Kopi Indonesia menjadi salah satu produk yang terus mengalami kemajuan sangat pesat dan kian digemari para peminumnya. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ini tentu saja karena kepopuleran kopi Indonesia terus meningkat setiap harinya.
Kopi Indonesia
Berdasar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 249.800 ton, dan tumbuh menjadi 314.400 pada 2018. Pada 2021 konsumsi kopi diperkirakan mencapai 370 ribu ton.
Meningkatnya jumlah konsumsi kopi nasional tentunya dibarengi dengan tingkat produksi kopi di dalam negeri. Berdasarkan data BPS 2019, Indonesia berhasil memproduksi kopi sebanyak 742 ribu ton. Dari total keseluruhan kopi Indonesia tersebut, wilayah Sumatera Selatan masih menjadi lumbung kopi terbesar di Indonesia. Provinsi ini berhasil memproduksi kopi sebanyak 184.168 ton, atau hampir setara dengan 25 persen produksi kopi nasional pada 2018. Di tahun yang sama nilai ekspor kopi nusantara berhasil mencapai Rp 9,5 triliun.
Tak hanya itu, kopi Indonesia juga mendapatkan apresiasi pecinta kopi secara global. Indonesia berhasil menjadi produsen biji kopi terbesar ke-4 di dunia (2019). Dengan jumlah rata-rata kopi nusantara yang dihasilkan adalah sekitar 742 ribu ton. Menariknya, pertumbuhan ekspor kopi nusantara terus berlanjut pada periode Januari hingga April 2020 sebesar 1,34 persen, menjadi 158.780 ton, jika dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Melihat geliat produksi kopi Indonesia, budaya kopi atau ngopi semakin menjadi primadona industri kuliner tanah air. Trend ekonomi yang sedang tumbuh pesat di kota-kota besar hingga kota Kecamatan saat ini adalah menjamurnya kedai kopi.
Kini semakin banyak orang yang memilih ngumpul dan kongkow di kedai-kedai kopi. Itu belum lagi dengan semakin banyak orang yang memilih menyeduh dengan cara manual brew sendiri di rumah.
Di balik banyaknya kedai kopi di Indonesia, ada satu hal yang menarik, yaitu kopi-kopi Indonesia dari kebun-kebun di pelosok nusantara tetap menjadi primadonanya. Semakin banyak kedai kopi yang menawarkan berbagai macam kopi origin nusantara. Hal inilah yang menjadikan tingkat konsumsi kopi Indonesia terus naik selama lima tahun terakhir.
Pada 2014-2015 jumlah konsumsi kopi Indonesia hanya sebesar 4.417 kantong, dan meningkat 4.550 kantong (2015-2016). Namun dalam periode 2018-2019 jumlah konsumsi kopi nusantara meningkat hingga mencapai 4.800 kantong berkapasitas 60 kg.
Tak hanya dalam negeri, kopi nusantara juga banyak diminati pecinta kopi dunia. Sebagai contoh, gerai kopi internasional Starbucks Reserve turut menyajikan berbagai jenis kopi nusantara di kedai mereka. Mulai dari kopi Toraja Sapan Village, kopi Jawa Barat, hingga kopi Bali yang ternyata meninggalkan cita rasa tersendiri bagi masyarakat dunia.
Berbicara tentang kopi Indonesia, kita perlu mengetahui jenis-jenis kopi paling terkenal di negeri sendiri, bahkan dunia. Dengan demikian, kalau sedang melakukan perjalanan ke daerah-daerah tertentu, bisa membawa oleh-oleh kopi.
Kopi Aceh Gayo
Kopi Aceh Gayo menjadi salah satu jenis kopi nusantara yang cukup populer, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Salah satu karakteristik dari jenis kopi nusantara ini adalah aroma yang kuat dan gurih, dengan tingkat keasaman yang rendah.
Kopi Aceh Gayo ini termasuk jenis arabika karena tumbuhnya di ketinggian sekitar 1.000-1.200 mdpl. Selain itu, daerah Gayo juga sudah masuk sebagai daerah komoditas kopi internasional. Biji kopi Aceh Gayo paling banyak diminati masyarakat Jepang.
Kopi Ciwidey
Kopi Ciwidey juga menjadi salah satu jenis kopi Indonesia, primadona di negeri sendiri. Bahkan, kopi Ciwidey pernah mendapatkan predikat sebagai kopi termahal di Indonesia dan tercatat dalam rekor MURI 2017.
Saat lelang yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Pacific Coffee Conference di Jakarta pada 2017, kopi Ciwidey dihargai Rp2.050.000 per kilogram. Angka ini sangat mengejutka, khususnya bagi pecinta kopi, karena harga kopi tertinggi pada lelang sebelumnya hanya sampai di angka Rp 650 ribu per kilogram.
Salah satu alasan mengapa kopi Ciwidey layak dihargai mahal adalah karena rasa dan aromanya yang unik. Kopi Ciwidey memiliki rasa yang cenderung manis saat diminum. Rasa tersebut didapat setelah melewati proses yang cukup panjang demi mendapatkan biji kopi yang berkualitas.
Kopi Toraja
Tak kalah nikmat dari jenis kopi sebelumnya adalah kopi Toraja, yang popularitasnya bukan hanya di nusantara namun hingga mancanegara. Hal ini berkat rasa kopi Toraja yang unik dibandingkan dengan jenis kopi nusantara lainnya.
Keunikan dari kopi Toraja didapat dari perpaduan rasa coklat, tembakau, dan karamel di tiap seduhan kopinya. Tekstur dari kopi Toraja dikenal sangat halus dan harum, sehingga akan membuat setiap orang yang meminumnya menjadi lebih rileks.
Kopi Mandailing
Kopi Mandailing merupakan kopi jenis arabika yang ditanam di daerah Mandailing Natal, Sumatera Utara. Tidak hanya cocok dan populer di kalangan masyarakat Indonesia, kopi Mandailing juga menjadi primadona bagi orang Eropa. Hal ini disebabkan kopi Mandailing memiliki cita rasa yang lezat, kekentalan yang cukup tinggi, namun tingkat keasaman yang rendah.
Selain itu, kopi Mandailing memberikan sentuhan rasa yang unik di lidah. Rasa agak pedas, namun tetap bersahaja. Saat ini kopi Mandailing menarik perhatian pecinta kopi di banyak negara, seperti Jepang, Eropa, hingga Amerika Serikat.
Kopi Bali Kintamani
Kopi Kintamani dari Bali jadi kopi nusantara yang juga cukup popular di dunia. Kopi ini merupakan jenis kopi arabika, karena ditanam di ketinggian lebih dari 1.000 mdpl. Letak kebunnya kebanyakan di dekat Gunung Batur. Kopi Kintamani memiliki rasa yang cenderung fruity atau terasa segar seperti ada jejak rasa buah. Body dari kopi ini juga tak tebal dengan aroma yang cukup kuat. Rasanya tak terlalu pahit.
agendaIndonesia
*****