Museum Zoologi Bogor adalah salah satu rujukan tentang hewan yang ada di Nusantara.

Museum Zoologi Bogor mungkin kalah pamor dibandingkan Kebun Raya atau Istana Bogor. Padahal, museum ini berada di dalam satu komplek dengan Kebun Raya tersebut.

Museum Zoologi Bogor

Ia patut menjadi salah satu pilihan alternatif tujuan wisata kala melancong di kota hujan, Bogor. Museum yang menampilkan koleksi kerangka fosil dan spesimen hewan yang diawetkan ini adalah salah satu museum fauna terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Lokasinya berada di dalam area salah satu objek wisata utama Bogor lainnya, yakni Kebun Raya Bogor. Maklum, museum ini dulunya merupakan laboratorium penelitian terkait dengan botani dan zoologi yang dilakukan di sekitar wilayah Kebun Raya Bogor.

Museum Zoologi Bogor berada di dalam kompleks Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor. Foto: shutterstock

Didirikan pada 23 Agustus 1894, tempat ini diprakarsai oleh seorang ahli dan peneliti botani dari Belanda bernama Dr. J. C. Koningsberger. Awalnya, tempat ini dinamai Landbouw Zoologish Laboratorium, merujuk kepada fungsi utamanya sebagai laboratorium penelitian.

Seiring berjalannya waktu, selain melakukan kegiatan penelitian terhadap flora dan fauna, Koningsberger kemudian juga berupaya mengumpulkan dan menghimpun koleksi spesimen hewan-hewan yang pernah ditemuinya selama berada di Indonesia.

Dari kegiatan inventarisasi kekayaan fauna Indonesia tersebut, maka pada 1901 dibangunlah gedung tambahan sebagai ruang koleksi dan pameran. Fungsi tempat ini pun turut bertambah sebagai museum dan sarana edukasi untuk umum, hingga saat ini.

Nama tempat ini pun sempat berubah beberapa kali. Misalnya, pada masa setelah kemerdekaan, museum ini berganti nama menjadi Museum Zoologicum Bogoriense. Kemudian sempat berubah-ubah, sampai akhirnya ditetapkan bernama resmi Museum Zoologi Bogor.

Zoologi sendiri merupakan istilah dari bahasa Yunani yang berasal dari gabungan dua kata, zoios dan logos. ‘Zoios’ artinya hewan, sedangkan ‘logos’ adalah ilmu atau studi mengenai sesuatu. Jadi, zoologi adalah studi dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hewan.

Dengan luas lahan sebesar, 1.500 m2 dan luas bangunan sekitar 750 m2, tempat ini memiliki tujuh ruangan utama yang berisi koleksi berbagai jenis fauna, mulai dari mamalia, burung, ikan, reptil, amfibi, moluska, serangga, serta hewan invertebrata non serangga dan moluska lainnya.

Pada 1997, sempat dilakukan peremajaan yang didanai oleh Bank Dunia dan dibantu oleh pemerintah Jepang. Kendati ruangan-ruangannya diperbarui dan dilengkapi beberapa diorama, arsitektur bangunannya yang kental bergaya kolonial tetap dipertahankan hingga kini.

Museum Zoologi Bogor Kemendikbud
Pintu masuk Museum Zoologi Bogor. Foto: Kemendikbud.

Setelah rampung, pada tahun 2000 museum ini resmi dikelola oleh divisi zoologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sekarang Badan Riset dan Ilmu Pengetahuan Indonesia (BRIN). Fungsi museum Zoologi Bogor sebagai pusat penelitian, inventarisasi dan edukasi kepada masyarakat umum pun terus dilakukan sampai sekarang.

Tercatat, hingga saat ini terdapat koleksi 650 jenis mamalia, 12.000 jenis ikan, 1.000 jenis burung, 763 jenis reptil dan amfibi, 12.000 jenis serangga, 959 jenis moluska, serta 700 jenis hewan invertebrata non serangga dan moluska, seperti cumi-cumi, ubur-ubur, dan lainnya.

Dari koleksi tersebut, terdapat beberapa koleksi unik yang pantang untuk dilewatkan kala berkunjung ke museum ini. Salah satunya yang cukup legendaris adalah kerangka paus biru yang dulu ditemukan mati terdampar di pantai Pameungpeuk, Garut pada Desember 1916.

Hewan yang dikenal sebagai spesies mamalia terbesar di dunia tersebut ditemui dengan panjang mencapai 27,25 meter, dan bobotnya sekitar 116 ton. Bahkan, berat kerangka tulangnya saja disebut-sebut seberat 64 ton.

Maka tak heran dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar dua bulan untuk dapat memindahkannya ke Museum Zoologi Bogor. Sesampainya di museum pun, dibutuhkan ruangan tersendiri untuk dapat menyimpan kerangkanya secara utuh, lantaran ukurannya yang begitu raksasa.

Koleksi lain yang cukup unik adalah badak Jawa, salah satu satwa langka yang dilindungi. Konon populasinya kini hanya sekitar puluhan ekor, dan mayoritas habitatnya saat ini berada di taman konservasi Ujung Kulon, Banten.

Badak yang memiliki ciri khas bercula satu dan kecil ini menjadi langka dan terancam punah akibat kerap diburu untuk diambil culanya. Tak terkecuali badak berbobot sekitar dua ton tersebut yang juga mati oleh pemburu cula badak.

Badak itu kemudian disebut-sebut sebagai salah satu badak Jawa terakhir yang hidup di area Tasikmalaya. Karena tak sempat dipindahkan ke Ujung Kulon, akhirnya setelah wafat badak tersebut diabadikan di dalam museum pada 1934.

Selain itu, terdapat pula sampel kulit beserta foto dari komodo yang ditemukan pada tahun 1912 oleh Pieter Antonie Ouwens, direktur Landbouw Zoologish Laboratorium pada saat itu. Ini adalah pertama kalinya spesies komodo ditemukan dari ekspedisi di area Nusa Tenggara.

Yang juga tak kalah unik, ruangan untuk menyimpan spesimen burung memiliki kriteria khusus. Untuk menjaga spesimen agar senantiasa awet dan tidak rusak, maka suhu ruangan selalu dikondisikan setidaknya dalam suhu sekitar 22 derajat Celsius.

Bahkan, koleksi yang terdapat di museum ini tak hanya meliputi satwa nusantara saja. Beberapa di antaranya merupakan hewan-hewan yang ditemukan di negara-negara lain, seperti misalnya kepiting laba-laba Jepang yang merupakan kepiting terbesar di dunia.

Mengingat lokasinya yang masih berada di dalam wilayah Kebun Raya Bogor, untuk dapat masuk ke dalam perlu membayar tiket masuk menuju Kebun Raya Bogor terlebih dulu. Harganya Rp 16,5 ribu untuk hari biasa dan Rp 26,5 ribu saat akhir pekan.

Kemudian, lokasi museum ini berada bersebelahan dengan gedung Balai Industri Agro. Dari pintu masuk Kebun Raya Bogor, akan terdapat papan penunjuk arah menuju ke museum. Di dalam museum juga ada denah ruangan per kategori hewan, sehingga tak perlu takut tersasar.

Harga tiket masuk ke dalam museum adalah Rp 15 ribu untuk hari biasa, serta Rp 25 ribu kala akhir pekan. Jam operasional museum mulai dari jam 08.00 sampai 15.00 di hari biasa, sedangkan saat akhir pekan buka lebih awal pada jam 07.00.

Museum Zoologi Bogor; Jl. Ir. H. Juanda Nomor 9, Bogor

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi