Getuk Trio Magelang menjadi oleh-oleh khas kota di lereng Bukit Tidar ini.

Getuk Trio Magelang senantiasa tampil unik dan manis dalam lima lapis dan tiga warna khasnya. Aslinya ini adalah ragam jenis getuk lindri. Makanan tradisional berbahan dasar singkong ini sudah umum dikenal sebagai salah satu penganan dan oleh-oleh khas kota Magelang dan telah lama menjadi bagian penting dari budaya warga kota sejuta bunga ini.

Getuk Trio Magelang

Getuk umumnya terbuat dari singkong yang direbus dan dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk, kemudian diberi gula dan pewarna makanan. Terkadang getuk juga diberi tambahan parutan kelapa sebagai pelengkap. Konon makanan ini tercipta pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1940-an.

Getuk Trio Magelang kemasannya tak pernah berubah sejak puluhan tahun lalu.
Getuk Trio Magelang terdiri dari lima lapis yang manis. Foto: Dok. Getuk Trio

Kala itu, bahan pangan pokok seperti beras sangat langka dan tidak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Kemudian sebagai substitusi beras, banyak warga Magelang yang membuat, membeli dan mengonsumsi getuk, karena saat itu singkong lebih murah dan mudah ditemui.

Cerita Getuk Trio sendiri dimulai pada 1958. Hendra Samadhana, sang pendiri, sebelumnya bekerja sebagai pemilik bengkel. Namun melihat popularitas getuk sebagai penganan khas warga Magelang, Jawa Tengah, yang terus naik, terbersit niatnya untuk membuat produk getuk yang tak hanya diminati kalangan kelas bawah, tapi juga menengah ke atas.

Lantas bersama istrinya, Setiawati, ia mulai berkreasi membuat getuk yang unik dan spesial dari getuk lain yang sudah ada. Menggunakan perkakas dan komponen yang ada di bengkel, ia membuat mesin penggiling singkong agar hasilnya getuk bisa lebih halus dan lembut.

Selain itu, Hendra dan Setiawati  juga memberikan satu ciri khas pada getuk buatannya: tiga warna berbeda berupa coklat, putih dan merah muda. Ciri ini pula yang terus dipertahankan hingga kini.

Pemilihan ciri khas tiga warna tersebut bukan tanpa sebab. Ketiga warna itu melambangkan ketiga anak mereka, serta usaha bengkel dan toko kelontong milik keluarga mereka yang kebetulan sama-sama bernamakan ‘Trio’. Dari situlah pula nama Getuk Trio lahir.

Mulanya, sang istri menjajakan getuknya kepada orang tua teman anak-anaknya di sekolah. Mulai mendapat respon bagus dan minat yang tinggi, Getuk Trio mulai dititipkan lewat beberapa toko roti di Magelang. Secara kebetulan, salah satu toko roti tersebut merupakan langganan dari Akademi Militer (Akmil) Magelang, sehingga getuk mereka pun mulai populer di kalangan Akmil, utamanya jika sedang ada perhelatan tertentu.

Pada 1960, Ratu Thailand pada saat itu, Ratu Sirikit, tengah melakukan kunjungan ke Akmil. Toko roti tersebut pun seperti biasanya didaulat untuk menyediakan konsumsi makanan pada acara mereka.

Salah satu makanan yang dihidangkan adalah Getuk Trio, dan ketika Ratu Sirikit mencobanya, ia berdecak kagum dan mengaku sangat menyukai penganan tersebut. Sampai-sampai, Getuk Trio Magelang pernah dijuluki ‘getuk Sirikit’ kala itu.

Publisitas tersebut mengangkat pamor produk Hendra itu sebagai salah satu getuk terpopuler di Magelang. Lebih hebatnya lagi, getuk lainnya secara umum juga ikut terangkat kodratnya dari pengganti makanan pokok warga kelas bawah menjadi kudapan masyarakat menengah ke atas. Getuk tak lagi hanya identik sebagai makanan ‘murahan’ dan mulai diminati banyak kalangan, bahkan semakin banyak merek-merek baru penjual getuk bermunculan.

Menghadapi persaingan yang semakin marak, Getuk Trio Magelang dapat terus bertahan sampai sekarang dengan kualitasnya yang selalu terjaga. Beberapa upaya mempertahankan kualitas tersebut terlihat dari pemilihan singkong yang digunakan selalu berumur maksimal satu tahun. Selain itu, singkong yang digunakan juga khusus jenis Singkong Kinanti yang diklaim punya cita rasa manis secara alami.

Satu hal yang juga perlu diperhatikan, khususnya bagi yang ingin membeli untuk oleh-oleh, Getuk Trio tidak menggunakan bahan pengawet, agar tidak mengganggu cita rasa aslinya. Karena itu orang harus maklum jika makanan ini biasanya hanya awet sekitar dua sampai tiga hari.

Sangat dianjurkan untuk dikonsumsi segera atau dibawa dalam perjalanan tak lebih dari sehari. Ini juga membuat pengiriman ke luar kota dan terlebih ke luar negeri menjadi agak sulit. Pada kemasan, bisanya tertempel tanggal produksinya. Alias tanggal saat dijual. Mereka selalu mengingatkan getuknya harus habis sebisa mungkin 24 jam setelah pembelian.

Saat ini, bisnis Getuk Trio dijalankan oleh sang anak, Herry Wiyanto, selepas wafatnya sang ayah. Sentra penjualannya kini terdapat di Jalan Mataram, Magelang, dengan satu cabang di Jalan Tentara Pelajar. Selain itu, mereka juga masih menjaga kemitraan dengan toko roti dan penganan lainnya seperti toko Mekar; toko Sari Rasa; toko Lezat; toko Endang Jaya; toko Barokah Agung; toko 88; toko Tape Ketan Muntilan, dan beberapa lainnya.

Getuk Trio biasanya dikemas dalam kotak karton, dengan harga bergantung dari berapa isi di dalamnya. Kotaknya sendiri masih berdesain sama dari ketika dulu produk ini mulai dijual untuk umum. Alasannya demi melestarikan jati diri dan sejarahnya sebagai salah satu merk top getuk Magelang. Yang cukup umum dibeli oleh konsumen adalah satu kotak isi 12 atau 16 buah yang harganya sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.

Berita baiknya, toko-toko resmi Getuk Trio kini juga menjadi pusat oleh-oleh dan turut menjajakan berbagai jenis penganan lainnya, seperti wajik, tape ketan, ledre pisang, roti jahe, dan lain lainnya. Semakin memudahkan bagi wisatawan yang sedang mencari oleh-oleh, bisa langsung datang dan mendapatkan segala macam produk penganan di satu tempat.

Toko di Jalan Mataram buka dari jam 08.00 hingga jam 17.30, sementara cabang Jalan Tentara Pelajar buka dari jam 08.30 sampai jam 18.00. Dalam seminggu, mereka selalu buka kecuali pada hari Selasa. Untuk pemesanan atau info lebih lanjut dapat menghubungi mereka, atau mengunjungi situs resmi getuktrio.co.id dan laman Instagram resmi @getuktrio58.

Getuk Trio Magelang

Jl. Mataram no. 47, telp. (0293) 363536

Jl. Tentara Pelajar no. 58, telp. (0293) 364538

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi