Jazz Di Alam Terbuka, 3 Yang Unik

Jazz di alam terbuka salah satunya Jazz Atas Awan di Dieng sebagai bagian dari .Dieng Culture Festival

Jazz di alam terbuka pasti menjadi tontonan yang asyik. Lepas dari ruang yang serba terbatas, music dinikmati seraya menikmati alam terbuka. Tentu ada tantangannya, mungkin tata suara perlu penanganan khusus agar keindahan musik tetap asyik menyusuk ke telinga.

Jazz Di Alam Terbuka

Di Indonesia menikmati musik jazz sambil merasakan sejuknya udara pegunungan dan indahnya lanskap alam punya beberapa pilihan. Penggemar musik jazz bisa menjadikannya salah satu itenarary dari rangkaian agenda liburannya.

Berikut ada beberapa pilihan menikmati jazz di alam terbuka.

Jazz Gunung Bromo

Ternyata pertunjukan musik jazz tidak hanya enak ditonton di dalam gedung bermesin penJazzdingin. Musik jazz juga asik dinikmati di tengah sejuknya udara pegunungan. Jazz Gunung salah satunya. Pergelaran rutin tersebut biasanya diadakan pada pertengahan tahun ke dua alias antara Juli hingga Desember.

Jazz di alam terbuka salah satunya jazz gunung Bromo di Jawa Timur yang sudah berjalan selama 13 tahun.
Jazz Gunung Bromo di Jawa Timur. Foto: Dok. TL/Rosana

Tahun 2022 ini perhelatan tersebut memasuki penyelenggaraan yang ke 13. Perjalanan yang pendek, ibarat manusia ia sudah masuk masa akil balik. Tahun ini rencananya akan digelar pada Jumat dan Sabtu, 22 dan 23 Juli 2022.

Pentasnya yang kesohor mampu memikat wisatawan internasional. Setiap tahun, ada sekitar 4.000 pengunjung hadir menikmati pergelaran tersebut. Tahun ini akan diselenggarakan di Amphitheater, Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

Pertunjukan jazz di alam ini pasti unik. Panggungnya hanya beratapkan awan. Penonton duduk di kursi bebatuan dan beralaskan rumput. Sambil menikmati artis-artis ternama, penonton bisa melihat panggung amphitheater terbuka di Jiwa Jawa Resort Bromo dengan latar belakang keindahan Pegunungan Tengger. Jadi penonton akan mendapatkan dua keindahan sekaligus.

Jazz di alam terbuka ini diinisiasi tiga serangkai: Sigit Pramono, Butet Kertarajasa, dan almarhum Djaduk Ferianto. Nikmati musiknya, dan jika beruntung bisa dapat bonus matahari terbit di Bromo.

Sesungguhnya, Jazz Gunung ini akan punya “saudara kembar”, yakni Jazz Gunung Ijen. Namun pelaksanaanya belum seperti yang diselenggarakan di Gunung Bromo.

Jazz Atas Awan Dieng

Pertunjukan musik jazz bertajuk “Jazz Atas Awan” kembali digelar di dataran tinggi Dieng pada 2022. Pertunjukan yang dimulai diselenggarakan pada 2010 ini digelar di seputaran Kompleks Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai bagian dari Dieng Culture Festival.

Dieng Culture Festival atau DCF sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara. Gelaran jazz ini merupakan ruang apresiasi terhadap musikus-musikus muda lokal yang menggeliat di dunia pertunjukan jazz di Indonesia.

Ciri khas Jazz Atas Awan ialah panitia tidak memberi tahu siapa saja artis yang akan tampil. Mereka menyimpan rapat-rapat bintang tamu. Panitia ingin orang hadir ke Dieng Culture Festival bukan karena artisnya, tapi lantaran ingin menyaksikan harmonisasi kemegahan gunung dan lantunan musik yang syahdu. Suhu yang mencapai 4 derajat Celsius membuat penonton wajib menggunakan pakaian hangat selama menonton.

Tahun ini jazz di alam yang dikenal dengan sebutan Jazz Atas Awan ini akan  hingga 4 September 2022 di Desa Wisata Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Selain ada pertunjukan music, pengunjung bisa menikmati rangkaian candi-candi Pandawa, atau Telaga Warna. Tertarik? Ayo agendakan liburan akhir pekanmu.

Maumere Jazz Fiesta Flores

Tak hanya berlangsung di gunung, jazz di alam terbuka juga bisa dilaksanakan di tepi laut atau pantai. Dan, siapa bilang Indonesia bagian timur sepi akan hiburan musik berkelas.

Di Nusa Tenggara Timur ada Maumere Jazz Fiesta Flores yang pernah digelar pertama kali pada Agustus 2017. Ajang jazz di alam terbuka ini pernah diselenggarakan lagi pada 2018. Sayangnya setelah itu belum terselenggara lagi.

Pilihan tempat untuk pelaksanaan perdana pentas ini jatuh di hutan mangrove atau bakau milik Babah Akong dengan luas lebih-kurang 70 hektare. Letaknya di Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka. Salah satu pelopor musik jazz era modern, Barry Likumahuwa, turut mengisi acara ini.

Festival jazz di hutan bakau merupakan acara pertama di Indonesia yang mempromosikan kawasan timur Indonesia lewat pertunjukan musik. “Konser ini terbuka luas untuk masyarakat dan digelar gratis. Kita ingin daerah ini semakin dikenal melalui potensi budaya dan wisatanya. Hal-hal unik akan terus dilakukan demi daerah dan masyarakat Kabupaten Sikka,” ujar Melchias Markus Mekeng, tokoh masyarakat Maumere.

agendaIndonesia

*****