Masakan Pariaman, Sumatera Barat, membawa harum daerah ini ke seluruh Nusantara.

Masakan Pariaman, yang merupakan daerah pesisir di Provinsi Sumatera Barat, dikenal menawarkan kelezatannya di seluruh pelosok Indonesia. Sebagian besar rumah makan Padang yang tersebar di tanah Air dibuka oleh para perantau asal Pariaman, kota yang berjarak hanya sekitar 60 kilometer dari kota Padang.

Masakan Pariaman

Nama Padang memang lebih dikenal dibandingkan Pariaman. Namun, di kampung para juru masak andal ini, tentunya ada pilihan berlimpah hidangan asli Pariaman. Walhasil, bila berlibur di kota ini, wisatawan tak hanya menikmati keindahan pantainya, tapi juga berwisata kuliner dengan sajian pilihan seperti berikut ini.

Masakan pariaman menjadi wakil kuliner Sumatera Barat ke seluruh Indonesia.
Nasi Sek Pariaman, murah meriah dan mengenyangkan. Foto: Dok. TL

Nasi Sek Pariaman

Inilah hidangan terpopuler di Pantai Gandoriah, Pariaman. Banyak yang menjualnya di kedai-kedai kecil dengan meja dan kursi di tempat terbuka, di bawah rindangnya pohon cemara laut. Nasi sek adalah kependekan dari nasi “seratus kenyang”. Dulu sekali harganya memang Rp 100 per bungkus. Kini dipatok Rp 4 ribu-5 ribu. Sekepal nasi panas dibungkus daun pisang dengan lauk sala ikan atau sala cumi.

Sala ikan dan cumi adalah ikan dan cumi
yang digoreng dengan tepung beras berbumbu. Bumbu sala ikan dan cumi ini cukup sederhana, yaitu tepung beras, kunyit, garam, dan jeruk nipis. Bumbu tersebut dibalurkan pada ikan dan cumi, lalu langsung digoreng dan dihidangkan panas-panas.

Gurih dan segar karena ikannya langsung dibeli dari nelayan pagi-pagi di Pantai Gandoriah. Nasi sek dan sala ikan serta cumi ini dilengkapi dengan urap daun singkong dan tauge, serta sambal lado tomat, yang dibuat dari cabai, bawang, dan tomat rebus yang digiling kasar.

Di Pantai Gondariah terdapat belasan pondok lesehan tempat makan nasi sek yang menghadap ke laut. Harga satu porsi, yang terdiri atas lima bungkus nasi dan sepiring sala serta urap dan sambal lado, adalah Rp 25 ribu.

Kedai Nasi Sek; Pantai Gandoriah, Pariaman


Gulai Kepala Ikan Pauh

Yang satu ini, khususnya kepala ikan karang, juga menjadi ciri hidangan di rumah makan Pariaman. Daerah Pauh di Pariaman memang terkenal dengan gulai ikan karang. Bahkan banyak rumah makan di kota besar membuka rumah makan dengan nama Pauh, dengan sajian andalan gulai ikan karang.

Salah satu rumah makan yang khusus menjual gulai ikan karang ini adalah Kedai Nasi Pauh. Menggunakan bangunan lama dari kayu dan cukup luas, rumah makan ini menyuguhkan gulai kepala ikan yang masih panas karena baru dibuat pagi harinya di atas tungku kayu di dapur rumah.

Gulai ikan karang berkuah merah, dengan santan yang tidak terlalu pekat. Bumbunya yang berupa bawang merah dan bawang putih yang digiling kasar, serta cabai rawit hijau yang dibiarkan utuh, membuat gulai terasa makin segar. Dibikin lebih khas dengan tambahan daun ruku-ruku, kunyit, serai, dan asam kandis. Hanya cabai merah, jahe, lengkuas, dan kunyit yang digiling halus. Kepala ikan karang yang disajikan biasanya ikan kakap yang berkulit tebal, tapi setelah dimasak menjadi kenyal. Gulai ini tidak terlalu pedas, bila ingin pedas, silakan gigit cabai rawitnya.

Kedai Nasi Pauh; Jalan DR. M. Djamil, Pariaman

masakan Pariaman lebih dikenal sebagai masakan Padang.
Aneka masakan tradisional Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Dok. shutterstock

Katupek Gule Tunjang

Hidangan ini bisa ditemukan di Los Lambuang, Pasar Kuraitaji. Tak jauh

dari Kota Pariaman, berada di jalan utama di pesisir Pariaman arah ke Tiku dan Pasaman. Berbeda dengan ketupat atau lontong yang biasanya disajikan dengan sayur nangka, pakis, atau buncis. Seperti namanya, ketupat gulai tunjang ini disajikan dengan gulai tunjang.

Tunjang adalah kaki sapi yang direbus lama hingga empuk, mirip kikil, tapi lebih tebal, kenyal, dan lembut. Kalau kikil lebih keras karena kulit luar sapi, tunjang ini “dagingnya” kaki sapi dan yang melekat ke tulang.

Seporsi ketupat disiram gulai dengan kuah yang tidak terlalu merah, berisi beberapa potong cubadak atau nangka muda, dan beberapa potong tunjang. Di atasnya ditambahkan kerupuk merah. Gulai tunjangnya juga empuk dan kenyal. Sungguh perpaduan yang unik antara ketupat, gulai tunjang,
dan gulai nangka. Gulai tunjang dimasak menggunakan bumbu rempah yang sangat beragam, dari ketumbar, kemiri, merica, sampai kapulaga. Tak mengherankan rasa rempahnya begitu kuat.

Katupek Gulai Tunjang Kuraitaji; Pasar Kuraitaji, Pariaman

Pasar Tiku, sekitar 1 kilometer dari Pasar Kuraitaji, Pariaman.

Katupek Gulai Sempadeh

Dulunya Tiku bagian dari Pariaman, tapi kemudian digabungkan dengan

Kabupaten Agam. Katupek gulai sampadeh ini dijual di pinggir jalan raya di Pasar Tiku. Ada tiga kedai yang menjualnya. Sajian ini berbeda dengan hidangan ketupat lain karena kuahnya pedas tanpa santan, menggunakan gulai sampadeh atau gulai asam pedas khas masakan Pariaman.

Dalam satu porsi ada tiga ketupat yang diguyur kuah asam pedas berwarna merah dengan potongan labu siam dan ikan laut yang kecil-kecil. Sekilas penampilannya kurang menarik. Namun, pada suapan pertama,

Anda mendapat kejutan. Ternyata ketupatnya gurih, seperti nasi uduk, pas sekali dengan kuahnya yang asam, pedas, dan segar. Desi, penjualnya, menyebutkan ketupatnya gurih karena dimasak dalam santan yang kental. “Anduang (nenek) saya dulu sudah menjual katupek sampadeh ini,” kata seorang pedagang di sana. Ia generasi ketiga yang menjual ketupat gulai sampadeh di Tiku.

Kedai Katupek Gulai Sampadeh; Pasar Tiku, Agam

Memang ada banyak hidangan yang dapat wisatawan coba ketika berwisata ke Pariaman. Namun, untuk minumnya, jangan lupa minuman khas yang amat populer, teh talua atau teh telur. Minuman ini umumnya disediakan di setiap rumah makan atau warung ketupat yang menjual sajian sarapan.

TL/agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi