Oleh-Oleh Banten 5 Yang Wajib Dibawa

oleh-oleh Banten ada 5 yang ayak dibawa.

Oleh-oleh Banten selama ini orang banyak yang hanya mengenal sate bandeng. Ini tak salah, meskipun kurang tepat. Cukup banyak sebenarnya oleh-oleh khas dan unik dari daerah ini, hanya belum terlalu dikenal.

Oleh-oleh Banten

Setiap daerah tentu memiliki keunikan yang berbeda dengan daerah lain. Begitu pula dengan Banten. Keunikan Banten bukan semata budaya debusnya yang terkenal itu. Banten juga memiliki buah tangan yang layak dibawa pulang.

Meskipun letaknya relatif tidak terlalu jauh dari Jakarta, bisa jadi masih banyak yang belum tahu jika Banten menyimpan sejumlah oleh-oleh yang unik. Ada makanan klasik yang dilestarikan dari masa silam sampai dengan batik yang pertama kali dipatenkan di Unesco. Beberapa 5 di antara oleh-oleh yang layak dibawa pulang.

oleh-oleh bandeng salah satunya Sate Bandeng yang khas
Sate Bandeng khas Banten. Foto: Dok. Shutterstock

Sate Bandeng

Dulu di daerah ini ikan bandeng hanya disajikan dalam setiap perayaan besar, kini telah menjadi jajanan khas Banten, terutama sate bandengnya. Meski dinamai sate, bukan berarti ikan itu dipotong kecil-kecil lantas ditusuk bambu seperti pada umumnya. Bentuk sate bandeng dijepit bilah bambu.

Daging dan tulang ikan diambil kemudian dicincang dan diberi bumbu sebagai penyedap. Cincangan daging dimasukkan kembali ke dalam tubuh ikan dan sisanya dagingnya dioleskan di bagian luarnya. Lalu dibungkus dengan daun pisang dan kemudian dipanggang.

Di Serang, banyak sekali yang menjajakan makanan ini. Harga
per tusuknya bervariasi, tergantung dari besar kecilnya ikan bandeng. Sate Bandeng Ibu Aliyah salah satu yang dikenal luas, dengan harga lebih tinggi dibanding produksi yang lain. Ada pilihan rasa yang disediakan, orisinal dan pedas.

Sate Bandeng Ibu Aliyah; Jalan Sama’un Bakri, Lopang Gede, Serang.

Emping Ceplis

HAMPIR semua orang pasti mengenal emping. Tapi di Banten, terutama di Kabupaten Pandeglang, emping yang dihasilkan konon berbeda dari daerah lain. Selain rasa yang renyah karena pengolahannya, faktor kondisi tanah daerah Pandeglang umumnya memiliki unsur hara yang tinggi sehingga menghasilkan

buah melinjo dengan kualitas baik. Kios oleh-oleh di Cikoromoy, Pandeglang, misalnya, menyediakan berbagai pilihan emping. Dari yang masih mentah hinga yang sudah siap santap. Pilihannya, rasa orisinal, pedas, dan manis. Harganya beragam sesuai dengan ukuran. Mulai Rp 35 ribu per bungkus. Ada juga kulit emping yang sudah digoreng dan hanya dihargai Rp 20 ribu per bungkus.

Kios Oleh-Oleh; Cikoromoy, Pandeglang, Banten

Batik Banten

Batik Banten memiliki proses sejarah panjang hingga akhirnya diakui di seluruh dunia dengan dipatenkan pada 2003. Bahkan, batik Banten menjadi batik pertama yang memiliki hak paten di Unesco. Penasaran dengan berita itu, kami menemui Uke Kurniawan, pelopor batik Banten sekaligus pemilik Griya Batik Banten di daerah Cipocok, Serang.

Selain sebagai ruang pamer, Griya Batik Banten juga dijadikan workshop. Ada sekitar 40 corak dan motif batik khas Banten yang memiliki ciri khas bercerita. Nama-namanya di- ambil dari toponim desa-desa kuna, nama gelar bangsawan atau sultan, dan nama tata ruang istana kerajaan Banten. Warnanya cenderung abu- abu muda.

Griya Batik Banten; Jl. Bhayangkara No. 5; Depan Masjid Kubil; Cipocok Jaya, Serang

Gipang

Makanan ringan ini merupakan salah satu penganan khas Banten yang banyak dijajakan sebagai oleh-oleh. Rasanya renyah, manis, sedikit lengket karena terbuat dari ketan yang dicampur dengan air gula. Kebanyakan gipang masih dibuat di industri-industri rumahan di kampung-kampung.

Untungnya, penganan klasik ”Si Renyah Manis” ini masih dapat dengan mudah ditemukan di perempatan Ciceri, gerbang jalan tol Serang Timur, dan Pasar Lama. Untuk sekantong gipang dibandrol dengan harga Rp 20 ribu-25 ribu saja.

Kios Oleh-Oleh. Ciceri, Serang

oleh-oleh Banten ada beberapa macam, salah satunya kue sagon.
Kue sagon khas Banten yang bisa dijadikan oleh-oleh. Foto: Dok. PD Sutra AS.

Kue Sagon

Kalau di Jakarta, khususnya pada masyarakat Betawi, camilan yang terbuat dari tepung sagu dan kelapa ini biasanya berbentuk bubuk. Namun, masyarakat Banten mengenal sagon dalam bentuk kepingan. Mirip sekali dengan kue kering yang pipih.

Setelah dicetak bulat pipih, sagon dimasak dengan cara dibakar. Tak mengherankan jika di permukaannya tertinggal jejak gosong. Namun justru inilah yang membuat aromanya tambah harum. Satu bungkus sagon bakar dibandrol Rp 15 ribu-20 ribu. Selain itu ada juga kue satu yang terbuat dari kacang hijau. Satu bungkusnya hanya Rp 15 ribu.

Warung Kang Hadi; Jl. Jendral Sudirman No. 17; Pasar Buah-Buahan; Serang

agendaIndonesia

*****