasan Sekotong.

Gili Gede memiliki pilihan akomodasi yang lebih baik bagi para wisatawan. Dengan fasilitas dan resor seperti itu, wisatawan ketika ingin dapat menikmati alam dalam jangka waktu yang lebih lama. Meski lokasinya terpencil dan berukuran kecil, wisatawan tidak perlu ragu mengunjungi Gili Gede. Mereka terkesan dengan alam dan fasilitas yang disediakan di sana. Gili Gede termasuk pulau berpenghuni.

Arah pengembangan wisata di pulau-pulau kecil ini akan disesuaikan dengan keunikan dan daya tarik yang ada di masing-masing
pulau. Gili Gede, misalnya, dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari, khususnya wisatawan pemilik yacht. “Ada kekhasan di masing-masing pulau tersebut,” ujar seorang pemandu wisata di sana.

AgendaIndonesia

******

Sop Buntut Ma’Emun, Disruput Mulai 1970

Sop Buntut Ma'Emun Bogor mulai berjualan sejak 1970-an. Foto: shutterstock

Sop Buntut Ma’Emun menjadi alternatif makan siang yang enak di sekitar Bogor, terutama ketika hujan mengguyur kota ini. Sesuai nama kotanya, kota hujan karena kerap diguyur hujan hampir setiap hari ini, tentu terasa cocok menyantap kuliner berkuah yang hangat dan segar.

Sop Buntut Ma’Emun Bogor

Sop buntut memang bukan asli kuliner Bogor, Jawa Barat. Bahkan merunut sejarahnya, masakan ini bukan asli dari tanah air. Di luar negeri, sop buntut pertama kali muncul pada masa abad ke-17 di Inggris. Konon resep makanan ini dibawa kaum imigran dari Prancis dan Belgia. Sop dengan kuah yang kental dan gurih ini pun mulai populer pada abad ke-18.

Dari resep dan bahannya ketika itu, tidak terlalu jauh berbeda dari sop buntut yang kita kenal di sini. Potongan daging ekor sapi yang diolah dan dimasak dengan kentang, tomat, serta ragam bumbu dan rempah-rempah seperti bawang putih dan lain sebagainya.

Buntur Sapi shutterstock
Bahan utama Sop Buntut Ma;Emun tentu saja adalah buntut sapi. Foto: dok. shutterstock

Pada perkembangannya, kuliner ini juga muncul di negara-negara lain dengan karakteristiknya masing-masing. Misalnya di Tiongkok, kuliner ini disajikan dengan cara daging buntut dan kuahnya dipisah.

Di Indonesia, kita juga mengenal gaya serupa, biasanya ini disajikan untuk menu sop buntut goreng atau sop buntur bakar. Alih-alih direbus dan disajikan bersama dengan kondimen lainnya, daging buntut dibumbui dan digoreng atau dibakar terlebih dulu, sebelum disajikan bersama sop atau kuah yang terpisah.

Namun ada pula beberapa kemiripan pada setiap jenis sop buntut di seluruh dunia. Selain bahan bakunya, umumnya daging dan bahan lainnya direbus bersama agar dagingnya menjadi empuk dan bumbu serta kondimennya luruh menyatu di dalam kuah.

Di Indonesia, salah satu sop buntut yang diyakini muncul pertama kali sebagai sebuah menu resmi di restoran adalah di Bogor Café, salah satu restoran yang berada di Hotel Borobudur, Jakarta. Sop buntut ini begitu ikonik karena kuahnya yang menyatu dengan tomat sehingga menjadi begitu kental dan gurih.

Sejak kemunculan menu ini pertama kali di awal 1970-an, sontak ia menjadi kuliner yang begitu disukai banyak tamu dan pengunjung. Saking melegendanya, ketenaran menu tersebut sampai ke telinga para pengusaha kuliner yang tertarik mencoba dan membuatnya sendiri.

Tak lama berselang, satu per satu mulai muncul menu-menu serupa di tempat lain, dari kelas restoran hingga warung pinggir jalan. Semakin hari, sop buntut pun menjadi makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia hingga kini.

Sop Buntut Ma'Emun awalnya dari saat Idhul Qorban, dari daging kurban kemudian diolah dan dibagian ke tetangga.
Sop buntut umunya ditambahi kentang, wortel, dan dauh bawang. Foto: shutterstock

Salah satu yang ikut tergugah untuk membuat warung sop buntutnya sendiri saat itu adalah Siti Maemunah, yang sehari-hari akrab dipanggil Ma’Emun. Sejak kuliner ini booming di era 1970-an, ia pun turut membuka warung sop buntutnya sendiri di Bogor.

Semua berawal ketika halaman rumahnya digunakan sebagai tempat menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha. Ia pun mencoba memasak sop buntut dengan resep sendiri untuk acara syukuran setelahnya. Ternyata, sop buntut buatannya disukai tetangga sekitar. Maka mulailah era Sop Buntut Ma’Emun di Bogor.

Konon, dulunya ia hanya berjualan sop buntut dari tenda kecil di bawah pohon di satu sudut kota Bogor. Barulah sekitar tahun 1990-an dan 2000-an mulai berdiri satu per satu cabang dari warung tersebut agar dapat menampung lebih banyak pengunjung.

Yang cukup spesial dari resep sop buntut buatannya adalah bagaimana daging buntut direbus dalam waktu cukup lama. Ini membuat daging terasa begitu empuk, sampai mudah lepas dari tulangnya. Sementara bagian dalam dagingnya masih terlihat kemerahan meskipun sudah sangat matang.

Karena dimasak lama pula, lemak alami dari daging pun membaur dengan kuah, sehingga terasa kental namun segar ketika diseruput. Selain itu, sop buntut disajikan di dalam mangkok berbahan stainless steel, ini agar panas kuah dapat bertahan lama.

Di dalam semangkok sop buntut Mak’Emun tersebut, juga potongan wortel, kentang, daun bawang dan seledri yang menambah sedap aroma serta rasa. Resep ini masih terus bertahan hingga kini, selepas beliau berpulang dan bisnisnya dilanjutkan oleh cucu-cucunya.

Dan hingga kini pula, sop buntut Mak’Emun makinh banyak penggemarnya, bahkan termasuk dari kalangan Istana. Saat dalam masa bakti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, warung ini kerap diminta menyediakan sop buntut sebagai konsumsi pada acara kenegaraan di Istana Bogor.

Saat ini, paling tidak terdapat empat cabang asli warung sop buntut Ma’Emun ini di Bogor. Kesemuanya dikelola oleh cucu-cucunya, namun memang masih menggunakan nama Ma’Emun sebagai tanda otentisitas.

Porsi semangkok sop buntut  Mak’Emun cukup besar, sehingga terasa cukup mengenyangkan. Selain ditemani dengan nasi, biasanya tersedia juga perkedel dan kering kentang Mustofa yang konon juga banyak digemari oleh pengunjung.

Satu porsi sop buntut ini dihargai Rp 38 ribu, meski dapat naik menjadi sekitar Rp 40 hingga 45 ribu kala hari libur. Sebuah harga yang masih termasuk terjangkau, mengingat banyak sop buntut lainnya yang harganya bisa mencapai Rp 50 ribu, bahkan Rp 60 ribu lebih.

Sate Buntut Mak Emun Ibu Imas
Salah satu cabang Sop Buntur Ma’Emun yang dikelola salah satu cucunya. Foto: Ma”emun Ibu Imas

Jam buka warung-warung tersebut biasanya antara jam 09.00 sampai 18.00. Tetapi perlu dicatat, karena selalu ramainya warung-warung ini, kadang kala sop buntut sudah habis sebelum jam tutup, sehingga lebih baik datang dari awal sebelum kehabisan.

Sop Buntut Ma’Emun Bogor

Jl. Jend. Sudirman no. 48A, telp. 08567072299

Jl. Jend. Sudirman no. 60A, telp. 08121321090

Jl. Bangbarung Raya no. 1, telp. 085691290660

Jl. Pandu Raya no. 3, telp. 087874227245

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Loenpia Semarang, Jejak Kuliner Sejak Abad 19

Loenpia Semarang

Loenpia Semarang menjadi salah satu pilihan buah tangan jika wisatawan berkunjung ke ibukota Jawa Tengah. Loenpia atau sering juga disebut lumpia adalah satu lagi contoh makanan hasil akulturasi dua kebudayaan yang kemudian menjadi ikon tersendiri.

Loenpia Semarang

Perjalanan loenpia telah melampui lebih dari 1 abad dengan pelbagai perkembangannya. Dari berbagai sumber, konon lahirnya loenpia bermula saat seorang pria warga Fujian, atau Provinsi Fu Kien, Tiongkok, bernama Tjoa Thay Joe memutuskan pindah dan tinggal di Semarang. Ia mencoba peruntungan dengan berjualan makanan asal negerinya di kota itu.

Tjoa awalnya membuka bisnis makanan khas negerinya berupa makanan pelengkap berisi daging babi dan rebung. Belakangan ia kemudian bertemu Wasih, orang Jawa yang juga berjualan makanan yang hampir sama, hanya saja rasanya lebih manis dan berisi kentang juga udang. Ke duanya berjualan di tempat yang berdekatan.

Seiring waktu, mereka ternyata saling jatuh cinta dan kemudian menikah. Bisnis makanan yang mereka jalankan pun dilebur dengan beberapa perubahan yang saling melengkapi. Isi lumpia diubah menjadi ayam atau udang yang dicampur dengan rebung, serta dibungkus dengan kulit lumpia khas Tionghoa. Jadilah loenpia seperti yang dikenal saat ini.

Soal penamaan makanannya sendiri, ada dua pendapat. Pertama, nama lunpia berasal dari dialek Hokkian, “lun” atau “lum” berarti lunak dan “pia” artinya kue. Pada awalnya loenpia Semarang tidak digoreng, sehingga sesuai makna lumpia, kue yang lunak.

Pendapat lain menyebutkan, nama makanan itu muncul karena Tjoa dan Wasi menjual jajanan mereka itu di pasar malam Belanda bernama Olympia Park. Masyarakat lalu mengenal panganan hasil akulturasi tersebut dengan nama lumpia karena kesulitan menyebut Olympia. Mana yang benar, walahualam. Yang jelas loenpia atau lumpia kemudian berkembang menjadi salah satu kekhasan Semarang. Termasuk ketika keduanya kemudian membuka usaha secara menetap di Gang Lombok Nomor 11, Semarang.

Dari pasangan ini, loenpia kemudian menyebar. Awalnya pusaka kuliner Tjoa Thay Yoe–Wasih ini diteruskan oleh keluarga Siem Gwan Sing- Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal Tjoa-Wasih. Dari pasangan generasi ke dua tersebut, loenpia makin melebar ketika ketiga anak Siem Gwan-Tjoa Po, yakni Siem Swie Hie, Siem Hwa Nio, dan Siem Swie Kiem, masing-masing membuka usaha loenpia.

Ketiganya mengembangkan loenpia dengan gaya dan resep masing-masing. Semacam diferensiai produk. Loenpia dari trah Tjoa-Wasih kini praktis sudah berada di tangan generasi ke empat dan ke lima.

Warung tertua saat ini, peninggalan Tjoa dan Wasih, masih buka di Gang Lombok Nomor 11, bersebelahan dengan Klenteng Tay Kak Sie. Loenpia Gang Lombok ini kini dikelola oleh generasi ke empat, yakni Purnomo Usodo yang akrab disapa Pak Untung. Ia adalah anak dari Siem Swie Kiem, anak ke tiga  Tjoa-Wasih.

Untung tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayah dan kakeknya di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya adalah racikan rebungnya tidak berbau “pesing”, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.

Loenpia Semarang Kedai Mbak Lien di Gg. Grejen

Lumpia buatan generasi keempat lainnya dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka cabang di Jalan Pandanaran, yakni di depan toko bandeng presto Juwana. Kekhasan loenpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung.

Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram, atau sekarang Jalan MT Haryono, seraya membuka kios-kios baru di beberapa tempat di Semarang.

Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta loenpia Semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang  di luar trah tersebut yang membuat lumpia. Mereka umumnya mantan karyawan dari ketiga keluarga awal. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.

Manakah dari semua merek loenpia ini yang paling enak? Semua kembali kepada selera.

Agendaindonesia

*******

Ini 7 Destinasi Utama Kuliner di Cirebon

Empal gentong adalah salah satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon. Foto: shutterstock

Ini dia 7 destinasi utama kuliner di Cirebonb bagi para wisatawan yang hendak menikmati santapan khas Cirebon. Ada berbagai jenis kuliner khas dan otentik yang dapat dicoba, mulai dari makanan hangat berkuah, kudapan ringan, kuliner malam hari, hingga ragam racikan menu nasi yang menarik dan dapat mencakup bermacam-macam selera. Ini dia 7 destinasi utama kuliner di Cirebon.

Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu kesenian tradisional kota ini. Foto: shutterstock

7 Destinasi Utama Kuliner Di Cirebon

  1. Nasi Jamblang Ibu Nur

Salah satu destinasi kuliner paling terkenal di Cirebon saat ini adalah Nasi Jamblang Ibu Nur, yang terletak di Jalan Cangkring 2 Nomor 34, di area pusat kota yang tidak jauh dari alun-alun Kejaksan. Berada di pinggir jalan dengan bangunan berwarna hijau, tidak sulit untuk menemukan rumah makan hits ini.

Sejatinya, nasi jamblang merupakan nasi dengan porsi moderat yang disajikan di atas daun jati, bersama dengan beragam pilihan lauk pauk, seperti ayam goreng, serundeng, oseng cumi saus tiram, terong balado, pepes jamur, telur asin, semur ati dan ampela, ikan pari cabe ijo, sate kerang, serta bermacam gorengan seperti tahu, tempe, perkedel dan lain lain.

Nasi Jamblang satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon shutterstock
Salah satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon adalah nasi Jamblang. Foto: shutterstock

Semua pilihan lauk pauk tersebut dapat dipilih secara prasmanan. Pengunjung akan disediakan sepiring nasi di atas daun jati, dan kemudian pramusaji akan mengambilkan lauk pauk pilihan sesuai selera. Harga seporsi nasi jamblang bergantung pada lauk yang dipilih, namun biasanya pengunjung menghabiskan sekitar Rp 20 ribu ke atas.

Kuliner merakyat sebagai salah satu 7 destinasi utama kuliner di Cirebon ini dengan kesederhanaannya diperkirakan sudah ada sejak zaman pra-kemerdekaan. Nama ‘jamblang’ sendiri disebut berasal dari sebuah daerah di area tepi kota udang tersebut. Kala itu, masyarakat yang hidup sederhana dan tidak punya banyak uang menggunakan daun jati sebagai alas untuk makan, karena daun pisang lebih sulit dan mahal untuk didapatkan.

Kuliner tersebut lantas populer sebagai makanan tradisional khas warga pesisir di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Seiring perkembangan zaman, mulai muncul pula restoran-restoran yang menyediakan nasi jamblang. Nasi Jamblang Ibu Nur misalnya, adalah usaha keluarga yang sudah eksis sejak 2007 dan masih berupa warung tenda.

Masakan rumahan nan tradisional yang lezat, dengan harga yang ringan di kantong, menjadi sejumlah alasan Nasi Jamblang Ibu Nur menjadi begitu populer dan didatangi warga lokal dan wisatawan pemburu kuliner. Buka dari jam 07.00 hingga 20.30, rumah makan ini tak jarang sudah dipenuhi pengunjung yang mencari sarapan sejak pagi.

Sebagai catatan, oseng cumi saus tiram merupakan salah satu menu andalan yang paling dicari pengunjung. Meski harganya paling mahal dibanding menu lauk lainnya – sekitar Rp 28 ribu sampai 35 ribu, tergantung ukurannya – namun bisa dibilang inilah menu paling menarik dan otentik di restoran ini. Maklum, cumi blakutak yang dimasak bersama tinta hitamnya itu merupakan salah satu hasil laut yang populer di Cirebon.

  • Empal Gentong Haji Apud

Kurang afdol rasanya jika membicarakan 7 destinasi utama kuliner di Cirebon tanpa menyebut empal gentong. Makanan olahan daging sapi berkuah hangat ini sudah lama menjadi primadona kuliner tradisional kota wali tersebut. Salah satu kedainya yang paling populer saat ini adalah Empal Gentong Haji Apud.

Yang menarik, di kedai tersebut tersedia dua jenis menu utama yang ditawarkan, yakni empal gentong dan empal asem. Pada prinsipnya, keduanya sama-sama makanan berkuah dengan isian daging sapi dan jeroannya seperti usus, babat, limpa, paru, kikil dan sebagainya. Perbedaannya, empal gentong menggunakan santan dalam memasaknya, sementara empal asem berkuah bening. Keduanya pun sama-sama dibanderol Rp 25 ribu semangkuk, jadi pengunjung tinggal memilih sesuai selera.

Nama empal gentong sendiri berasal dari cara pembuatannya. Olahan daging sapi beserta rempah-rempah kuahnya dimasak di dalam gentong tanah liat yang diletakkan di atas kayu bakar, selama lebih dari 10 jam. Metode tradisional ini dipercaya mampu membuat masakan menjadi lebih beraroma khas, rasa lebih sedap serta daging yang lebih empuk.

Tidak sulit mencari kedai empal gentong di sekitaran kota Cirebon. Namun bisa dikatakan bahwa Empal Gentong Haji Apud, yang sudah ada sejak 1995, adalah salah satu yang paling terkenal dan paling banyak didatangi pengunjung. Bahkan, selain kedai pusatnya yang berada di jalan Ir. Juanda nomor 24, kini terdapat pula sejumlah cabang seperti di jalan Tuparev nomor 43 dan jalan Otto Iskandardinata, tepatnya di area komplek Pasar Batik Trusmi, untuk memenuhi banyaknya pengunjung.

  • Nasi Lengko Haji Barno

Yang satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon ini juga sayang untuk dilewatkan. Nasi Lengko Haji Barno jadi salah satu alternatif wisata kuliner yang menarik, khususnya bagi mereka yang vegetarian, atau sekedar menginginkan santapan ringan nan sederhana yang cukup mengenyangkan. Harganya pun terbilang sangat ramah kantong.

Nasi lengko juga merupakan kuliner tradisional yang sudah ada sejak lama. Disebut-sebut makanan ini sudah ada sejak era Sunan Gunung Jati, dimana masyarakat hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan, termasuk dalam hal bahan makanan. Nama ‘lengko’ sendiri bermakna langka, yang menggambarkan kelangkaan bahan makanan di masa itu.

Nasi Lengko Cirebon shutterstock
Nasi Lengko menjadi satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon. Foto: shutterstock

Ia kemudian terlahir dari hasil racikan bahan makanan yang masih tersedia kala itu, seperti taoge, tahu, tempe dan timun yang dilumuri bumbu kacang. Dipadu dengan nasi, ia lantas berkembang menjadi makanan merakyat yang populer dan masih menjadi kuliner tradisional yang banyak dicari orang hingga kini.

Nasi Lengko Haji Barno, misalnya, sudah berjualan sejak 1978 dan masih terus mempertahankan popularitasnya. Disinyalir, cara memasaknya yang menggunakan metode dan alat tradisional seperti kompor arang dan kayu bakar menjadi salah satu kunci mengapa cita rasanya terus terjaga dan pelanggannya terus datang kembali.

Sepiring nasi lengko dihargai Rp 12 ribu saja, tetapi itu pun sudah terhitung porsi yang cukup mengenyangkan. Kalau masih terasa kurang, kedai ini juga menawarkan sate kambing yang dibanderol Rp 4 ribu per tusuk. Lokasinya yang terletak di jalan Pagongan nomor 15B, juga mudah dijangkau lantaran berada di area pusat kota dan tak jauh dari alun-alun Kejaksan.

  • Mie Koclok Mang Sam

Mie Koclok Mang Sam menjadi salah satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon, khususnya saat malam hari. Berlokasi di jalan Pekiringan nomor 110, warung gerobak sederhana ini biasanya buka dari jam 18.00 hingga 23.00 dan kerap menjadi pilihan warga setempat dan turis yang hendak mencari makan malam.

Mie koclok sendiri merupakan olahan mie yang dimasak menggunakan santan dan tepung kanji. Hasilnya, kuahnya menjadi berwarna putih yang begitu kental dan gurih. Di dalam semangkuk mie koclok juga terdapat ayam suwir, telur rebus, taoge dan kol. Disarankan menyantapnya saat masih hangat, karena kuahnya bisa cepat mengental dan kaku.

Sebagai pilihan, pengunjung juga bisa memilih bihun sebagai ganti mie. Tak hanya itu, ada pula menu racikan mie atau bihun yang dicampur dengan gado-gado yang tak kalah unik dan menarik untuk dicoba. Semua ragam menu tersebut dihargai sekitar Rp 25 ribu.

  • Sate Kalong

Satu lagi dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon malam yang populer adalah sate kalong. Dinamakan demikian bukan karena ia menggunakan daging kalong atau kelelawar, melainkan karena para penjaja sate kalong biasanya baru berjualan saat malam hari, layaknya kalong yang baru aktif berkeliaran ketika hari mulai gelap.

Sate kalong sendiri aslinya menggunakan olahan daging kerbau. Kemunculannya di awal 1900-an berasal dari banyaknya warga setempat yang masih menganut agama Hindu. Dalam ajaran agama Hindu, sapi dianggap sebagai hewan yang disucikan dan pantang untuk dimakan, dan sate ini masih kerap dihidangkan dalam acara adat dan keagamaan, sehingga sebagai gantinya sate disajikan menggunakan daging kerbau.

Pada perkembangannya, saat ini banyak sate kalong yang dijajakan dengan pilihan antara daging kerbau maupun sapi. Yang tak berubah adalah cara penyajiannya, mulai dari daging yang direbus dengan rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah dan ketumbar, kemudian diolesi gula merah sebelum dibakar, serta penyajiannya yang menggunakan bumbu kacang yang diracik dengan oncom.

Cita rasa dagingnya yang cenderung manis, berpadu dengan bumbu kacangnya yang creamy dan legit, membuatnya jadi satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon yang begitu ikonik. Warung-warung penjual sate kalong umumnya banyak ditemukan di lokasi seperti jalan Lemahwungkuk atau jalan Kesambi, dan umumnya baru mulai buka dari sore – sekitar jam 17.00 atau 18.00 – hingga tengah malam.

  • Es Cuwing

Bagi para pecinta kudapan ringan nan segar, bisa mencoba es cuwing yang merupakan sajian ringan segar khas Cirebon. Di tengah teriknya siang hari di kota ini, es cuwing kerap menjadi pilihan pelepas dahaga yang manis dan segar. Wujudnya sering disebut agak mirip seperti es cincau.

Es cuwing sendiri memang juga terbuat dari olahan daun cuwing yang banyak terdapat di area pesisir seperti Cirebon dan Indramayu. Namun berbeda dengan daun cincau yang lebih lebar dan tebal, daun cuwing cenderung kecil dan tipis. Selain itu, santan yang digunakan juga bertekstur lebih kental.

Penyajiannya kerap menggunakan es serut dan sirup. Di dalamnya juga terdapat beragam isian seperti bubur sumsum, dawet, serta serutan kelapa. Pembeli biasanya juga dapat memilih isiannya sesuai selera. Dalam satu porsi sajiannya, es cuwing umumnya dihargai sekitar Rp 5 ribu hingga 6 ribu.

Selain pelepas dahaga saat panas, es cuwing biasanya juga banyak diburu kala bulan suci Ramadhan sebagai hidangan berbuka puasa. Dan menjadiaknnya satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebon. Bahkan terkadang ada yang membeli secara terpisah untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Salah satu penjual es cuwing yang cukup terkenal adalah Es Cuwing Mang Lilik yang berada di area jalan Kartini.

  • Kue Tapel

Alternatif pilihan kudapan tradisional khas Cirebon lainnya adalah kue tapel. Penganan satu ini sempat mulai langka dan agak sulit dicari, namun belakangan mulai naik daun kembali dan menjadi satu dari 7 destinasi utama kuliner di Cirebob. Ini opsi yang menarik untuk dicoba, khususnya bagi para pelancong yang mencari oleh-oleh.

Ia terbuat dari adonan tepung beras dan parutan kelapa yang dimasak dengan ketan, potongan buah pisang dan gula merah. Sekilas secara penampilan, ia terlihat agak mirip percampuran kue crepe dan kerak telor khas Betawi. Tetapi di balik penampakan luarnya yang terlihat garing, ia terasa lembut ketika dimakan dan bercita rasa manis nan gurih.

Salah satu kedai yang masih menjajakan kue tapel adalah Kue Tapel Ibu Lena, yang terletak di jalan Pagongan, tepatnya di dalam gang Alas Demang 1. Meski sudah berjualan sejak 1968 dan berjualan di area gang kecil, usaha keluarga turun temurun ini masih bertahan dan menjaga kudapan tradisional ini tetap lestari.

Bahkan meskipun kedai ini biasanya buka dari jam 07.00 hingga 15.00, terkadang tak sampai sore hari dagangannya sudah laris manis. Harganya yang hanya Rp 7 ribu per porsi, serta cita rasa otentik yang didapat dari cara memasak dengan kayu bakar yang masih tradisional, boleh jadi menjadi beberapa alasannya memiliki banyak pelanggan setia.

agendaIndonesia/audha alief praditra

—-

Tahu Pong Gajah Mada, Tahu Isinya 0

Tahu pong Gajah Mada salah satu legenda kuliner kota Semarang. Foto: shutterstock

Tahu Pong Gajah Mada Semarang boleh jadi salah satu favorit para pecinta penganan tahu. Kuliner tradisional legendaris ini telah bertahun-tahun menjadi salah satu destinasi pilihan bagi pemburu kuliner khas kota lumpia ini.

Tahu Pong Gajah Mada Atau Tahu Pong Semarang

Nama tahu pong sendiri disebut berasal dari kata kopong, yang berarti kosong atau tanpa isi. Alasannya, tahu ini digoreng sedemikian rupa dalam waktu yang lama, sehingga hasilnya bagian dalam tahu yang biasanya penuh dan padat menjadi kopong.

Ada pula yang mengatakan bahwa nama tahu pong berasal dari dialek Hokkian ‘phong’ yang artinya menggembung. Tahu pong sendiri memang wujudnya cenderung menggembung, dengan isi yang kopong serta kulitnya yang tipis dan garing.

Tahu pong Semarang lazimnya disajikan dengan bumbu kecap yang dicampur dengan petis dan bawang. Tahu lantas dinikmati dengan cara mencocol dengan bumbu kecap tersebut. Tahu yang crispy karena kopong, berpadu nikmat dengan bumbu kecap yang manis dan gurih.

Meski sejauh ini tak ada yang tahu secara persis kapan tahu pong pertama kali muncul, tetapi beberapa sumber meyakini bahwa tahu pong sudah populer beredar di kota Semarang sejak sekitar tahun 1930-an.

Dewasa ini, tahu pong juga disajikan dengan beberapa jenis olahan tahu lainnya. Misalnya, tahu gimbal yang merupakan campuran tahu dengan bakwan udang. Atau tahu emplek, sebutan bagi tahu putih goreng yang masih padat isinya.

Tahu Pong Gajah Mada sudah mulai berjaualan sejak 1950-an.
Gerai Tahu Pong Gajah Mada, Semarang

Tetapi ada beberapa hal yang membuat tahu pong Gajah Mada terbilang spesial dibanding tahu pong lainnya. Misal, tahu pong mereka disebut masih ‘murni’ kopong, tanpa ditambah bumbu atau isian lainnya, mengingat sekarang ada beberapa tahu pong sudah dimodifikasi.

Selain itu, racikan bumbu kecap mereka diklaim unik dan merupakan resep warisan pendirinya dulu. Ada pula tambahan acar lobak putih sebagai teman makan yang menambah cita rasa khas dari tahu pong buatan mereka.

Ditambah lagi, mereka memiliki varian tahu spesial yang dinamakan tahu kopyok telur. Tahu ini dimasak dengan olahan telur yang mirip seperti adonan martabak telur. Setelah digoreng, wujud dan rasanya menjadi mirip seperti Fuyung Hai.

Semua keunikan itu membuat Tahu Pong Gajah Mada menjadi buruan para pecinta kuliner. Pelanggannya pun meliputi figur publik seperti Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan salah satu pengusaha terkaya Indonesia Michael Hartono.

Maka tak heran jika Tahu Pong Gajah Mada kini begitu terkenal dan melegenda. Usaha ini sendiri sudah eksis sejak tahun 1950-an. Kala itu, sepasang suami istri bernama Sutikno dan Ngatini membuka usaha warung kaki lima tahu pong di kawasan jalan Kranggan.

Setelah mulai mendapatkan banyak pelanggan, di tahun 1972 mereka akhirnya memutuskan pindah ke sebuah bangunan tetap di kawasan jalan Gajah Mada agar mampu menampung lebih banyak pengunjung. Kedai tersebut pun masih bertahan hingga kini.

Tahu Pong Shutterstock
Tahu goreng padat di Tahu Pong Gajah Mada. Foto: shutterstock

Tak sulit untuk mencari lokasi kedai ini. Dari Simpang Lima Semarang, jalan Gajah Mada berada di antara Masjid Baiturrahman dan Hotel Ciputra. Setelah melewati dua lampu merah, kedai akan berada di kiri jalan, berdekatan dengan Hotel Gumaya dan Gereja Bethel.

Saat ini, kedai itu dikelola oleh sang anak, Marsiah. Sehari-harinya ia juga dibantu oleh anak-anak serta menantunya. Kendati pengunjung terus ramai berdatangan di kedai dua lantai ini, mereka tidak membuka cabang di tempat lain.

Tak hanya itu, mereka terus berupaya mempertahankan kualitas agar tak kehilangan pelanggan. Tahu-tahu yang mereka gunakan dipesan khusus dari perajin tahu pilihan. Dalam sehari, rata-rata mereka bisa menjual 80 hingga 100 porsi tahu pong.

Resep racikan bumbu kecap serta acar lobak putih warisan turun temurun juga terus dipertahankan. Tahu kepyok telur yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Tahu Pong Gajah Mada juga dibuat dari telur bebek pilihan.

Seperti pada umumnya, tahu pong di sini biasanya disajikan terpisah dengan bumbu kecapnya untuk dicocol. Namun, pengunjung juga bisa menyantapnya dengan mengguyur bumbu tersebut di atas tahu, atau dapat juga menambahkan nasi agar lebih kenyang.

Biasanya, satu porsi tahu pong isi komplit disajikan dengan ragam masakan tahu-tahu lainnya. Tetapi jika anda menginginkan jenis tahu pong saja atau yang lainnya, pengunjung juga bisa memesan menu satuan atau kombinasi untuk masing-masing jenis tahu.

Satu porsi tahu pong isi komplit dihargai Rp 35 ribu. Kalau pengunjung ingin memesan jenis tahu satuan atau kombinasi jenis-jenis tahu tertentu, harganya beragam mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu.

Tahu Pong Gajah Mada Semarang buka setiap hari Senin sampai Sabtu, dari jam 11.00 hingga 17.00. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi (024) 3556440 atau mengunjungi akun resmi Instagram @specialtahupongsemarang.

Tahu Pong Gajah Mada Semarang; Jl. Gajah Mada no. 63B, Semarang

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Sate Klopo Surabaya, Legenda Sejak 1945

Sate Klopo Surabaya

Sate Klopo Surabaya menjadi salah satu ikon kota Pahlawan ini. Ia seperti menjadi penanda bagi mereka yang berkunjung ke ibukota Jawa Timur itu.

Sate Klopo Surabaya

Jalur pedestrian di tepi Jalan Walikota Mustajab Nomor 36, Surabaya, pada Minggu pagi di akhir Oktober lalu hampir dipenuhi orang. Mereka menyemut mengerubungi warung sederhana yang aslinya berkapasitas tak lebih dari 48-an orang itu. Karena masih saat pandemi Covid19, lebih banyak orang yang membeli untuk dibawa pulang. Maka pembeli mengular di luar warung

Di samping kerumunan itu, dua pemanggangan tradisional mengepul. Asap membumbung. Di baliknya, ada dua perempuan mengipasi arang. Mereka memastikan bahwa bara api tetap menyala. Sedangkan salah satu tangannya membolak-balikan sate yang jumlahnya puluhan tusuk.

Aroma daging dan sumsum yang sedang dibakar membuat pengunjung merasa tergoda mencicipi aneka sate yang ditawarkan di kedai sate tersebut. Inilah sate klopo Surabaya atau sate klopo Ondomohen Bu Asih yang tenar di Surabaya. Konon, ia bahkan sudah menjadi legenda. Usianya sama seperti usia bangsa Indonesia. Sebab, sate tersebut mulai eksis sejak 1945.

Bu Asih, pemiliknya, adalah generasi kedua penerus usaha sate keluarga. Mertua Bu Asih asli Madura. Keluarganya menjajakan sate khas Madura yang lain daripada sate pada umumnya.

Letaknya yang berada di tengah kota Surabaya menjadikan Sate Klopo Ondomohen ini mudah dijangkau dari mana saja. Disebut legendaris karenas elain sudah lama berdirinya, ia pun memiliki pengemar yang sangat luas. Tak terhenti pada warga Surabaya saja, tapi bagi siapa saja yang berkunjung ke kota ini.

Nama sate Klopo Surabaya sendiri sering membuat penasaran orang luar kota Surabaya. Pertama, tentu kata “Klopo”-nya. Dan ke dua, kata “Ondomohen”. Yang mudah dijelaskan tentu saja yang ke dua. Dulunya nama Jalan Walikota Mustajab ini adalah Jalan Ondomohen. Rupanya ini terus terbawa ketika nama jalannya berganti.

Lalu nama “Klopo”-nya. Sate Klopo ini, sesuai namanya, memang ketika proses memasaknya menggunakan tambahan kelapa. “Dagingnya satenya saya beri kelapa. Itulah kenapa namanya Sate Klopo. Klopo dalam bahasa Jawa berarti kelapa,” ungkap Asih Sudarmi (60), sang pemilik kedai Sate Klopo.

Seperti cerita bu Asih, sate klopo merupakan sate yang ditaburi dengan parutan kelapa. Sebelum dibakar, dan waktu akan diajikan ke pembeli. Unik dan berbeda. Tak heran, banyak pelanggan antre datang tiap hari. “Mereka suka dengan rasa kloponya,” kata salah pegawai Bu Asih yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di warung, Minggu pagi itu.

Sebenernya Sate Klopo Ondomohen ini seperti layaknya sate kelapa kebanyakan. Daging yang akan ditusuk layaknya sate, dibaluri dengan bumbu parutan kelapa, dibakar dengan arang pake cara tradisional, dan tentunya disajikan dengan bumbu kacang. 

Sate Klopo Surabaya Sedang dibakar
Sat Klopo sedang dibakar.

Keunikan sate klopo Ondomohen khas Surabaya ini adalah bumbu olahannya. Sebelum dibakar daging dilumuri parutan kelapa yang sudah dibumbui terlebih dahulu. Sebagai pelengkap, saat penyajian sate yang suda matang ditambahkan kelapa parutan yang sudah dimasak. Kelapa ini diparut, lalu disangrai sampai matang hingga menyerupai serundeng. Lantas ditaburkan ke atas bagian sate yang sudah matang. Warnanya yang kecokelatan akan menyaru dengan rona sambal kacang.

Ada dua pilihan daging sate yang ditawarkan di sini, yakni daging sapi dan ayam. Tusuk per tusuk bagian satenya dipastikan berdaging. Artinya, tak berkulit sedikit pun. Daging sate itu dibakar sampai empuk. Bagian-bagian permukaannya mengkilap seperti kristal.

Tatkala digigit, tekstur daging yang juicy akan memenuhi seluruh bagian mulut. Tekstur demikian terasa begitu sempurna ketika dipadukan dengan parutan kelapa. Ada sensasi renyah yang mendampingi kecapan demi kecapan.

Harmonisasi makin terasa ketika klopo pada sate klopo Surabaya bertemu dengan bumbu kacang. Gurih dan manis akan berpadu nikmat. Tak heran banyak pengunjung rela antre.

Banyak pengunjung yang terlihat sudah sering menyambangi warung ini dan selalu rela mengantre untuk sekadar jajan sate. Menurut mereka, rasa sate klopo di warung Ondomohen tak tergantikan. “Juaranya sate klopolah,” ujar seorang pembeli saat ditemui di warung itu.

Sate klopo di sini harganya per porsi sate campur dibanderol Rp 28 ribu tanpa nasi. Harga yang sepadan menimbang rasa yang tak mengecewakan.  

Warung sate ini buka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 23.00. Bila ingin berkunjung, sebaiknya Anda datang pagi-pagu benar pada hari biasa. Sebab, pada hari libur, pengunjung harus rela antre cukup lama.

AgendaIndonesia

*****

Wisata Bahari di Kepulauan 1000

Wisata bahari ke kepulauan seribu menjadi pilihan ketika tak mungkin pergi terlalu jauh.

Wisata Bahari ternyata tak perlu jauh-jauh, ini bisa dilakukan di sekitar Jakarta. Di utara ibu negara ini ada gugusan Kepulauan Seribu yang menyimpan keindahan, sejarah, konservasi, dan petualangan. Jangan melihat lepas pantai di utara Jakarta, tapi pergilah lebih jauh sedikit, maka pesona itu akan muncul.

Wisata Bahari

Hari masih terbilang pagi saat Predator, ini sebutan untuk kapal cepat, membelah perairan Teluk Jakarta dari Dermaga Marina, Kawasan Wisata Ancol, menuju Pulau Pramuka di Kabupaten Kepulauan Seribu.Pulau Pramuka merupakan pusat pemerintahan kabupaten yang masuk dalam Provinsi DKI Jakarta tersebut.

Meski bukan tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Seribu, namun geliat pariwisata di pulau ini cukup terlihat. Setidaknya ini terlihat dari tumbuhnya sarana penginapan yang dikelola masyarakat bisa menjadi indikatornya.

Dari Pulau Pramuka inilah wisatawan kemudian memanfaatkan jasa perahu nelayan untuk berwisata mengunjungi pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu. “Wisatawan yang datang ke Pramuka memang hanya mencari tempat untuk menginap, sementara untuk aktivitas wisata mereka akan menyeberang ke pulau-pulau lain,” kata seorang pengelola Aini The Villa di Pulau Pramuka.

Dengan kondisi geografisnya yang berupa gugusan kepulauan, sudah tentu kekuatan sektor pariwisata kabupaten yang resmi terpisah dari Kota Madya Jakarta Utara pada 2001 ini terdapat wisata bahari. Pulau Pramuka, Tidung, Bidadari, Pari, Harapan, Payung adalah sedikit dari sekian banyak pulau yang menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tiga aktivitas utama yang umumnya dilakoni wisatawan di sini adalah wisata pantai, snorkeling, dan diving. Keindahan alam Kepulauan Seribu memang terbentang dari daratan hingga taman bawah lautnya. Panorama tersebut membuat tiga aktivitas tersebut menjadi pilihan banyak wisatawan.

Namun di luar tiga aktivitas tesebut, Kepulauan Seribu masih menyimpan banyak potensi wisata, misalnya wisata pengamatan burung di Pulau Rambut, Wisata Sejarah di Pulau Cipir, Kelor, dan Onrust yang masih terdapat bangunan- bangunan peninggalan zaman kolonialisme Belanda.

Satu lagi aktivitas yang terbilang baru dan cukup menarik dilakukan di Kepulauan Seribu adalah wisata edukasi yakni mengunjungi keramba jaring apung tempat pembudayaan ikan laut. Budidaya ikan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang sedang gencar dikenalkan pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.

Dan kedepannya akan dikembangkan agro wisata di Pulau Tidung Kecil.
Pariwisata di Kepulauan Seribu terbagi dalam dua sasaran yakni wisata edukasi dan wisata bahari. Banyak obyek wisata yang kental dengan nilai pelajaran terutama untuk kalangan anak. Salah satunya tempat pembudidayaan ikan.

Kegiatan budidaya ini sebenarnya sudah lama dikembangkan oleh pihak swasta. Namun kini kegiatan pembudidayaan tersebut juga gencar disosialisasikan kepada masyarakat Kepulauan Seribu. Kegiatan budidaya tersebut juga dikembangkan sebagai aktivitas wisata.

“Wisata budidaya ikan merupakan potensi yang dapat dikembangkan, salah satu yang bisa dikunjungi ada di PT Nuansa Ayu Karamba di Pulau Pramuka,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

Mengunjungi lokasi pembudayaan ikan juga sudah dimasukkan dalam paket wisata beberapa agen wisata Kepulauan Seribu. Di tempat pembudidayaan ikan Nuansa Ayu Karamba ini wisatawan bisa melihat langsung pembudidayaan beberapa ikan seperti kerapu, kakap putih, bandeng, dan napoleon. Wisatawan juga bisa ikut memberikan pakan untuk ikan budi daya disini.

Melihat ikan-ikan yang berebut saat dilempari pakan tentu akan menjadi pengalaman baru, terutama bagi anak-anak. Meski berada diatas laut lokasi pembudidayaan ini sangat aman bagi aktivitas wisata. Mengunjungi keramba pembudidayaan wisatawan akan melewati jembatan kayu yang kemudian disambung dengan jembatan apung.

Selain itu di kawasan ini, di pulau Pramuka, misalnya, juga ada kolam pemancingan yang disediakan untuk pengunjung. Ikan yang dipancing nantinya bisa dimasak di Nusa Resto sebagai teman santap mengisi perut, atau boleh juga dikemas sebagai oleh-oleh perjalanan dari Kepulauan Seribu.

“Di akhir pekan, banyak wisatawan yang sengaja datang ke karamba pembudidayaan ikan yang dikelola masyarakat dibawah binaan pemerintah, maupun ke karamba yang dikelola swasta. Banyak informasi yang bisa didapat pengunjung tentang bagaimana pembudidayaan ikan dilakukan,” kata Kepala Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Seribu.

Wisata bahari di Kepulauan Seribu di antaraya bisa melihat konservasi penyu.n
ilustrasi melihat tukik, atau anak penyu, dilepasliarkan ke lautan tempat habitan mereka. Foto: Dok. shuterstock

Hal lain juga bisa dilakukan adalah menyaksikan konservasi penyu di sejumlah pulau di Kepulauan Seribu. Ini misalnya bisa dilakukan di Pulau Cikaya, pulau Karya, atau pulau Kelapa Dua. Jika menginap dan beruntung, wisatawan bisa menyaksikan proses penyu bertelur, lalu telur-telur itu dipindahkan ke tempat yang aman hingga menetas. Dan, nantinya, dilepaskan kembali ke lautan.

Tidak lengkap rasanya jika berwisata ke suatu daerah tidak membawa oleh-oleh khas buatan masyarakat. Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu telah melakukan upaya pembinaan kepada kelompok ibu-ibu di Kepulauan Seribu, baik dalam bentuk olahan hasil perikanan maupun pertanian yang meliputi teknik penanganan pasca panen, termasuk juga packaging-nya. Hal ini dilakukan agar kemasan produk menarik, sehingga meningkatkan nilai jual dan minat beli terhadap produk tersebut. Beberapa makanan ringan produksi masyarakat yang sayang jika dilewatkan, seperti keripik sukun, stik cumi, kerupuk ikan, dan handycraft.

Keripik sukun adalah makanan khas yang dapat diperoleh di semua pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu. Pembuatan keripik ini sangat sederhana. Setelah dipetik dan dibersihkan, buah sukun dikupas untuk diiris tipis-tipis. Setelah di potong kemudian digoreng dan proses pemberian bumbu dilakukan pada saat menggoreng, selanjutnya dikemas

Meski bisa di dapat di semua tempat, sentra pembuatan Kripik Sukun ada di Pulau Payung. Ada dua jenis buah sukun yang digunakan untuk kripik, sukun duri dan sukun botak. Rasa yang dihasilkan dari sukun duri lebih renyah dibandingkan sukun botak,” kata Juna ibu yang menekuni usaha pembuatan kripik sukun asal Pulau Payung.

agendaIndonesia

*****

Raja Ampat Dan 10 Protokol Untuk Menikmati Keindahannya

Raja Ampat 1 rute menuju Waisai

Raja Ampat, rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan di sebalah barat kepala burung Papua, disebut orang dan para traveler sebagai salah satu spot terindah di dunia. ‘The Last Paradise‘ kata wisatawan dari seluruh dunia.

Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan daerah tujuan penyelaman terbaik yang dimiliki Indonesia. Keindahan bawah lautnya bahkan bagian dari 10 terbaik di dunia. Birunya air laut, gugusan pulau karang di tengah laut, hard coral yang tumbuh melebihi batas air, hingga gua bawah laut, adalah paket lengkap dari wisata Raja Ampat yang menyuguhkan pemandangan alam menakjubkan.

Menjelang akhir tahun, ada pertanyaan, bisakah mengunjungi Raja Ampat? Pilihan menyambangi Raja Ampat untuk liburan tentu bukan asal-asalan. Di penghujung tahun ketika di bagian Barat Indonesia cuacanya tidak menentu, Raja Ampat justru menghadirkan persahabatan.

Konon, dalam mitos masyarakatnya, nama Raja Ampat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat pangeran, kemudian menjadi raja di empat kawasan. Tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu. Wallahualam. Saya hanya berharap inilah tempat “Raja-nya” situs-situs penyelaman yang ada di negeri ini.

Hasil penelitian LIPI dan lembaga lain pada 2002 mencatat, lebih dari 540 jenis karang keras, yang artinya 75 persen dari jenis total di dunia, ada di Raja Ampat. Juga terdapat 1.000 jenis ikan karang dan 700 jenis Moluska. Tak ada tempat lain di dunia ini yang memiliki kelengkapan biota laut seperti itu.

Raja Ampat Dari udara

Berdasar laporan Travelounge beberapa tahun silam, beberapa spesies spesifik Raja Ampat yang bisa dijumpai saat menyelam antara lain Kuda Laut Katai, Wobbegong, dan Pari Manta. Ada sekitar 30 situs penyelaman di kawasan Raja Ampat. Masing-masing memiliki karakteristik. Beberapa yang popular antara lain; Mike’s Point yang merupakan batu karang berbentuk jamur. Di situs ini kita bisa temui soft coral, rombongan sweetlips, dan barracuda. Di kedalaman 25-27 meter terdapat cerukan yang mengeliingi batu karang. Kita menyelam menyusuri cerukan tersebut untuk menghindari arus yang cukup kuat.

Kumpulan Baracuda juga banyak ditemui di tempat lain, seperti di situs penyelaman Sleeping Barracuda, Cape Kry, dan Blue Magic. Berada di tengah kumpulan puluhan Baracuda tentunya merupakan pengalaman yang menakjubkan. Barracuda termasuk jenis yang Agresif, sewaktu-waktu dapat menyerang kita terutama jika ia sedang sendiri.

Situs populer lainnya yang wajib kita selami adalah Manta Point. Ada tiga lokasi di mana kita bisa menyaksikan ikan Pari Manta (Manta birostris). Manta Sandy, Manta High Way, dan Manta Coral. Di tiga lokasi itulah kita bisa menyaksikan kumpulam Pari Manta yang seolah menari dalam jarak yang sangat dekat.  Pari Manta adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip ke ujung sirip lainnya bisa mencapai hampir 7 meter, bahkan lebih.

Raja Ampat dari Painemo

Menikmati kawasan Raja Ampat tak lengkap jika tak singgah ke pulau Wayag. Kepulauan di wilayah distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, ini menyuguhkan panorama luar biasa. Jika sudah puas menyelam, sisakan sedikit waktu dan tenaga untuk mendaki salah satu puncak dari puluhan pulau karang yang ada di pulau Wayag. Dari ketinggian, kita bisa menyaksikan laguna berair biru kehijauan yang dikelilingi gugusan pulau karang yang menyembul dari dasar laut.

Saat ini, Raja Ampat mulai dibuka kembali setelah sempat ditutup di awal pandemi. Begitupun, untuk mengunjungi tempat ini para wisatawan perlu memperhatikan 10 aturan baru untuk bisa berwisata ke Raja Ampat di masa pandemi.

1. Melakukan registrasi online pada: www.newnormal-rajaampat.com

2. Menyiapkan aplikasi Health Assesment Card (HAC) pada www.inahac.kemkes.go.id

3. Memiliki surat keterangan bebas covid-19, berupa hasil RT-PCR negative atau hasil rapid test nonreaktif, yang berlaku 14 hari, yang diperoleh dari Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik resmi.

4. Menyiapkan personal health kit.

5. Memiliki asuransi kecelakaan dan atau asuransi jiwa, terutama yang akan melakukan kegiatan berisiko tinggi dan memerlukan fisik prima, seperti diving, trekking, telusur goa dan lain-lain.

6. Memiliki pemandu/pramuwisata. Lakukan booking online untuk lokasi yang akan anda kunjungi pada situs yang sama.

7. Ketika seluruh kelengkapan anda sudah terpenuhi, silakan lakukan perjalanan, dengan protokol Kesehatan.

8. Untuk perjalanan udara, anda akan tiba di Bandara Dominique Eduard Osok-Sorong dan melanjutkan perjalanan laut/udara menuju Raja Ampat.

9. Lakukan document clearence sebelum memasuki kawasan Raja Ampat pada:

• Check Point I: Pelabuhan Falaya, Waisai Pulau Waigeo.

• Check Point II: Pelabuhan Yelu-Misool.

• Check Point III: Bandara Marinda, Waigeo.

10. Tetap mengikuti prosedur protokol ketertiban tatanan baru di ruang umum. Kalau terjadi reaktif, siap untuk dikarantina dan diproses sesuai protokol (karena sudah menandatangani surat pernyataan bersedia).

agendaIndonesia

*****