Dataran Dieng, di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, biasanya orang akan langsung teringat dengan keindahan alam pegunungan, di atas ketinggian 2.093 meter di atas permukaan laut. Tidak salah memang, karena sebagian dari Dieng masuk di wilayah kabupaten ini. Beberapa obyek wisata unggulan pun terdapat di kawasan berudara dingin tersebut.
Dataran Dieng
Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Jawa Tengah, keberadaan hotel mulai kelas melati hingga hotel berbintang boleh jadi salah satu indikator sebagai daerah tujuan wisata baik wisatawan dalam maupun luar negeri. Di saat akhir pecan, suasana Kecamatan Wonosobo, pusat pemerintahan kabupaten ini terasa lebih ramai. Mereka kebanyak- kan wisatawan yang menginap dikota Wonosobo untuk berwisata ke kawasan Dieng.
Wisata alam merupakan satu dari sekian banyak keunggulan pariwisata kabupaten ini. Kawasan Dieng menjadi pusat wisata alam. Serunya, aktivitas wisata alam di Kabupaten Wonosobo sudah bisa lakukan sejak dinihari dengan menikmati terbitnya matahari (sunrise) di Bukit Sikunir, Desa Sembungan.
Desa Sembungan berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Bukit Sikunir menjadi tempat untuk menikmati saat terbitnya matahari dengan latar pegunungan. Desa yang disebut sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa ini (2.300 meter di atas permukaan laut) hampir tidak pernah sepi dari wisatawan. Bukit Sikunir pun menjadi lokasi favorit para pemburu foto lansekap.
Untuk bisa menikmati keindahan sunrise di Bukit Sikunir harus bersiap mulai jelang subuh, jika berangkat dari kawasan Dieng, pukul 4 sudah harus meninggalkan penginapan, sementara jika menginap di kota Wonosobo aktivitas harus sudah dimulai sejak pukul 3 pagi.
Selain menyiapkan diri dengan jaket tebal, sepatu khusus trekking, kaus tangan dan penutup kepala, stamina pun harus dalam kondisi prima, maklum untuk mencapai Bukit Sikunir harus dilalui dengan jalan kaki menanjak yang cukup menguras tenaga. Namun semua perjuangan itu akan terbayar lunas saat detik-detik matahari mulai menampakkan wujudnya. Semburat jingga mentari pagi bakal muncul indah dibalik kokohnya Gunung Sindoro, Sumbing, dan Gunung Slamet.
Puas menikmati dan mengabadikan keindahan matahari terbit, setelah turun bukit, istirahat sejenaklah di Danau Cebong. Hamparan air dengan latarbelakang perbukitan menjadi pe- mandangan yang cukup menyegarkan, sinar tipis matahari pagi semakin menghangatkan suasana.
Biasanya setelah menyaksikan sunrise dan menikmati segarnya suasana Danau Cebong, perjalanan wisata dilanjutkan dengan mengunjungi Telaga Warna. Keindahan salah satu obyek wisata unggulan Kabupaten Wonosobo ini sudah sangat popular. Saat akhir pekan wisatawan asal Yogyakarta, Semarang, Jakarta, hingga wisatawan asing banyak yang berkunjung ke telaga ini.
Danau ini disebut sebagai Telaga Warna karena memiliki keunikan air telaga ini sering berubah terkadang berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni mirip pelangi. Kandungan sulfur yang cukup tinggi merupakan salah satu faktor mengapa air telaga ini bisa berubah saat terkena sinar matahari.
Suasana damai juga senantiasa melingkupi kawasan telaga warna, tidak heran jika banyak wisatawan yang betah berlama-lama menikmati suasana di obyek wisata ini. Selain itu rimbun pepohonan yang mengelilingi telaga menambah suasana semakin damai. Berdekatan dengan Telaga Warna ada Telaga Pengilon dengan air jernih dan suasana alam sekitarnya yang juga menenangkan.
Jangan pernah melewatkan pula Dieng Plateu Theater (DPT). Inilah pusat informasi tentang Dieng. Segala po- tensi alam dan budaya masyarakat di dataran tinggi Dieng tesaji di sini. Bios- kop mini dengan kapasitas sekitar 100 orang ini memutar film dokumenter yang memaparkan sejarah dan ke- hidupan di Dataran Tinggi Dieng. Film berjudul “Dieng Negeri Khayangan” tersebut berdurasi sekitar 23 menit.
Meski terbilang singkat, namun film tersebut mampu merangkum dan memberikan informasi lengkap mulai kejadian geologi, seni dan budaya, obyek wisata, kehidupan sosial masyarakat Dieng hingga fenomena rambut gimbal anak-anak Dieng, termasuk informasi mengenai embun salju yang turun pada musim kemarau atau biasa disebut “embun upas”.
Sempatkan juga untuk mempir ke Telaga Menjer. Luas telaga ini mencapai 70 hektare dengan latar elakang bukit berhiaskan hijaunya pepohonan. Telaga ini terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung. Air telaga ini dimanfaatkan menjadi sumber tenaga bagi pembangkit tenaga listrik.
Wonosobo masih memiliki obyek wisata Taman Rekreasi dan Olahraga Kalianget. Destinasi wisata ini merupakan tempat pemandian air panas. Taman Rekreasi dan Olahraga Kalianget jarangat hanya sekitar tiga kilometer dari pusat kota Wonosobo. Ada dua tempat di pemandian ini yakni berupa kolam besar dan pemandian kamar- kamar.
Kandungan air panas di Kalianget berasal dari aliran sungai kecil, kandungan sulfurnya cukup tinggi dan bermanfaat untuk obat bagi yang meiliki masalah kesehatan kulit. Sumber air hangat di Kalianget sangat melimpah, memanfaatkan potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten Wonosobo sekarang ini sedang mengembang- kan wisata kesehatan dengan konsep rumah sehat.
Puas menikmati semua keindahan alam Wonosobo, tentunya mencicipi kuliner khas kabupaten ini tidak boleh terlewatkan. Mie Ongklok, salah satu makanan khas merupakan ikon wisata kuliner Wonosobo. Mie ini memiliki cita rasa yang gurih.
Mie ongklok disajikan dengan kuah yang kental bercampur sayuran segar ditemani dengan tusukan-tusukan sate daging sapi yang diiris kecil-kecil. Rasa sate yang manis gurih menambah sedapnya rasa Mie Ongklok. Warung makan yang menyajikan menu Mie Ongklok cukup banyak di Wonosobo
Larung Sukerto
Larung Sukerto merupakan tradisi yang unik dan masih dipertahankan masyarakat di Kabupaten Wonosobo. Kata Larung artinya terapung dibawa air, dan Sukerto memiliki arti masalah. Jadi secara haraah tradisi ini memiliki arti membuang segala masalah. Tradisi membuang masalah ini dilambangkan dengan menghanyutkan berbagai macam sesaji ke Sungai Semagung.
Upacara adat ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Tidak ada literature yang pasti sejak kapan tradisi ini dimulai. Larung Sukerto dilaksanakan setiap malam 1 Syuro (penanggalan jawa). Tradisi ini dimulai tepat pada pukul 00.00 tempuran.
Tenong Suran
Ritual tradisional ini dilaksanakan sebagai upacara menyambut hari jadi Dusun Gianti di Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto. Tenong Suran dilaksanakan setiap Syura (Muharam). Prosesi upacara tenongan diawali ziarah ke makam sesepuh desa Adipati Mertoloyo yang dipercaya sebagai pembuka Dusun Giyanti.
Ratusan warga mengenakan pakaian khas Jawa membawa makanan dalam tempat makan yang disebut tenong. Prosesi ini juga diiringi dengan kesenian seperti lengger, barongan, serta kuda kepang. Setelah prosesi upacara kegiatan dilanjutkan dengan pagelaran seni tradisional semalam suntuk di desa yang mendapat julukan sebagai Dusun Wisata tersebut.
agendaIndonesia
*****