Sate Buntel Solo SHUTTERSTOCK

Sate buntel Solo adalah keunikan kuliner kota Solo yang sering menjadi target untuk dinikmati lagi dan lagi. Banyak orang yang belum pernah mencicipinya beranggapan sate ini sama saja dengan sate, terutama yang berbahan daging kambing, lainnya.

Sate Buntel Solo

Sate buntel Solo punya perbedaan yang signifikan dengan sate-sate lainnya. Sate ini umumnya menggunakan daging kambing, meskipun belakangan ada pula yang mencoba menggunakan daging sapi. Perbedaan sate kambing biasa dan sate buntel terletak pada pengolahan daging kambingnya.

Pada sate kambing reguler, sebut saja begitu untuk membedakannya, menggunakan daging yang dipotong kecil-kecil lalu setiap 3-5 potong ditusuk dengan potongan bambu atau kayu. Sementara itu, sate buntel ini menggunakan daging yang dicincang lembut.

Dalam proses pembuatannya, daging kambing dicincang sampai lembut lalu dicampur dengan bumbu-bumbu khusus. Karena bumbu dicampurkan pada daging cincang yang lembut, rasa bumbu terserap dengan sempurna. Tapi itu belum semua.

Setelah bumbu dan daging tercampur penuh, kemudian ‘adonan’ itu dibentuk kepalan pada tusuk sate yang terbuat dari bambu. Tusuk sate ini lebih besar dari tusuk sate pada umumnya, agar kepalan daging tersebut bisa menempel pada tusuk satenya. Setelah berbentuk kepalan, daging kambing itu dibungkus atau dibentel dengan lapisan lemak daging, lalu di bakar hingga matang. Jadi bisa dibayangkan bagaimana bumbunya betul-betul meresap ke dalam daging.

‘Buntel’ dalam bahasa Jawa berarti ‘bungkus’ atau ‘balut’. Hal tersebut mengacu pada daging kambing cincang yang di-buntel  menggunakan lemak daging kambing tipis sebelum dibakar.

Sate buntel biasanya disajikan dengan saus kecap manis dan beberapa bahan pelengkap seperti irisan tomat, cabe, bawang merah dan kubis atau kol. Untuk menambah rasa pada saus kecap biasanya ditambahkan merica bubuk, sehingga menambah kelezatan pada saus kecap ini.

Cara menikmati sate buntel ini juga unik. Meskipun saat dibakar ia menggunakan tusukan dari bambu, namun umumnya saat disajikan tusukan satenya dicabut dan hanya bungkusan dagingnya yang sampai di meja. Secara original, makan sate buntel biasanya dilakukan termasuk dengan lemak dagingnya. Namun, kadang ada yang menikmatinya dengan membuka bungkusan lemaknya. Mungkin untuk mengurangi efek lemaknya… ahh.

Begitupun, mana cara yang dipilih, sate buntel harus disantap ketika masih panas, karena pada saat keadaan masih panas, lemak yang membungkus daging masih meleleh. Sehingga memberikan sensasi yang khas saat menyantapnya. Teman makannya biasanya nasi putih, meskipun kadang ada yang menyandingnya dengan nasi goreng. Terserah saja.

Lalu mana saja sate buntel yang paling enak di Solo? Rasanya semuanya sama enaknya. Namun, jika ingin lebih pasti, ada beberapa warung sate buntel yang cukup legendaris di kota ini.

Pertama, tentu saja Sate Buntel Tambak Segaran. Nama ini dulunya diambil dari jalan tempat kedainya berjualan. Letaknya strategis, ada di antara dua pasar berskala besar, yakni Pasar Gede Hardjonagoro (di sebelah timur-selatannya) dan Pasar Legi (di sebelah barat-utaranya). Kini nama jalannya telah berubah menjadi jalan Sutan Syahrir. Kedainya buka di nomor 39.

Peringatan saja, bagi wisatawan muslim, hati-hati jika hendak menuju ke warung ini. Dalam satu deret ada dua warung sate buntel, pastikan masuk ke warung yang berjualan daging kambing. Sebab, warung lainnya yang hanya berselisih dua warung, menggunakan daging non-halal.

Buntelan daging kambingnya cukup besar. Satu porsi sate buntel biasanya berisi dua buntelan daging. Meski cuma dua, porsinya rasanya sama saja dengan 10 tusuk sate kambing reguler. Selain sate buntel, di warung ini penggemar kuliner bisa menikmati berbagai menu lain seperti sate kikil (kaki kambing) dan gulai kambing.

Pilihan ke dua adalah Warung Sate Kambing Mbok Galak, lokasinya ada di Jalan Ki Mangun Sarkoro nomor 112. Warung ini sudah berdiri sejak tahun 1980 dan digemari banyak pejabat pemerintahan Indonesia. Konon, sate buntel dari tempat ini digemari mantan Presiden Suharto dan sejumlah menterinya. Selain sate buntelnya, yang juga banyak dipesan adalah thengkleng-nya.

Jika masih masih penasaran, bisa mencoba Sate Warung Sate Kambing Pak Manto yang terletak di Jalan Honggowongso 36, Solo. Meskipun di sini sate buntelnya juga enak, namun yang lebih dikenal adalah thengkleng kambing bumbu rica-rica.

Sate Buntel Solo Pak Manto

Pilihan sate buntel lainnya adalah Sate Buntel Bu Hj. Bejo. Ini mulai terkenal ketika pak Jokowi menjadi Presiden Indonesia dan kegemaran kulinernya diungkap di media massa. Salah satunya adalah Sate Buntel Bu Hj. Bejo. Berlokasi di Jalan Sungai Sebakung, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Solo. Selain bisa memesan sate buntel khas Solo di sini, ada pula ragam olahan kambing lainnya seperti tengkleng, sate kambing reguler, juga tongseng.

Ayo kapan-kapan agendakan kuliner kambingmu ke Solo dan menjajal sate buntel langsung di asalnya.

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi