Boneka Sigale-gale Pertama Dibuat Tahun 1930

Boneka Sigale-gale dari tradisi Batak Samosir.

Boneka Sigale-gale yang dibalut ulos itu tampak menonjol dalam Festival Danau Toba di Pulau Samosir, Sumatera Utara, beberapa tahun lalu. Tidak seperti biasanya, kali ini boneka itu muncul dalam bentuk raksasa. Tingginya mencapai 16 meter, berdiri menjulang di tepi perairan Tuktuk Siadong, Samosir. Selain bagian badan diselubungi ulos, boneka itu mengenakan penutup kepala tradisional.

Boneka Sigale-gale

Dalam perhelatan besar tersebut, Sigale-gale memang benar-benar ditonjolkan. Tidak hanya dipajang menyambut para pengunjung atau peserta festival, tapi juga diperke- nalkan sebagai salah satu kesenian rakyat yang melekat dengan suku Batak Toba. Di antaranya dengan karnaval Sigale-gale. Boneka Sigale-gale yang memiliki ukuran serupa manusia diarak sejauh 18 kilometer diiringi irama musik khas Batak dalam karnaval itu. Perjalanan dimulai dari Tuktuk, Samosir. Tidak hanya dibalut baju hitam, tapi juga ada juga boneka yang mengenakan pakaian merah dan kuning. Lengkap dengan kayu di lengan sebagai alat penggerak.

Untuk memperkenalkan lebih jauh, diadakan pula pelatihan pembuatan boneka kayu tersebut, termasuk latihan untuk memainkannya. Maklum, bila ke Samosir, hanya ada beberapa lokasi untuk menyimak pertunjukan tradisional ini. Jumlah pembuat boneka dan dalangnya pun terus menyusut. Walhasil, dalam acara seni budaya ini, Sigale-gale diangkat kembali.

Jika tidak datang bertepatan dengan festival tahunan ini, sebenarnya hanya beberapa langkah dari Pelabuhan Tomok, kisah Sigale-gale sudah bisa dicermati. Tepatnya,di pemakaman Raja Sidabutar. Di sana, boneka kayu itu biasa dipentaskan dengan iringan musik dari tape recorder. Sementara si boneka menari-nari dengan lengan yang digerakkan, anak-anak setempat ikut menari seiring irama yang mengalun.

Boneka Sigale-gale yang terbuat dari kayu seukuran manusia dewasa.
Boneka Sigale-gale yang terbuat dari kayu sebagai salah satu tradisi dan budaya masyarakat Samosir, Sumatera Utara. Foto: Dok. shutterstock

Pertunjukan singkat ini bisa menjadi awal perkenalan dengan boneka kayu yang sudah ada sejak lama. Sebuah versi menyebut tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Namun, versi lain menyebut, tradisinya sudah lama namun bonekanya sendiri pertama kali dibuat pada 1930. Mana yang benar, walahualam. Yang jelas ini adalah salah satu kekayaan budaya Samosir yang tiada tara.

Kisah Sigale-gale memang melekat dengan masyarakat Samosir. Terdapat beberapa versi soal kemunculan boneka kayu ini. Kebanyakan memang menuturkan kisahnya dimulai pada masa Raja Rahat, yang berasal dari salah satu kerajaan di Samosir. Ia mempunyai anak semata wayang, Raja Manggale. Untuk memperluas kekuasaan, ia mengutus anaknya ke medan perang. Namun sang putra gugur. Sang raja pun sedih bukan alang kepalang. Ia selalu meratap, sehingga rakyat ikut berduka.

Dukun dalam masyarakat setempat, disebut datu-datu, lalu membuatkan boneka kayu yang mirip dengan anak sang raja untuk menghiburnya. Boneka itu dipakaikan ulos serta tali pengikat kepala dalam warna merah, hitam, dan putih, lantas dimasukkan ke peti. Beberapa datu-datu pun memanggil roh Raja Manggale dengan bantuan iringan musik tradisional, sehingga boneka itu bisa bangkit dan manortor atau menggerakkan tangannya seperti menari tortor. Raja merasa bahagia. Ketika dilanda rindu, ia kerap meminta diadakan pertunjukan boneka kayu tersebut. Karena disertai aksi pemanggilan roh, atraksi ini kerap dikaitkan dengan hal mistis.

Tentu, kini tidak ada roh yang dipanggil dalam setiap pertunjukan. Namun cerita itu semakin menyebar dan menjadi ciri masyarakat Toba Samosir. Pertunjukannya pun menjadi atraksi kesenian rakyat setempat. Gerakan boneka yang gemulai saat menari membuatnya dinamakan Sigale-gale. Sigale-gale dalam bahasa setempat artinya lemas, tapi dalam kaitannya dengan boneka ini, istilah itu juga berarti lemah gemulai.

Versi lain menyebutkan, ada seorang ayah yang kehilangan anak lantaran sang anak sakit. Karena suku Batak menganut prinsip patrilineal, pria tersebut sedih bukanmain tidak mempunyai keturunan. Ia pun membuat boneka yang menyerupai anaknya untuk menghibur diri. Langkah itu diikuti oleh para pria yang mengalami hal serupa. Bahkan, boneka itu kemudian digunakan sebagai penolak bala oleh masyarakat.

Boneka Sigale-gale dari Samosir kini menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik perhatian wisatawan.
Wisatawan berkunjung ke Samosir dan menikmati atraksi Boneka Sigale-gale. Foto: Dok. shutterstock

Pembuatan boneka tersebut juga dikaitkan dengan kepercayaan animisme yang dianut suku Batak pada masa itu. Masyarakat Samosir meyakini orang yang meninggal tanpa keturunan akan memiliki derajat rendah, bahkan setingkat dengan roh jahat. Karena itu, perlu ada tarian dan sesajen selama seminggu. Dalam kesempatan itulah Sigale-gale menari bersama sanak-saudara orang yang meninggal. Boneka tersebut juga diberi pakaian bagus. Perhelatan ini sebagai doa agar kedukaan tidak datang kembali ke keluarga tersebut.

Pertunjukan tari tortor dengan boneka kayu tersebut bisa ditemukan di Museum Huta Bolon, Simanindo. Bila ke Samosir, setelah tiba di pelabuhan di Tomok, Anda bisa melaju ke kanan, kemudian menemukan Desa Tuk Tuk dengan gerbangnya yang indah. Selanjutnya, Anda akan masuk ke Desa Ambarita, baru kemudian tiba di Desa Simanindo. Di ping- gir jalan utama, museum tersebut dengan mudah ditemukan.

Setiap hari pada pukul 11.00, di museum itu digelar seni tari Batak. Di antaranya pentas Tortor Sigale-gale. Di depan deretan rumah bolon atau rumah adat Batak Toba, boneka kayu manortor diiringi dengan gendang dan instrumen lain. Ada dua boneka: berukuran kecil dan besar. Boneka itu menari diiringi oleh belasan penari. Bahkan, para pengunjung diajak untuk turut menari. Di tengah irama musik, ketika para pengunjung menaruh uang di wadah yang tersedia, para penari pun berucap, “Horas!”

Rita N./TL/agendaIndonesia

*****

Bakpia Kukus Tugu Jogja, 1 Oleh-oleh Unik

bakpia yogya di antaranya bakpia kukus tugu jogja

Bakpia Kukus Tugu Jogja adalah toko oleh-oleh dari Yogyakarta yang menjajakan bakpia dengan gaya yang baru dan berbeda. Kalau biasanya bakpia pada umumnya dibuat dengan cara dipanggang atau dioven.

Bakpia Kukus Tugu Jogja

Bakpia Kukus Tugu Jogja adalah toko oleh-oleh dari Yogyakarta yang menjajakan bakpia dengan gaya yang baru dan berbeda. Kalau biasanya bakpia pada umumnya dibuat dengan cara dipanggang atau dioven, toko ini menjual bakpia yang dibuat dengan cara dikukus dan menggunakan isian berbahan pasta lembut. Alhasil bakpia ini memiliki cita rasa yang unik, dengan tekstur yang lebih lembut dan halus, sesuatu yang belum pernah ada dan berbeda dari bakpia umumnya.

Bakpia kukus sendiri memiliki beberapa varian. Untuk jenis kulit atau bagian luar dari bakpia tersedia varian original dan coklat, sedangkan untuk pilihan rasanya tersedia varian rasa keju, coklat, kacang hijau dan kacang merah. Semuanya dikemas dalam 1 kotak yang masing-masing berisi 10 buah bakpia, dengan banderol harga Rp. 33.000,00.

Bakpia Kukus Tugu Jogja awalnya membuka tokonya di kawasan jalan Kaliurang, namun perlahan kemudian membuka cabang-cabang lainnya seperti di kawasan Lempuyangan, Tugu, jalan Solo serta sebuah gerai di area Malioboro Mall. Tokonya sendiri berusaha menampilkan suasana dan tema tradisional ala Yogyakarta, lengkap dengan pernak pernik seperti angkringan, sepeda onthel, becak serta miniatur Tugu Jogja.

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi call center di 1500625 dan via WhatsApp di nomor 08111500625, serta bisa mengunjungi website resmi di http://bakpiakukustugu.co.id.

Cabang-cabang Toko:

– Jl. Kaliurang Km. 5,5 no. 10A

– Jl. Solo Km. 9 no. 3

– Malioboro Mall, Jl. Malioboro no. 52-58

– Stasiun Lempuyangan

– Stasiun Tugu

Keliling Sumba Timur Dalam 3 Hari

Keliling Sumba Timur dalam 3 hari.

Keliling Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur bisa menjadi pilihan menikmati liburan. Menikmati terpaan sinar matahari, bermain air laut, dan mata air silih berganti. Semuanya bisa dilakukan dalam keliling Sumba Timur dalam 3 hari.

Keliling Sumba Timur bisa dilakukan selama 3 hari di seputar Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur.
Salah satu pantai di Sumba Timur. Foto: Dok. unsplash

Keliling Sumba Timur

Dari Jakarta wisatawan bisa menuju Waingapu melalui Denpasar Bali atau Lombok. Namun beberapa penerbangan memiliki rute langsung ke ibu kota Sumba Timur ini.

Melalui perjalanan udara, pengunjung bisa mendarat di di Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Waingapu. Waktu yang tepat untuk berjalan-jalan ke Sumba Timur ini adalah menjelang musim kemarau, yakni sekitar April-Mei. Soalnya, pelesiran Anda tak akan terhambat oleh hujan dan masih dapat menyaksikan bukit-bukit dengan padang rumput yang menghijau subur sebelum berubah menjadi padang yang kering.

Lalu untuk perjalanan keliling Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur ini dalam tiga hari apa saja yang bisa kita lakukan?

Hari Pertama: Bukit Mauhau dan Dermaga Waingapu

Setelah check-in di hotel dan beristirahat sejenak, saatnya memulai perjalanan. Lantaran minimnya angkutan dalam kota, direkomendasikan menyewa jasa ojek atau kendaraan beroda empat yang bisa didapatkan informasinya lewat hotel tempat menginap.

Destinasi pertama untuk menghabiskan sore adalah Bukit Mauhau. Sebelum berangkat, belilah camilan plus minuman segar untuk bekal piknik. Bukit yang juga dikenal dengan sebutan Bukit Persaudaraan ini tak jauh dari bandara. Bisa dicapai dengan kendaraan bermotor model apa pun karena akses jalan yang tak terlalu terjal. Dari pusat kota hanya perlu waktu 15 menit.

Di lokasi ini, pengunjung bisa menggelar tikar sembari menikmati pemandangan Kota Waingapu dari atas bukit. Tak jarang lewat gerombolan kambing, sapi, dan kuda beserta para penggembala.

Menjelang senja, lanjutkan perjalanan menuju Dermaga Waingapu. Tak kurang dari 20 menit, Anda sudah bisa mencium aroma laut di pinggir dermaga. Penduduk Waingapu gemar bersantai di tempat ini. Sore terasa cukup meriah di sini.

Saat matahari sudah benar-benar tenggelam dan perut mulai keroncongan, tak perlu jauh-jauh mencari kudapan. Pada malam hari, Dermaga Waingapu  diramaikan oleh warung-warung ikan bakar.

Ikan-ikan ini datang langsung dari nelayan setempat. Jadi, tak perlu diragukan kesegarannya. Selain ikan, mereka menyajikan olahan cumi-cumi. Seporsi ikan bakar ukuran sedang, lalapan, serta dua macam sambal ditambah nasi dengan segelas es jeruk rasanya cukup untuk menemani malam.

Hari Ke Dua: Pantai dan Mata Air

Pagi ini cocok untuk menyusuri pantai. Ada dua pantai yang bisa dikunjungi di sini, yakni Puru Kambera dan Walakiri. Pantai Puru Kambera adalah yang pertama bisa dikunjungi.

Pantai berpasir panjang ini bisa dicapai sekitar 60 menit dengan kendaraan bermotor dari Waingapu. Jalan yang dilalui berpoleskan aspal cukup halus, sehingga kendaraan melaju tanpa hambatan. Sebelum memasuki kawasan pantai, Anda akan disuguhi pemandangan padang perdu yang begitu luas.

Dari titik tersebut, pengunjung bisa melihat garis Pantai Puru Kambera. Saking sepinya pantai tersebut, orang bisa bebas berenang atau sekadar bersantai di atas hammock sampai puas.

Saat sinar mentari mulai terik, saatnya kembali ke kota dan melanjutkan perjalanan ke Mata Air Mbatakapidu. Berlokasi di kilometer 8, obyek ini cukup populer di Waingapu.

Melihat air yang dingin dan jernih serta pepohonan yang rindang di kanan kiri. Maka, Anda tak usah sungkan untuk berendam di aliran mata air ini. Sering anak-anak kecil juga bermain air di sini sekadar mendinginkan badan dari sengatan matahari Waingapu.

Tujuan berikutnya adalah Pantai Walakiri. Dari pusat Kota Waingapu, hanya membutuhkan waktu 40 menit berkendara. Paling pas bersantai di pantai ini saat hari mulai sore untuk menyaksikan matahari tenggelam.

Di bibir pantai terdapat satu lokasi tempat pohon-pohon bakau sedang tumbuh, sehingga menciptakan pemandangan unik tersendiri. Biasanya penduduk lokal menjual kelapa muda. Nah, bisa bersantai di pantai Sambil menyeruput kelapa muda.

Hari Ke Tiga: Bukit Padadita dan Kampung Raja Prailiu

Bukit Padadita menjadi tujuan pertama pada hari terakhir berada di Waingapu. Berangkatlah saat subuh agar tidak tertinggal melihat matahari terbit dari atas bukit. Hanya membutuhkan 15 menit berkendara menuju bukit ini. Dapat juga terlihat runway bandara dan aliran Sungai Kambaniru dari sana.

Sebelum meninggalkan Waingapu, tidak lengkap jika tidak menenteng oleh-oleh khas berupa kain tenun. Harganya mulai Rp 100 ribuan hingga jutaan rupiah selembar dan Anda bisa menemukannya di Prailiu.

Di sini pengunjung pun bisa menikmati wisata budaya dan sejarah. Dulu kala, Pulau Sumba memang dihuni oleh beberapa kerajaan laiknya pulau-pulau Nusantara lain. Prailiu adalah salah satu yang masih eksis dan terletak di pusat kota Waingapu.

Keliling Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur dilakukan dengan mengunjungi bukit, pantai, mata air dan budaya.
Kuburan Raja Prailiu. Foto: Dok. TL

Sumba dikenal sebagai tanah Marapu—kepercayaan yang meyakini dan memuja roh leluhur. Banyak benda-benda yang dikeramatkan oleh masyarakat Marapu. Perlahan kepercayaan ini mulai berkurang seiring masuknya agama lain di Sumba. Di Prailiu, Anda bisa melihat kubur batu seorang raja yang beratnya mencapai 40 ton.

agendaIndonesia/TL

*****

Sandboarding, Meluncur di Gumuk Pasir Setinggi 10 Meter

Sandboarding, meluncur di atas gumuk pasir pantai Parangkusumo Yogyakarta.

Sandboarding, ini istilah yang mungkin baru 10-12 tahun terakhir popular di kalangan pecinta aktifitas luar ruang. Meluncur dengan papan tak harus dilakukan di atas ombak ataupun salju. Meluncur di atas gumuk pasir juga bisa memberikan sensasi tersendiri. Ini salah satunya bisa dilakukan di pantai Parangkusumo, Yogyakarta.

Sandboarding

Sebelum membahas lebih jauh soal ‘permainan meluncur’ di Gumuk Pasir Parangkusumo, ada baiknya kita mengetahui dahulu definisi “gumuk pasir”. Istilah gumuk pasir sesungguhnya adalah salah satu bentang alam yang proses pembentukannya dipengaruhi angin. ‘Bukit’ atau gundukan terbentuk karena pasir yang menumpuk karena terbawa atau terdorong angin jumlahnya besar.


Gumuk Pasir Parangkusumo di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, merupakan salah satu pusat aktivitas sandboarding terbaik di Indonesia. Ada tulisan besar di gerbang masuknya “Gumuk Pasir Barchan”. Istilah barchan atau aeolian merujuk pada jenis proses pembentukan gumuk pasir tersebut.  Jenis gumuk pasir tipe ini memiliki ketinggian 5-15 meter.

Gundukan pasir di pantai Parangkusumo ini disebutkan berasal dari hasil erupsi Gunung Merapi di utara Yogyakarta. Endapannya dibawa oleh sungai-sungai di sekitar kota pelajar ini dan bermuara di Pantai Selatan, antara lain Sungai Opak dan Sungai Progo.
Sulitkah menikmati sandboarding atau selancar pasir ini? Ternyata tidak terlalu sulit. Anda cukup berpijak pada papan seluncur yang ditaruh di atas bukit pasir setinggi sekitar 10-12 meter. Lalu, posisikan badan sedikit membungkuk dan condong ke depan dengan pandangan tertuju ke bawah. Siagakan kaki Anda, dengan lengan di samping badan dalam posisi sedikit terbuka. Jika merasa sudah seimbang, majukan tubuh ke depan dan meluncurlah. Asyiiik!

sandborading, meluncur di gumuk pasir setinggi 10 meter di pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
Sandboarding, meluncur di atas gumuk pasir pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Foto: Dok. shutterstock

Adrenalin mengalir deras dan jantung berdegup kencang ketika papan membawa tubuh meluncur dengan cepat. Tanpa sadar, niscaya mulut Anda terbuka dan berteriak. Sungguh mendebarkan. Namun ketika papan terhenti di tengah gundukan pasir dan tubuh oleng, lalu terjatuh, bisa jadi Anda tidak sabar untuk segera naik ke puncak gumuk dan mengulangi aksi itu lagi.

Itulah segelintir pengalaman berseluncur di atas pasir alias sandboarding, yang dilakoni Komunitas Sandboarding Indonesia. Digawangi oleh Sidik Hutomo, sang pendiri, sejumlah anak muda yang tergabung dalam komunitas ini hampir setiap Minggu datang ke Parangkusumo, Yogyakarta, untuk berseluncur di atas pasir. Mereka berkumpul pagi hari sebelum mentari meninggi atau sore setelah matahari terbenam.

Sidik mengungkapkan, awalnya, ia dan teman-teman mencari permainan yang bisa memuaskan keinginan untuk bermain snowboarding tanpa harus pergi ke negara bersalju. Mereka lantas menemukan sandboarding. “Yang membuat saya senang karena bisa memulai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan potensi yang ada di negeri sendiri. Ini kan awalnya iseng-iseng aja, tapi ternyata bisa berkembang hingga saat ini,” ujarnya.

Permainan ini memang terbilang baru di Indonesia meskipun komunitasnya telah eksis sejak 2007. Awalnya, anggota komunitas terdiri atas mahasiswa Mapagama (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada). Namun setelah aktif dan banyak diliput media, keanggotaannya berkembang untuk umum. Pusat aktivitas komunitas ini di Yogyakarta. Sebab, Sidik menilai Parangkusumo merupakan lokasi dengan gumuk pasir terbaik di Indonesia untuk bermain sandboarding.

“Itu karena pembentukan gumuk pasir yang dinamakan aeolian,” ujarnya. Aeolian adalah proses pembentukan gumuk pasir yang dibantu angin. Adanya aeolian menandakan pasir yang terbawa dan terbentuk menjadi gumuk tersebut sangat ringan, sehingga cocok untuk berseluncur. Di lokasi lain, seperti di Gunung Bromo, Krakatau, dan Merapi, serta Ngarai Sianok, pasirnya kasar dan terkadang berkerikil. Jadi, lebih sulit untuk sandboarding dan risiko cedera lebih besar jika terjatuh.

Meski memiliki lahan bagus, Sidik menilai, jumlah lintasan gumuk pasir Parangkusumo masih kurang banyak. Ia berharap bisa mendapatkan dukungan pemerintah daerah untuk membuat lintasan yang lebih memadai dan dilengkapi sarana wisata pendukung. Tentunya agar semakin banyak turis tertarik mencoba kegiatan ini.

Sandboarding di Gumuk Paris Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta.
Sandboarding asyik dilakukan di Gumuk Pasir Yogyakarta saat sore hingga matahari terbenam. Foto: Dok. shutterstock

Komunitas Sandboarding Indonesia terkadang menggabungkan permainan ini dengan ATV, jip, atau bahkan layang-layang. Jip atau ATV mereka gunakan untuk menarik papan sandboarding di permukaan datar agar bisa melun- cur dengan cepat. Ide ini mereka gunakan pula saat terlibat dalam pembuatan iklan rokok. Sedangkan dengan layang-layang, mereka pernah menciptakan permainan sandboarding dipadukan dengan kite surfing di landasan pasir datar.

Tertarik mencobanya? Agendakan liburanmu ke Parangkusumo di Yogyakarta saat pandemi Covid-19 sudah berakhir atau mereda dan nikmati sensasinya.

agendaIndonesia

*****

Kartika Sari Toko Oleh-Oleh Khas Bandung

Jajanan legendaris Bandung tak bisa melupakan Bollen Pisang khas Kartika Sari.

Kartika Sari toko oleh-oleh khas Bandung. Di sini dijual kue dan penganan oleh-oleh khas. Toko pusatnya berada di kawasan Kebon Kawung, dengan tersedia pula beberapa cabang lainnya di sekitar kota Bandung.

Kartika Sari Toko Oleh-oleh Khas

Kartika Sari toko oleh-oleh khas Bandung. Di sini dijual kue dan penganan oleh-oleh khas. Toko pusatnya berada di kawasan Kebon Kawung, dengan tersedia pula beberapa cabang lainnya di sekitar kota Bandung. Makanan yang dijajakan berupa ragam jenis brownies, pisang dan peuyeum bollen, dan lain sebagainya.

Kartika Sari bermula dari bisnis kue-kue rumahan pada tahun 1970an, dimana pada awalnya usaha ini sekedar menjual kue-kue rumahan sederhana dari resep keluarga seperti bolu kukus, pisang bollen, kue lapis dan lain lain.

Melalui promosi mulut ke mulut, usaha kue-kue ini mulai digemari dan dicari lebih banyak orang. Dengan bisnis yang terus berkembang pesat, akhirnya pada tahun 1984 tercetuslah nama Kartika Sari sebagai merk dagang toko ini. Kartika Sari pun kemudian terus tumbuh besar dan menjadi ikon oleh-oleh khas Bandung.

Salah satu produk andalan Kartika Sari adalah pisang bollen. Tersedia beragam jenis bollen seperti peuyeum/tape, coklat keju, durian keju, dan apel. Harganya sendiri berkisar dari Rp. 50.000,00 sampai Rp. 65.000,00. Kemudian ada juga beragam jenis brownies, baik yang panggang maupun kukus. Masing-masing pun memiliki beberapa pilihan rasa, seperti brownies kukus yang tersedia dalam rasa coklat, kacang, keju, pandan, tiramisu atau pandan hitam.

Adapun yang panggang juga tersedia dalam rasa original, tiramisu, mocca, raisin, choco chips, almond serta keju. Untuk brownies kukus harga berkisar Rp. 37.500,00 hingga Rp. 55.o00,00, sedangkan untuk yang panggang sekitar Rp. 60.000,00 hingga Rp. 70.000,00. Lain daripada itu tersedia pula penganan lain seperti banana roll cake (sekitar Rp. 40.000,00), serta ragam jenis lapis legit dan lapis malang (Rp. 125.000,00 sampai Rp. 245.000,00).

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi toko pusat di (022) 4231355, serta bisa mengunjungi website resmi di https://kartikasari.com.

 

Toko pusat:

Jl. H. Akbar no. 4, Kebon Kawung, Telp. (022) 4231355

Toko cabang:

Jl. Terusan Jakarta no. 77 E, Antapani, Telp. (022) 7101280

Jl. Buah Batu no. 165 A, Telp. (022) 7319385

Jl. Kopo Sayati no. 111 A, Telp. (022) 5414340

Jl. Kebon Jukut no. 3 C, Telp. (022) 4230397

Jl. Ir. H. Djuanda no. 85‐87, Dago, Telp. (022) 2509500

Jl. Raya Timur no. 518, Cimahi, Telp. (022) 6656280

Jadah Mbah Carik, 1 Kuliner Tradisional Yogyakarta

jadah tempe mbah carik

Jadah Mbah Carik seperti sebuah syarat sahnya seseorang berkujung ke kawasan wisata Kaliurang di utara Yogyakarta. Penganan dari nasi ketan putih ini biasanya disantap dengan tempe bacem yang legit. Paduan yang bikin kangen.

Jadah Mbah Carik

Warung Jadah Tempe Mbah Carik Kaliurang adalah kedai makanan tradisional jadah dan tempe bacem yang berada di kawasan Kaliurang, Yogyakarta. Makanan yang disajikan adalah penganan tradisional seperti jadah, tempe bacem, tahu bacem dan wajik, serta biasanya makanan ini juga disajikan dengan teh hangat.

Usaha Jadah Tempe ini bermula dari sepasang suami istri yang awalnya berjualan tempe, tahu dan pecel di sekitar Kaliurang, tepatnya di area Telogo Putri. Lambat laun makanan yang dijajakan mulai lebih beragam, termasuk jadah yang kemudian hari akan menjadi sajian khas. Usaha kuliner ini menarik perhatian istri Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada saat itu, dan tak lama kemudian Sultan sendiri yang datang menyambangi warung tersebut untuk mencoba makanan-makanannya.

Ternyata Sultan amat menyukai jadah tempe, hingga menjadikannya sebagai salah satu menu istimewa di Keraton, bahkan jadah tempe turut populer di kalangan warga dan kerabat Keraton. Kerap menjadi langganan, Sultan kemudian memberi usul nama Jadah Tempe Mbah Carik, karena sang suami merupakan seorang carik di desa tempatnya tinggal. Dari situlah nama tersebut digunakan hingga sekarang dan bisnis jadah tempe semakin melesat, mengukuhkannya sebagai salah satu kuliner tradisional Yogyakarta.

Jadah sendiri merupakan sebuah penganan yang dibuat dari beras ketan yang kemudian dikukus bersama dengan parutan kelapa. Setelah matang jadah ditumbuk dan dibentuk mengotak atau melingkar sebagai pasangan makan tempe bacem. Tempe dan tahu bacemnya sendiri masih dimasak dengan cara tradisional, menggunakan dandang dan tungku kayu bakar. Perpaduan keduanya, dengan tekstur lembut dan rasa gurih jadah serta tempe yang terasa manis dan legit ketika dimakan dalam satu tangkup, memberikan pengalaman tersendiri yang berbeda dari kuliner-kuliner lainnya. Harganya sendiri sangat terjangkau, dengan Rp. 10.000,00 sudah bisa mendapatkan 5 buah jadah dan 5 buah tempe bacem. Warung ini buka dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore.

 

Toko:

Jl. Astomulyo, Simpang Lima Wara Kaliurang, Telp. 081328052182

Jl. Kaliurang Km. 12,5, Telp. 081578558388

Oleh-oleh Prima Rasa Bandung, 1 Yang Sedap

primarasa

Oleh-oleh Prima Rasa Bandung yang sedap kini semakin jadi klangenan bagi mereka yang melakukan perjalanan ke Bandung, Jawa Barat. Selain sejumlah kue keringnya, kue-kue basahnya banyak diburu para pecinta kuliner.

Oleh-oleh Prima Rasa Bandung

Bakery & Pastry Prima Rasa adalah toko makanan roti dan kue yang berada di sekitar kota Bandung, seperti di kawasan Buah Batu, Pasir Kaliki, Antapani dan lain lain. Toko ini terkenal dengan brownies kukus dan panggangnya, serta beberapa penganan lain seperti bollen pisang, banana roll, picnic roll, chiffon cake dan lain sebagainya. Dengan semakin terkenalnya makanan-makanan yang dijajakan, memjadikan toko ini kemudian sebagai salah satu pusat oleh-oleh terpopuler di Bandung saat ini.

Pada awalnya, segala jenis oleh-oleh penganan di toko ini hanya dijajakan lewat mulut ke mulut serta dititipkan ke sejumlah toko makanan lain di Bandung sejak tahun 1984 silam. Namun kemudian makanan-makanan ini mulai laris dan dicari banyak konsumen, sehingga pada tahun 1992 toko Prima Rasa resmi berdiri. Kini toko ini telah memiliki 5 cabang, yang termasuk salah satunya dapur produksi semua makanan yang dijual di cabang-cabang tersebut, demi menjaga kualitas makanan yang dijual.

Makanan yang dijajakan pun beragam dengan berbagai jenis varian. Brownies kukus misalnya, memiliki varian seperti rasa coklat, keju coklat, ketan pandan atau cappuccino. Lalu ada juga brownies panggang dengan varian rasa almond, tiramisu, keju, mocca, choco chip, blueberry atau rum raisin. Harga brownies ini berkisar antara Rp. 50.000,00 hingga Rp. 75.000,00. Kemudian ada pula ragam jenis bollen, mulai dari pisang keju, pisang coklat, pisang coklat keju, tape, apel hingga durian, dengan harga mulai dari Rp. 45.000,00. Dan yang juga menarik untuk dicoba adalah Picnic Roll yang dihargai Rp. 55.000,00 untuk yang kecil serta Rp. 70.000,00 untuk yang besar.

Prima Rasa buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 8 malam. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (022) 7206468 atau lewat email di infoprimarasabandung@gmail.com.

 

Toko pusat: Jl. Kemuning no. 20, Telp. (022) 7206468

Cabang:

Jl. Pasir Kaliki no. 163, Telp. (022) 6120177

Jl. Buah Batu no. 167A, Telp. (022) 7311537

Ruko Kopo Plaza Blok C-6, Jl.Peta Lingkar Selatan

Jl. Purwakarta no. 95

Bakpia Pathok 25, Tradisi Oleh-oleh

bakpia pathok 25

Bakpia Pathok 25, adalah tradisi oleh-oleh khas Yogyakarta. Dia adalah toko oleh-oleh bakpia Yogyakarta terkenal yang memiliki beberapa cabang di sekitar kota pelajar itu.

Bakpia Pathok 25

Bakpia Pathok 25, adalah tradisi oleh-oleh khas Yogyakarta. Dia adalah toko oleh-oleh bakpia Yogyakarta terkenal yang memiliki beberapa cabang di sekitar kota pelajar itu. Cabang-cabangnya ada di  di Pasar Pathok, Ongkojoyo, dan beberapa tempat lainnya. Dinamai bakpia Pathok karena awalnya makanan ini dibuat oleh orang-orang di sekitar kawasan Pathok sejak tahun 1940an, yang terinspirasi kue pia kacang hijau dari Tiongkok.

Meski awalnya tidak terlalu populer, namun lambat laun bisnis bakpia berkembang pesat dan menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Yogyakarta. Dimulai dari penamaan produk sebagai merek dagang yang disesuaikan dengan nomor rumah masing-masing produsen dan penjual.

Kemudian kemasan yang tadinya hanya menggunakan besek tanpa label kemudian menjadi kemasan kertas karton dengan label nama masing-masing produk. Bakpia yang awalnya dibuat menggunakan bahan bakar arang kemudian berubah menggunakan oven gas demi memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.

Dan pada tahun 1990an bakpia mulai populer, hingga kini terus dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta paling dicari. Bakpia Pathok 25 sendiri kemudian membuka beberapa cabang, saat ini ada 1 toko di Pasar Pathok, 2 toko di area Jl. AIP II KS Tubun serta 2 toko lainnya di Jl. Laksda Adisucipto. Ada beberapa varian bakpia yang dijajakan, mulai dari bakpia kumbu, keju, kacang hijau, coklat, nanas, durian atau yang dicampur dalam 1 kemasan. Selain itu, kini toko ini juga menjual aneka penganan oleh-oleh lainnya seperti ampyang, yangko, getuk, angleng, madu mongso dan lain lain.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi (0274) 513904/566122, dan dapat mengunjungi website resmi https://bakpia25.com.

 

Toko pusat & pabrik: Jl. AIP II KS Tubun NG I/504
Telp. (0274) 513904/566122

Toko Ongko Joyo: Jl. AIP II KS Tubun 65
Telp. (0274) 512219/583237

Toko Pasar Pathok: Kios Pasar Pathok 14-18
Telp. (0274) 561551

Toko Bandara Jaya: Jl. Laksda Adisucipto
Telp (0274) 489059

Toko Kembang Jaya: Jl. Laksda Adisucipto Km. 9
Telp. (0274) 484458

Pusat Oleh-Oleh Djoe Semarang

Singgah Semarang di antaranya ke pusat oleh oleh djoe

Pusat Oleh-Oleh Djoe Semarang adalah tempat oleh-oleh penganan khas Jawa Tengah yang berada di kawasan Pandanaran, Semarang. berada di kawasan wisata oleh-oleh utama di ibukota Jawa Tengah, Djoe bisa menjadi alternatif belanja penganan khas Semarang.

Pusat Oleh-oleh Djoe Semarang

Toko Djoe ini telah berjualan sejak tahun 1960an dan pada tahun 1980 sempat membuka cabang di kawasan Simpang Lima. Pada awalnya hanya merupakan toko buah-buahan, bisnis toko ini berkembang pesat dan akhirnya beralih menjadi toko oleh-oleh khas Semarang, serta membuka cabang di area Pandanaran yang kemudian menjadi pusat aktivitas toko ini hingga sekarang.

Kini toko ini populer dengan menjajakan penganan oleh-oleh seperti bandeng presto, wingko, lumpia, moaci, serta makanan khas daerah Jawa Tengah lainnya seperti getuk, wajik, jenang dan lain lain. Harganya pun cukup terjangkau, dengan bandeng presto seharga Rp. 107.000,00, wingko yang berkisar dari Rp. 39.000,00 hingga Rp. 73.000,00, atau lumpia isi 5 yang berkisar dari Rp. 75.000,00 hingga Rp. 85.000,00.

Untuk mengembangkan bisnisnya kini toko ini juga telah memiliki cabang di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto. Selain itu, toko ini juga menyediakan layanan untuk acara pesta atau event-event tertentu, baik acara komunitas maupun korporat.

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (024) 831 8663 atau melalui email info@oleholehdjoe.com, serta bisa mengunjungi website resmi www.oleholehdjoe.com.

 

Pusat Oleh-oleh Djoe Semarang

Jl. Pandanaran no. 51, Semarang

Telp. (024) 8318663

 

Pusat Oleh-oleh Djoe Yogyakarta

Jl. Laksda Adisucipto Km. 9, Yogyakarta

Telp. (0274) 485 899

Bandeng dan Oleh-Oleh Juwana Semarang

Bandeng Presto bisa dicari di Toko Nusa Indah

Bandeng dan oleh-oleh Juwana Semarang adalah toko oleh-oleh khas Jawa Tengah yang berpusat di kawasan Pandanaran, Semarang. Selain itu, terdapat juga beberapa cabang di sekitar ibu kota Jawa Tengah tersebut.

Bandeng dan Oleh-oleh Juwana Semarang

Bandeng dan oleh-oleh Juwana Semarang adalah toko oleh-oleh khas Jawa Tengah yang berpusat di kawasan Pandanaran, Semarang. Selain itu, terdapat juga beberapa cabang di sekitar kota Semarang seperti di Pamularsih, atau di Ngaliyan.

Telah beroperasi sejak tahun 1981, Bandeng Juwana mempunyai spesialisasi pada bandeng tulang lunak khas Semarang, yang kemudian juga diracik menjadi berbagai jenis penganan seperti bandeng otak-otak, pepes bandeng, bandeng tauco, bandeng goreng telur dan lain lain. Harga berbagai jenis bandeng olahan ini beragam, mulai dari Rp 117 ribu hingga hingga Rp 163 ribu  untuk bandeng tulang lunak biasa, Rp 185 ribu untuk bandeng otak-otak atau Rp 187 ribu untuk bandeng dalam sangkar.

Namun selain menjajakan aneka jenis bandeng tulang lunak, tempat ini juga menjual beragam penganan oleh-oleh lainnya seperti enting-enting gepuk, wingko dan sebagainya. Selain itu, kini mereka juga memiliki restoran Elrina yang menyajikan ragam hidangan bandeng dan sajian lokal lain jika ingin menyantap langsung. Di restoran ini tersedia pula beberapa olahan bandeng yang terbilang unik seperti bandeng teriyaki, tongseng bandeng, sate bandeng dan lain lainnya.

Toko ini buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 11 malam (Pandanaran) atau jam 9 malam (Pamularsih dan Ngaliyan).

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (024) 76435702 atau melalui email info@bandengjuwana.com, serta bisa mengunjungi website resmi www.bandengjuwana.com.

 

Pandanaran: Jl. Pandanaran no. 57, Semarang,

Telp. (024) 8311488

Pamularsih: Jl. Pamularsih no. 70, Semarang

Telp. (024) 76630433

Ngaliyan: Jl. Prof. Dr. Hamka no. 41, Semarang

Telp. (024) 76435700