Bakpia Balong Solo tentu tidak terlalu akrab di telinga pecinta cemilan. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama bakpia lebih dikenal sebagai makanan oleh-oleh khas dari Yogya, dan ke dua bakpia Solo ini masih belum bersertifikasi halal. Jadi memang harus hati-hati untuk yang muslim.
Bakpia Balong Solo
Bakpia sendiri adalah makanan khas Tionghoa yang telah berasimilasi dengan budaya lokal Indonesia, khususnya Jawa. Bakpia adalah semacam pastri khas Fujian, salah satu daerah di Tiongkok, berupa kue yang terdiri dari gulungan kulit panggang dengan varian isi.
Kulit bakpia dibuat dari campuran tepung terigu, gula, dan garam yang kemudian dibentuk menjadi adonan. Adonan tersebut kemudian diisi dengan isian, apapun isiannya, dan dibentuk bulat pipih.
Pada awalnya, isian bakpia berisi daging babi (non-halal) dan kundur yang memiliki nama lain bakpia asin. Namun karena diasimiliasi dengan budaya Indonesia yang mayoritas beragama Islam, isian bakpia ini diganti dengan varian lain, seperti kacang hijau, keju, dan varian lainnya.
Jika pembuat bakpia di Yogyakarta cepat melakukan penyesuaian terkait kehalalan makanan ini, rupanya tidak demikian dengan produsen di Solo. Mereka membuat produknya tetap dengan patron resep lama mereka.
Barangkali itu sebabnya, jika mendengar kata ‘bakpia,’ mungkin yang terbayang di pikiran orang adalah Yogyakarta. Namun, sebenarnya Kota Bengawan ternyata juga memiliki bakpia legendaris yang sudah menjadi andalan cukup lama.
Adalah Bakpia Balong Solo, yang diproduksi dan dijual toko ‘Sumber Rejeki’. Ini adalah makanan khas peranakan Tionghoa-Jawa yang sudah cukup melegenda di Kota Solo.
Dilansir dari sebuah sumber, kuliner ini disebutkan sudah ada sejak 1960-an dengan salah satu ciri khasnya dikenal karena ukurannya yang besar. Lebih besar dari ukuran bakpia dari yang selama ini dikenal dari Pathok Yogyakarta.
Bakpia Balong Solo ini sudah dikelola oleh tiga generasi dan menurut penjelasan pengelolanya saat ini, ukuran bakpia mereka yang lebih besar ini mengacu pada ukuran asli dari negara asalnya, yaitu Tiongkok. Pengelolanya pun mengetahuinya saat berkunjung ke Tiongkok.
Awalnya, Bakpia Balong Solo ini hanya tersegmentasi untuk komunitas masyarakat Tionghoa di Solo saja. Namun seiring berjalannya waktu, Bakpia Balong ini bisa dinikmati secara luas oleh kalangan masyarakat dan hingga sekarang menjadi oleh-oleh khas Solo.
Dalam perkembangannya pula varian isinya berkembang. Jika tadinya hanya daging saja, terutama daging babi yang non-halal, kemudian memakai isiannya memakai yang halal. Sayangnya, lagi-lagi, mereka belum memisahkan proses produksi yang halal dan non-halal.
Bakpia ini bisa ditemukan di kawasan Pecinan di Kota Solo, tepatnya di Jalan Kapten Mulyadi Nomor17, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta atau tidak jauh dari lokasi Pasar Gede Hardjonagoro. Penamaan ‘Balong’ sendiri diambil dari kawasan Pecinan yang bernama Kampung Balong.
Bakpia ini terkenal sejak lama. Meskipun tokonya kecil tapi masih bertahan hingga saat ini. Sekarang tokonya dengan pintu kaca dan ruangannya sudah berpendingin udara. Kemasan bakpianya juga lebih modern dan satuan dikemas dalam box kecil warna putih. Rasanya pun lebih bervariasi. Ada buah-buahan, kopi, atau daging.
Kalau yang dulu familiar dengan kemasan Bakpia Balong Solo yang masih dibungkus plastik isi 5 pia, sekarang sudah berubah, pakai kotak. Kemasan saat ini lebih Clean and light. Mereka rupanya mulai mengikuti perkembangan zaman. Dari rasa isinya tetap sama, baik dari rasa maupun ukurannya.
Bakpia Balong saat ini sekarang memiliki tujuh varian rasa yaitu chocolate pie, cheese pie, red Bean pie, mung Bean pie, chocolate cheese pie, durian pie dan meat pie. Bagi pecintanya, semua rasanya enak dan layak menjadi buah tangan saat sedang ke solo. Tapi sekali lagi, hati-hati jika tidak mengkosumsi produk non-halal.
Bagi yang senang, disebut rasa bakpianya khas dan beda dengan bakpia tempat lain. Rasa kacang ijonya dikombinasi dengan tangkue (manisan winter melon) yang belum pernah ditemui di bakpia produk lain di Yogyakarta.
Saat ini ukuran bakpianya, meski tetaplebih besar dari bakpia umumnya, sedikit lebih kecil dibandingkan dulu dan harganya pun sudah naik. Satu box berisi lima seharga Rp 30 ribu. Ini bisa jadi alternatif oleh-oleh dari Solo buat teman yang bukan muslim.
agendaIndonesia
*****