Buah Tangan Semarang, 5 Alternatif Pilihan

Kampung tematik Semarang menjadi andalan kota ini menarik wisatawan.

Buah tangan Semarang, Jawa Tengah, bisa disebut punya segudang oleh-oleh bagi mereka yang berkunjung ke sana. Bahkan sebagian sudah menjadi andalan pariwisata daerah ini, sebab banyak yang dicari oleh mereka yang sekadar melewati kota ini.

Buah Tangan Semarang

Di Semarang ada begitu banyak pilihan untuk sahabat maupun kerabat yang mungkin punya memori atas kota ini. Berikut ada lima pilihan oleh-oleh, mulai wingko, bandeng, dan moaci yang sudah terkenal sampai dengan batik dan kopi Semarang. Silakan dipilih.

Landmark-Naturalis

BATIK Indonesia tak hanya dari Solo dan Yogyakarta. Kota-kota lain di Tanah Air ini juga punya batik yang khas. Semarang, misalnya. Motif batiknya identik dengan landmark dan naturalis. Motif naturalis tersebut terinspirasi dari buah asem arang dan burung blekok. Konon nama Semarang diambil dari pohon asem yang tumbuhnya saling berjauhan tersebut. Sementara itu, motif burung blekok dicuplik dari keberadaan habitat blekok liar yang dulu banyak nangkring di kawasan Srondol, Semarang.

Sedangkan landmark menunjukkan tempat-tempat yang menjadi ikon Kota Semarang, seperti Gedung Lawang Sewu dan Tugu Muda. Belakangan, batik semarangan mengalami perkembangan yang pesat, baik

motif maupun warnanya. Di sentra batik Semarang, selembar kain batik dijual dengan harga bervariasi atau tergantung tingkat kesulitan, bahan, dan teknik yang digunakan. Batik tulis, misalnya, dihargai mulai Rp 175-950 ribu.

Batik Temawon; Kampung Batik Gedong No. 239, Semarang

Aneka Bandeng

RASANYA kurang afdal jika berkunjung ke Semarang tak membeli bandeng. Kota ini memang terkenal dengan bandengnya sejak dulu. Selain bandeng presto yang sudah terkenal, kini olahan bandeng lebih beraneka, seperti bandeng presto rasa teriyaki, sate bandeng boneless, bandeng dalam sangkar, bandeng otak-otak, bandeng duri lunak, bandeng asap duri lunak, hingga bandeng vakum.

Penggemar olahan bandeng dapat mampir wajib mampir ke pusat oleh- oleh, seperti Bandeng Juwana di Jalan Pandanaran 57 dan Jalan Pamularsih 70, Semarang. Di tempat ini, wisatawan seakan masuk ke ”surga” aneka olahan ikan bandeng yang menggoda selera. Harganya dari Rp 45-145 ribu per kilogram. Jika pembeli tak ingin repot membawanya sendiri, tersedia pula layanan pengiriman antarkota se- Indonesia.

Bandeng Juwana; Jalan Pandanaran No 57-59, Semarang

buah tangan Semarang sangat beragam, kadang harus keluar kota sedikit, misalnya ke Banaran, untuk mencicipi kopi khas daerah ini.
Kopi Banaran di Kabupaten Semarang. Foto: Nita/Dok TL

Kopi Banaran

DI KABUPATEN Semarang terdapat perkebunan kopi Banaran dengan
luas sekitar 45 hektare. Perkebunan kopi milik PT Perkebunan Nusantara IX itu kini juga dijadikan agrowisata bagi wisatawan, lengkap dengan penginapan. Setelah melepaskan penat dan menambah pengetahuan soal kopi di perkebunan ini, pengunjung dapat pula membeli bubuk kopi di tempat tersebut sebagai buah tangan.

Bubuk kopi dikemas dalam berbagai jenis dan harga. Jenis robusta dengan aroma moka hanya dibanderol Rp 18.500 untuk kemasan 250 gram. Sementara itu, Banaran Gold Classic Blend yang terdiri dari arabika dan robusta dengan komposisi masing- masing 50 persen dijual Rp 19.500 untuk kemasan seberat 230 gram. Yang paling mahal adalah kopi luwak. Dalam kemasan 80 gram, kopi luwak Banaran dibanderol Rp 528 ribu.

Kampoeng Kopi Banaran; Jalan Raya Bawen-Solo Km 1,5 Kabupaten Semarang

Wingko Kereta

MAKANAN yang terbuat dari ketan, gula pasir, kelapa, garam, dan air ini memang sudah dikenal sebagai ikon kulinernya Semarang. Kini wingko babad yang mulai diperkenalkan pada 1946 ini dengan mudah ditemui hampir di semua toko penjual oleh-oleh khas Semarang.

Tak hanya rasa original, penganan khas Semarang itu kini menyediakan berbagai varian rasa, seperti wingko rasa nangka, wingko rasa cokelat, wingko rasa durian, dan wingko rasa pisang. Harganya dari Rp 2.400 per buah. Selain dijual per buah, wingko itu biasanya dijual pula dalam dua paket kemasan, yaitu dus kecil seharga Rp 37 ribu dan dus besar seharga Rp 56 ribu.

Wingko Babad Kereta Api; Jalan Cenderawasih 14, Semarang

Bulat Renyah

BENTUKNYa bulat dan lembut. Saat dimakan, ada kejutan gurih, renyah, dan legit. Sekilas mirip dengan moci asal Sukabumi. Tapi moci khas Semarang ini berisikan lebih banyak kacang tanah. Kalau dulu hanya ada rasa original yang bertaburkan bubuk tepung, moci kini tersedia dalam beberapa rasa baru. Ada rasa talas, stroberi, durian, cokelat, dan pandan. Selain itu, untuk taburan luarnya, ada yang menggunakan wijen.

Pembuatannya yang tanpa menggunakan bahan pengawet ini hanya mampu membuat kue ini bertahan selama satu minggu saja. Tapi kalau disimpan di dalam lemari pendingin bisa bertahan hingga 2 minggu. Per dusnya dihargai dari Rp 16 ribu (isi 10 buah), Rp 25 ribu (isi 16 buah), dan Rp 32 ribu (isi 25 buah).n

Moaci Gemini; Jalan Kentangan Barat No 101 Semarang

agendaIndonesia

*****