Istana Brillian toko oleh-oleh yang berada di kawasan Simpang Lima, Semarang. Toko ini menjajakan beragam jenis kue lapis mandarin yang dinamakan Brillian Super Cake.
Istana Brillian Toko Oleh-oleh
Istana Brillian toko oleh-oleh yang berada di kawasan Simpang Lima, Semarang. Toko ini menjajakan beragam jenis kue lapis mandarin yang dinamakan Brillian Super Cake.
Dinamakan demikian karena dengan kue ini dibungkus vacuum berlapis dan tanpa pengawet, ternyata mampu bertahan serta masih layak dikonsumsi hingga 60 hari, dan ini telah tercatat pula oleh MURI. Karena toko ini tidak membuka cabang dimana pun, kue-kue ini lantas menjadi salah satu oleh-oleh khas Semarang yang hanya bisa didapatkan di toko ini.
Awalnya toko ini bernama Luciana Cake Shop yang didirikan pada tahun 1980-an oleh sepasang suami istri. Pada saat itu toko ini hanya membuatkan kue tart berdasarkan pesanan, sekaligus menjadi bisnis sampingan supplier bahan-bahan roti. Sempat mengalami kesulitan dan stagnansi, mereka kemudian berfokus pada bisnis supplier margarin dan selai coklat di tahun 1990an.
Setelah bisnis mulai bangkit kembali, mereka mulai mencoba bereksperimen lagi dengan resep-resep kue dan akhirnya memutuskan untuk kembali membuka toko kue, yang kini dikenal sebagai Istana Brillian. Sempat berencana untuk membuka cabang, akhirnya rencana tersebut diurungkan karena mereka memilih untuk mempertahankan keunikan dan orisinalitas, serta keinginan agar kue ini menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Semarang.
Ada beberapa varian rasa yang tersedia, yaitu coklat, almond, keju, kismis, cappuccino, ovomaltine serta brauneo, sebuah varian yang dikembangkan dengan menggabungkan rasa coklat dengan rasa krim ala biskuit Oreo. Harganya sendiri berkisar antara Rp. 100.000,00 hingga Rp. 110.000,00. Toko ini buka setiap hari dari jam 7.30 pagi hingga jam 9 malam, hari libur pun tetap buka. Selain kue-kue, kini toko ini juga menjajakan beberapa penganan oleh-oleh lainnya.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi (024) 8456456.
Wingko babat menjadi salah satu keunikan masa lalu ketika orang bepergian antarkota dengan menumpang kereta api. Biasanya, jika melewati wilayah Jawa Tengah, khususnya ketika lewat jalur utara Jawa, di stasiun-stasiun pemberhentian di dekat kota Semarang penumpang akan mendapat tawaran pedagang asongan. “Wingko, wingko … babat, yang babat.”
Wingko Babat
Pada masa lalu, ada dua kerancuan akibat situasi tersebut. Pertama, ada yang mengira itu adalah sejenis panganan yang berbahan jerohan sapi. Dan, ke dua, wingko babat seakan menjadi oleh-oleh khas Semarang, ibukota Jawa Tengah. Ia seakan seperti lunpia.
Yang pertama sudah pasti salah, sebab makanan ini tak ada kaitannya dengan jerohan sapi sama sekali. Ia bahkan sejenis makanan yang berasa manis. Yang ke dua, sejatinya wingko babat juga bukan berasal dari Semarang.
.Sebenarnya oleh-oleh makanan ini malah berasal dari luar Jawa Tengah. Ia berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Nama Babat diambil dari Kecamatan Babat yang terdapat di Kabupaten Lamongan.
Wingko babat sudah mulai diproduksi jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Panganan ini pertama kali dibuat pada 1898 oleh Loe Soe Siang, warga Tionghoa yang menetap di Kecapatan Babat. Ia memulai mencari nafkah dengan membuat jajanan wingko yang terbuat dari kelapa dengan proses yang sangat tradisional.
Wingko, yang kemudian dikenal dengan sebutan wingko babat, sendiri terbuat dari bahan dasar kelapa, beras ketan dan gula. Komponen bahan tersebut yang membuat cita rasa manis dan gurih yang khas.
Makanan ini sebenarnya merupakan kudapan khas masyarakat Babat, Lamongan. Warga Babat biasanya menyebut kudapan berbahan baku utama tepung ketan dan kelapa muda itu dengan nama kue wingko.
Tak sekadar panganan, di daerah Babat kue wingko tidak pula digunakan sebagai oleh-oleh. Makanan ini menjadi bagian dari seserahan seorang lelaki kepada perempuan yang akan dinikahinya. Kue wingko merupakan simbol keseriusan lelaki untuk meminang seorang perempuan.
Lalu kenapa wingko babat justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang? Ini ada ceritanya. Ada dua versi kisah makanan ini kemudian menempel dengan ibukota Jawa Tengah itu.
Versi pertama, makanan ini selain menjadi penganan tradisi, ia juga mulai dipasarkan ke warga lain daerah. Salah satunya dipasarkan melalui jalur kereta api sepanjang Babat, Bojonegoro, Cepu, hingga Semarang. Sebagai kota terbesar dari rangkaian jalur tersebut, makanan ini menjadi populer di sekitar stasiun Tawang Semarang.
Versi ke dua dari citra wingko sebagai makanan Semarang adalah kisah tentang wingko babat yang pertama kali dibawa ke Semarang oleh seorang perempuan asal Babat bernama Loe Lan Hwa. Menilik Namanya, bisa jadi ia adalah anak turun Loe Soe Siang.
Saat itu, Lan Hwa bersama suaminya, The Ek Tjong (D Mulyono) dan kedua anaknya, mengungsi dari Babat ke Semarang menjelang kemerdekaan Indonesia.
Mereka beserta kedua anaknya yang masih kecil-kecil, The Giok Kwie (6 tahun) dan The Gwat Kwie (4 tahun), mengungsi dari Babad di Lamongan di Jawa Timur ke Semarang sekitar 1944. Di tengah suasana panas Perang Dunia II, dari Babad yang dilanda huru-hara, mereka datang ke Semarang untuk mencari kehidupan yang lebih aman.
Pada tahun-tahun itu, Indonesia ada di bawah cengkeraman Jepang. Mereka mengungsi untuk mencari kehidupan yang lebih aman. Dampak kekalahan Jepang di Perang Dunia II rupanya juga ikut dirasakan warga Babat. Waktu itu, banyak terjadi kerusuhan di daerah-daerah.
Sekitar 1946 Loe Lan Hwa dan suaminya mulai memasarkan wingko di Semarang dengan nama atau merek Millens. Pada saat makanan ini mulai dijajakan keluarga itu, belum ada orang atau warga Semarang yang mengenal panganan ini.
Kue wingko tersebut dijajakan dari rumah ke rumah, di samping dititip-jual di sebuah kios sederhana yang menjual makanan di stasiun kereta api Tawang Semarang. Setiap kereta berhenti, petugas kios menjajakan kue wingko beserta makanan lainnya kepada penumpang di dalam kereta api.
Juga kepada para calon penumpang yang akan berangkat ke luar kota dengan label “oleh-oleh” dari Semarang. Dibandingkan dengan lunpia, wingko umumnya memang lebih awet rasa dan kesegarannya. Jadi seakan cocok sebagai buah tangan.
Kue wingko buatan Loe Lan Hwa ini banyak disenangi orang Semarang. Banyak di antara mereka yang menanyakan nama kue tersebut kepada Loe Lan Hwa. Untuk memenuhi keingintahuan pembelinya dan sekaligus sebagai kenang-kenangan terhadap kota Babat tempat dia dibesarkan, Loe Lan Hwa menyebut kue buatannya itu sebagai wingko babat.
Saat ini, wingko babat sudah beredar lebih luas. Tak hanya ada di stasiun dan toko oleh-oleh di Semarang. Bahkan toko-toko oleh-oleh di Yogyakarta atau Solo menjualnya.
Di Semarang, makanan ini banyak dijual oleh masyarakat umum di toko oleh-oleh. Merek dan produsennya pun sudah bukan dari keluargaLoe Lan Hwa, tapi sudah puluhan merek.
Beragam merek wingko yang populer antara lain : Wingko Babad Cap Kereta Api, Wingko Babat NN Meniko, Wingko Babat Dyriana, dan Wingko Babat cap Tiga Kelapa Muda.
Sudah pernah mencicipi wingko babat? Atau sudah pernah membawa wingko untuk oleh-oleh?Jika belum, cobalah agendakan sekali-kali.
Oleh-oleh Bakpia Kurnia Sari adalah toko yang menjajakan bakpia khas Yogyakarta. Berbeda dengan banyak pendahulunya di kota pelajar ini, toko bakpia tidak menggunakan angka sebagai merek dagangannya.
Oleh-oleh Bakpia Kurnia Sari
Oleh-oleh Bakpia Kurnia Sari adalah toko yang menjajakan bakpia khas Yogyakarta. Ada berbagai pilihan rasa seperti keju, kacang hijau, susu, coklat, kumbu hitam, tiramisu, kopi, ubi ungu, durian susu dan green tea. Bakpia Kurnia Sari Yogyakarta pun kini memiliki beberapa cabang seperti di kawasan Gelagahsari, Kaliurang, Godean, Pogung dan lain lainnya.
Bakpia Kurnia Sari bermula pada tahun 1996, ketika bisnis bakpia mulai populer dan menjadi penganan oleh-oleh yang paling diburu para wisatawan dan pelancong ke kota Yogyakarta. Awalnya bakpia yang dijual hanya 5 buah dalam sebungkus kemasan dan dititipkan pada sejumlah toko oleh-oleh Yogyakarta dan pasar serta dijajakan lewat metode door to door. Lama kelamaan produk ini semakin laku dan populer sejak tahun 2000-an dan akhirnya menjadi salah satu merek bakpia terpopuler di Yogyakarta.
Salah satu alasan mengapa Bakpia Kurnia Sari menjadi salah satu bakpia terpopuler adalah bentuknya yang lebih besar dari bakpia kebanyakan. Ini yang kemudian menjadi keunikan dan ciri khas bakpia ini.
Selain itu teksturnya yang lebih lembut dan tipis memberikan kenikmatan yang berbeda dari bakpia lain, yang biasanya cenderung lebih renyah dan berkulit tebal. Dan dengan metode khusus yang mereka aplikasikan pada proses pembuatannya membuat bakpia ini awet hingga 10 hari di luar kulkas dan sekitar 2-3 minggu jika dimasukkan ke dalam kulkas.
Harga Bakpia Kurnia Sari berkisar dari Rp 52 ribu hingga Rp 65 ribu dengan isi bakpia 15 buah per kemasan. Selain jenis-jenis rasa yang disebut di awal, tersedia juga varian mix 3 rasa seperti rasa keju, coklat dan kacang hijau. Keju dan kacang hijau sendiri biasanya merupakan varian yang paling laku dan dicari oleh konsumen. Lain daripada bakpia, toko ini sekarang juga menjual produk lain seperti ampyang, gula jawa dan produk-produk UKM lainnya.
Toko-toko mereka biasa buka dari jam 9 pagi hingga jam 8.30 malam, dengan toko pusat/pabrik di Gelagahsari tutup lebih awal di jam 5.30 sore. Karena ramainya konsumen, demi mencegah kehabisan direkomendasikan untuk memesan terlebih dulu.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi (0274) 625279 atau via email: support@kurniasari.co.id
Bakpia Kukus Tugu Jogja adalah toko oleh-oleh dari Yogyakarta yang menjajakan bakpia dengan gaya yang baru dan berbeda. Kalau biasanya bakpia pada umumnya dibuat dengan cara dipanggang atau dioven.
Bakpia Kukus Tugu Jogja
Bakpia Kukus Tugu Jogja adalah toko oleh-oleh dari Yogyakarta yang menjajakan bakpia dengan gaya yang baru dan berbeda. Kalau biasanya bakpia pada umumnya dibuat dengan cara dipanggang atau dioven, toko ini menjual bakpia yang dibuat dengan cara dikukus dan menggunakan isian berbahan pasta lembut. Alhasil bakpia ini memiliki cita rasa yang unik, dengan tekstur yang lebih lembut dan halus, sesuatu yang belum pernah ada dan berbeda dari bakpia umumnya.
Bakpia kukus sendiri memiliki beberapa varian. Untuk jenis kulit atau bagian luar dari bakpia tersedia varian original dan coklat, sedangkan untuk pilihan rasanya tersedia varian rasa keju, coklat, kacang hijau dan kacang merah. Semuanya dikemas dalam 1 kotak yang masing-masing berisi 10 buah bakpia, dengan banderol harga Rp. 33.000,00.
Bakpia Kukus Tugu Jogja awalnya membuka tokonya di kawasan jalan Kaliurang, namun perlahan kemudian membuka cabang-cabang lainnya seperti di kawasan Lempuyangan, Tugu, jalan Solo serta sebuah gerai di area Malioboro Mall. Tokonya sendiri berusaha menampilkan suasana dan tema tradisional ala Yogyakarta, lengkap dengan pernak pernik seperti angkringan, sepeda onthel, becak serta miniatur Tugu Jogja.
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi call center di 1500625 dan via WhatsApp di nomor 08111500625, serta bisa mengunjungi website resmi di http://bakpiakukustugu.co.id.
Kartika Sari toko oleh-oleh khas Bandung. Di sini dijual kue dan penganan oleh-oleh khas. Toko pusatnya berada di kawasan Kebon Kawung, dengan tersedia pula beberapa cabang lainnya di sekitar kota Bandung.
Kartika Sari Toko Oleh-oleh Khas
Kartika Sari toko oleh-oleh khas Bandung. Di sini dijual kue dan penganan oleh-oleh khas. Toko pusatnya berada di kawasan Kebon Kawung, dengan tersedia pula beberapa cabang lainnya di sekitar kota Bandung. Makanan yang dijajakan berupa ragam jenis brownies, pisang dan peuyeum bollen, dan lain sebagainya.
Kartika Sari bermula dari bisnis kue-kue rumahan pada tahun 1970an, dimana pada awalnya usaha ini sekedar menjual kue-kue rumahan sederhana dari resep keluarga seperti bolu kukus, pisang bollen, kue lapis dan lain lain.
Melalui promosi mulut ke mulut, usaha kue-kue ini mulai digemari dan dicari lebih banyak orang. Dengan bisnis yang terus berkembang pesat, akhirnya pada tahun 1984 tercetuslah nama Kartika Sari sebagai merk dagang toko ini. Kartika Sari pun kemudian terus tumbuh besar dan menjadi ikon oleh-oleh khas Bandung.
Salah satu produk andalan Kartika Sari adalah pisang bollen. Tersedia beragam jenis bollen seperti peuyeum/tape, coklat keju, durian keju, dan apel. Harganya sendiri berkisar dari Rp. 50.000,00 sampai Rp. 65.000,00. Kemudian ada juga beragam jenis brownies, baik yang panggang maupun kukus. Masing-masing pun memiliki beberapa pilihan rasa, seperti brownies kukus yang tersedia dalam rasa coklat, kacang, keju, pandan, tiramisu atau pandan hitam.
Adapun yang panggang juga tersedia dalam rasa original, tiramisu, mocca, raisin, choco chips, almond serta keju. Untuk brownies kukus harga berkisar Rp. 37.500,00 hingga Rp. 55.o00,00, sedangkan untuk yang panggang sekitar Rp. 60.000,00 hingga Rp. 70.000,00. Lain daripada itu tersedia pula penganan lain seperti banana roll cake (sekitar Rp. 40.000,00), serta ragam jenis lapis legit dan lapis malang (Rp. 125.000,00 sampai Rp. 245.000,00).
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi toko pusat di (022) 4231355, serta bisa mengunjungi website resmi di https://kartikasari.com.
Toko pusat:
Jl. H. Akbar no. 4, Kebon Kawung, Telp. (022) 4231355
Toko cabang:
Jl. Terusan Jakarta no. 77 E, Antapani, Telp. (022) 7101280
Jl. Buah Batu no. 165 A, Telp. (022) 7319385
Jl. Kopo Sayati no. 111 A, Telp. (022) 5414340
Jl. Kebon Jukut no. 3 C, Telp. (022) 4230397
Jl. Ir. H. Djuanda no. 85‐87, Dago, Telp. (022) 2509500
Jl. Raya Timur no. 518, Cimahi, Telp. (022) 6656280
Jadah Mbah Carik seperti sebuah syarat sahnya seseorang berkujung ke kawasan wisata Kaliurang di utara Yogyakarta. Penganan dari nasi ketan putih ini biasanya disantap dengan tempe bacem yang legit. Paduan yang bikin kangen.
Jadah Mbah Carik
Warung Jadah Tempe Mbah Carik Kaliurang adalah kedai makanan tradisional jadah dan tempe bacem yang berada di kawasan Kaliurang, Yogyakarta. Makanan yang disajikan adalah penganan tradisional seperti jadah, tempe bacem, tahu bacem dan wajik, serta biasanya makanan ini juga disajikan dengan teh hangat.
Usaha Jadah Tempe ini bermula dari sepasang suami istri yang awalnya berjualan tempe, tahu dan pecel di sekitar Kaliurang, tepatnya di area Telogo Putri. Lambat laun makanan yang dijajakan mulai lebih beragam, termasuk jadah yang kemudian hari akan menjadi sajian khas. Usaha kuliner ini menarik perhatian istri Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada saat itu, dan tak lama kemudian Sultan sendiri yang datang menyambangi warung tersebut untuk mencoba makanan-makanannya.
Ternyata Sultan amat menyukai jadah tempe, hingga menjadikannya sebagai salah satu menu istimewa di Keraton, bahkan jadah tempe turut populer di kalangan warga dan kerabat Keraton. Kerap menjadi langganan, Sultan kemudian memberi usul nama Jadah Tempe Mbah Carik, karena sang suami merupakan seorang carik di desa tempatnya tinggal. Dari situlah nama tersebut digunakan hingga sekarang dan bisnis jadah tempe semakin melesat, mengukuhkannya sebagai salah satu kuliner tradisional Yogyakarta.
Jadah sendiri merupakan sebuah penganan yang dibuat dari beras ketan yang kemudian dikukus bersama dengan parutan kelapa. Setelah matang jadah ditumbuk dan dibentuk mengotak atau melingkar sebagai pasangan makan tempe bacem. Tempe dan tahu bacemnya sendiri masih dimasak dengan cara tradisional, menggunakan dandang dan tungku kayu bakar. Perpaduan keduanya, dengan tekstur lembut dan rasa gurih jadah serta tempe yang terasa manis dan legit ketika dimakan dalam satu tangkup, memberikan pengalaman tersendiri yang berbeda dari kuliner-kuliner lainnya. Harganya sendiri sangat terjangkau, dengan Rp. 10.000,00 sudah bisa mendapatkan 5 buah jadah dan 5 buah tempe bacem. Warung ini buka dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore.
Toko:
Jl. Astomulyo, Simpang Lima Wara Kaliurang, Telp. 081328052182
Oleh-oleh Prima Rasa Bandung yang sedap kini semakin jadi klangenan bagi mereka yang melakukan perjalanan ke Bandung, Jawa Barat. Selain sejumlah kue keringnya, kue-kue basahnya banyak diburu para pecinta kuliner.
Oleh-oleh Prima Rasa Bandung
Bakery & Pastry Prima Rasa adalah toko makanan roti dan kue yang berada di sekitar kota Bandung, seperti di kawasan Buah Batu, Pasir Kaliki, Antapani dan lain lain. Toko ini terkenal dengan brownies kukus dan panggangnya, serta beberapa penganan lain seperti bollen pisang, banana roll, picnic roll, chiffon cake dan lain sebagainya. Dengan semakin terkenalnya makanan-makanan yang dijajakan, memjadikan toko ini kemudian sebagai salah satu pusat oleh-oleh terpopuler di Bandung saat ini.
Pada awalnya, segala jenis oleh-oleh penganan di toko ini hanya dijajakan lewat mulut ke mulut serta dititipkan ke sejumlah toko makanan lain di Bandung sejak tahun 1984 silam. Namun kemudian makanan-makanan ini mulai laris dan dicari banyak konsumen, sehingga pada tahun 1992 toko Prima Rasa resmi berdiri. Kini toko ini telah memiliki 5 cabang, yang termasuk salah satunya dapur produksi semua makanan yang dijual di cabang-cabang tersebut, demi menjaga kualitas makanan yang dijual.
Makanan yang dijajakan pun beragam dengan berbagai jenis varian. Brownies kukus misalnya, memiliki varian seperti rasa coklat, keju coklat, ketan pandan atau cappuccino. Lalu ada juga brownies panggang dengan varian rasa almond, tiramisu, keju, mocca, choco chip, blueberry atau rum raisin. Harga brownies ini berkisar antara Rp. 50.000,00 hingga Rp. 75.000,00. Kemudian ada pula ragam jenis bollen, mulai dari pisang keju, pisang coklat, pisang coklat keju, tape, apel hingga durian, dengan harga mulai dari Rp. 45.000,00. Dan yang juga menarik untuk dicoba adalah Picnic Roll yang dihargai Rp. 55.000,00 untuk yang kecil serta Rp. 70.000,00 untuk yang besar.
Prima Rasa buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 8 malam. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (022) 7206468 atau lewat email di infoprimarasabandung@gmail.com.
Bakpia Pathok 25, adalah tradisi oleh-oleh khas Yogyakarta. Dia adalah toko oleh-oleh bakpia Yogyakarta terkenal yang memiliki beberapa cabang di sekitar kota pelajar itu.
Bakpia Pathok 25
Bakpia Pathok 25, adalah tradisi oleh-oleh khas Yogyakarta. Dia adalah toko oleh-oleh bakpia Yogyakarta terkenal yang memiliki beberapa cabang di sekitar kota pelajar itu. Cabang-cabangnya ada di di Pasar Pathok, Ongkojoyo, dan beberapa tempat lainnya. Dinamai bakpia Pathok karena awalnya makanan ini dibuat oleh orang-orang di sekitar kawasan Pathok sejak tahun 1940an, yang terinspirasi kue pia kacang hijau dari Tiongkok.
Meski awalnya tidak terlalu populer, namun lambat laun bisnis bakpia berkembang pesat dan menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Yogyakarta. Dimulai dari penamaan produk sebagai merek dagang yang disesuaikan dengan nomor rumah masing-masing produsen dan penjual.
Kemudian kemasan yang tadinya hanya menggunakan besek tanpa label kemudian menjadi kemasan kertas karton dengan label nama masing-masing produk. Bakpia yang awalnya dibuat menggunakan bahan bakar arang kemudian berubah menggunakan oven gas demi memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.
Dan pada tahun 1990an bakpia mulai populer, hingga kini terus dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta paling dicari. Bakpia Pathok 25 sendiri kemudian membuka beberapa cabang, saat ini ada 1 toko di Pasar Pathok, 2 toko di area Jl. AIP II KS Tubun serta 2 toko lainnya di Jl. Laksda Adisucipto. Ada beberapa varian bakpia yang dijajakan, mulai dari bakpia kumbu, keju, kacang hijau, coklat, nanas, durian atau yang dicampur dalam 1 kemasan. Selain itu, kini toko ini juga menjual aneka penganan oleh-oleh lainnya seperti ampyang, yangko, getuk, angleng, madu mongso dan lain lain.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi (0274) 513904/566122, dan dapat mengunjungi website resmi https://bakpia25.com.
Toko pusat & pabrik: Jl. AIP II KS Tubun NG I/504 Telp. (0274) 513904/566122
Pusat Oleh-Oleh Djoe Semarang adalah tempat oleh-oleh penganan khas Jawa Tengah yang berada di kawasan Pandanaran, Semarang. berada di kawasan wisata oleh-oleh utama di ibukota Jawa Tengah, Djoe bisa menjadi alternatif belanja penganan khas Semarang.
Pusat Oleh-oleh Djoe Semarang
Toko Djoe ini telah berjualan sejak tahun 1960an dan pada tahun 1980 sempat membuka cabang di kawasan Simpang Lima. Pada awalnya hanya merupakan toko buah-buahan, bisnis toko ini berkembang pesat dan akhirnya beralih menjadi toko oleh-oleh khas Semarang, serta membuka cabang di area Pandanaran yang kemudian menjadi pusat aktivitas toko ini hingga sekarang.
Kini toko ini populer dengan menjajakan penganan oleh-oleh seperti bandeng presto, wingko, lumpia, moaci, serta makanan khas daerah Jawa Tengah lainnya seperti getuk, wajik, jenang dan lain lain. Harganya pun cukup terjangkau, dengan bandeng presto seharga Rp. 107.000,00, wingko yang berkisar dari Rp. 39.000,00 hingga Rp. 73.000,00, atau lumpia isi 5 yang berkisar dari Rp. 75.000,00 hingga Rp. 85.000,00.
Untuk mengembangkan bisnisnya kini toko ini juga telah memiliki cabang di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto. Selain itu, toko ini juga menyediakan layanan untuk acara pesta atau event-event tertentu, baik acara komunitas maupun korporat.
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (024) 831 8663 atau melalui email info@oleholehdjoe.com, serta bisa mengunjungi website resmi www.oleholehdjoe.com.
Bandeng dan oleh-oleh Juwana Semarang adalah toko oleh-oleh khas Jawa Tengah yang berpusat di kawasan Pandanaran, Semarang. Selain itu, terdapat juga beberapa cabang di sekitar ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Bandeng dan Oleh-oleh Juwana Semarang
Bandeng dan oleh-oleh Juwana Semarang adalah toko oleh-oleh khas Jawa Tengah yang berpusat di kawasan Pandanaran, Semarang. Selain itu, terdapat juga beberapa cabang di sekitar kota Semarang seperti di Pamularsih, atau di Ngaliyan.
Telah beroperasi sejak tahun 1981, Bandeng Juwana mempunyai spesialisasi pada bandeng tulang lunak khas Semarang, yang kemudian juga diracik menjadi berbagai jenis penganan seperti bandeng otak-otak, pepes bandeng, bandeng tauco, bandeng goreng telur dan lain lain. Harga berbagai jenis bandeng olahan ini beragam, mulai dari Rp 117 ribu hingga hingga Rp 163 ribu untuk bandeng tulang lunak biasa, Rp 185 ribu untuk bandeng otak-otak atau Rp 187 ribu untuk bandeng dalam sangkar.
Namun selain menjajakan aneka jenis bandeng tulang lunak, tempat ini juga menjual beragam penganan oleh-oleh lainnya seperti enting-enting gepuk, wingko dan sebagainya. Selain itu, kini mereka juga memiliki restoran Elrina yang menyajikan ragam hidangan bandeng dan sajian lokal lain jika ingin menyantap langsung. Di restoran ini tersedia pula beberapa olahan bandeng yang terbilang unik seperti bandeng teriyaki, tongseng bandeng, sate bandeng dan lain lainnya.
Toko ini buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 11 malam (Pandanaran) atau jam 9 malam (Pamularsih dan Ngaliyan).
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (024) 76435702 atau melalui email info@bandengjuwana.com, serta bisa mengunjungi website resmi www.bandengjuwana.com.