
Nasi pindang Kudus adalah salah satu masakan tradisional yang memanfaatkan bumbu kluwak atau kluwek, selain rawon di Jawa Timur dan brongkos di Yogya dan Solo. Nasi pindang ini sesuai namanya berasal dari Kudus, Jawa Tengah.
Nasi Pindang Kudus
Tidak jelas betul kapan masakan ini mulai dikenal oleh masyarakat Kudus, namun diperkirakan masakan ini sudah ada sejak tahun 1400-an. Ini mengingat masakan ini sering dikaitkan dengan ajaran Sunan Kudus, salah satu dari Wali Sanga.
Nasi pindang Kudus bukan sekadar makanan biasa bagi masyarakat kota ini, tetapi juga menyimpan sejarah yang menarik. Sunan Kudus dikenal sebagai tokoh yang toleran dan bijaksana dalam berdakwah. Ia menghormati kepercayaan dan budaya masyarakat setempat
Ketika mulai mengajarkan Islam di utara Jawa, di mana masih banyak pemeluk agama Hindu yang ia paham sangat menghormati sapi. Oleh karena itu, ia mengajarkan kepada murid dan masyarakat setempat untuk menggunakan daging kerbau dalam masakan mereka. Ia tak ingin melukai perasaan umat Hindu di sana yang meyakini sapi adalah hewan suci.

Hal yang mungkin sering membingungkan adalah nama “pindang” pada masakan ini. Orang sering mengira ada kaitannya dengan pindang bandeng yang sentra produksinya tak jauh dari Kudus. Padahal ke duanya tak ada hubungannya.
Meskipun belum ada informasi yang pasti, masyarakat setempat menduga karena menggunakan daging kerbau yang lebih liat dibandingkan daging sapi. Karena itu, ketika memasak pindang kerbau, dagingnya direbus terlebih dahulu hingga menjadi lebih empuk.
Secara tampilan, nasi pindang Kudus mirip dengan rawon, karena kuahnya sama-sama berwarna hitam akibat pemakaian kluwek. Namun tentu ada bedanya. Pindang Kudus menggunakan santan dan daun mlinjo.
Secara masakan mungkin lebih dekat ke brongkos, hanya saja santannya lebih tipis. Pindang kerbau juga tidak memakai kacang tholo.
Penyajian masakan ini biasanya terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan lauk pindang daging kerbau. Disajikan di piring yang diberi alas daun pisang. Kadang juga daun jati. Lalu disiram kuah pindang. Daging pindang ini memiliki rasa yang gurih, pedas, dan sedikit manis serta dilengkapi dengan sambal kacang, lalapan, dan kerupuk.
Seiring berjalannya waktu, beberapa penjual nasi pindang di kota kretek ini sudah ada yang menggunakan daging sapi dan ayam sebagai bahan utamanya. Begitupun penjual nasi pindang berdaging sapi ini tak sebanyak nasi pindang kerbau.

Kini pun nasi pindang Kudus ini dijual mulai dari di pinggir jalan hingga restoran mewah dengan harga yang bervariasi. Berikut ada beberapa warung yang sudah terkenal. Bisa dicicipi jika kebetulan dolan ke Kudus.
Pindang Kudus Haji Sulichan
Lokasi warungnya terdapat di sentra makanan Taman Bojana di seberang Simpang 7. Ini tipikal warung makan soto da nasi pindang yang menggunakan bangku panjang serta menggunakan display aneka lauk pelengkap. Sajian seperti satai paru; perkedel; telur, atau tempe goreng; juga kerupuk tersaji di meja.
Warung ini buka sepanjang minggu mulai pukul 7 pagi hingga 9 malam. Selain nasi pindang kerbau, mereka juga menyediakan pindang ayam, juga soto Kudus. Baik yang menggunakan daging kerbau maupun daging ayam.
Warung ini termasuk yang paling terkenal. Selain makanannya enak, harganya tidak bikin kantong kebol. Semangkok soto Kudus daging kerbau, misalnya, dipatok harga Rp 15 ribu. Jika tambah lauk tentu harganya akan bertambah.
Pindang Kudus Haji Sulichan, Pusat Kuliner Bojana, Kudus

Nasi Pindang Kerbau Sidodadi
Tempat makan nasi pindang dan soto khas kudus yang mulai buka sore hari. Di warungnya tertulis Pindang Kerbau, namun ada pilihan daging kerbau atau daging ayam. Tersedia aneka lauk baceman, seperti tahu dan telur bacem. Lauk bacemannya bisa minta dipotong-potong dan bumbunya enak sebagai pelengkap lauk
Selain nasi pindang, warung ini juga menyediakan soto Kudus yang kuahnya bening. Ini tipe soto yang segar. Mereka buka Senin sampai Minggu, kecuali hari Kamis yang tutup.
Pindang Kerbau & Soto Kerbau Sidodadi, Wegu Kulon, Kecamatan Kota, Kudus
Nasi Pindang Mapan 58
Warung ini baru buka sore hari, sekitar pukul 17. Jadi cocoknya memang untuk makan malam. Tempat duduknya tidak terlalu besar, sehingga pada saat jam makan malam situasinya cukup padat.
Ini termasuk pindang kerbau yang paling enak. Meskipun tidak biasa, daging pindangnya bisa diminta dipisah dari nasinya. Lauknya juga tersedia dan bisa dipilih.
Nasi Pindang Mapan 58; Jalan Johar, Nganguk, Kramat, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus
agendaIndonesia
*****