Wisata Kuliner? Awas Metabolisme Lamban

Wisata kuliner memang asyik, tapi awa dengan metabolisme tubuh. Foto shutterstock

Wisata kuliner pasti menjadi salah satu agenda saat jalan-jalan, pulang kampung, atau sekadar liburan akhir pekan. Jika doyan wisata kuliner, cermati metabolisme tubuh agar lemak tak menumpuk.

Wisata Kuliner

Wisata kuliner kerap menjadi tujuan utama bagi para pelancong. Atau setidaknya menjadi nomor dua karena ke mana pun turis pergi yang dicari makanan terlezat di kota yang didatangi. Namun jangan mengumbar nafsu besar menikmati beragam hidangan dalam kunjungan yang pendek.

Apalagi berburu sajian lezat itu dilanjutkan saat kembali ke kota asal. Lupa juga bila metabolisme tubuh Anda tergolong lamban. Nah, lo?

Metabolisme adalah pembakaran kalori dan cadangan lemak serta mengubahnya menjadi energi yang dipakai untuk kegiatan selanjutnya. Pada setiap orang pembakaran kalori itu memang berbeda.

Wisata kuliner, saat mudik, sering membuat kita lupa menahan diri.
wisata Kuliner saat mudik memang menggoda kita untuk melupakan sejenak pembatasan kalori. FotoL dok shutterstock

Bagi mereka yang metabolismenya lambat, pembakaran lemak tidak sempurna, sehingga akan terjadi penumpukan dan memicu masalah berat badan. Sebaliknya, metabolisme tubuh yang cepat akan membakar lebih banyak lemak dan membikin berat badan lebih stabil.  

Kecepatan metabolisme setiap orang ini dipengaruhi oleh dari kondisi genetik, gaya hidup, dan faktor usia. Genetik dan usia tidak bisa Anda ubah, tapi kebiasaan hidup sehari-hari bisa disiasati untuk memperbaiki kondisi ini. Dua hal utama yang perlu diperhatikan adalah pola olaraga dan makan.

“Anda bisa meningkatkan kinerja pembakaran dengan menambah intensitas dan beban olahraga,” ujar Mark Hyman MD, penulis buku Ultrametabolism: The Simple Plan for Automatic Weight Loss. Hyman menjelaskan olahraga yang intens membuat tubuh mengkonsumsi lebih banyak oksigen, sel-sel bekerja maksimal, dan mitokondria akan membakar energi lebih baik.

Olahraga yang bisa dilakukan adalah lari, renang, atau jalan cepat. Ketiganya merupakan jenis olahraga yang tergolong mudah dilakukan di mana pun hingga tetap bisa dilakukan saat melancong.

Ketika Anda berlari, mulailah dengan kecepatan sedang selama lima menit lalu tingkatkan kecepatan selama 60 detik sebelum kembali pada kecepatan semula. Ulangi langkah ini selama lima kali dan lakukan dua kali seminggu untuk mendapatkan hasil optimal.

Selain berlari, jadikan kunjungan ke pusat kebugaran sebagai rutinitas. Gary Hunter PhD, profesor dari University of Alabama, Amerika Serikat, menjelaskan, melakukan angkat beban atau olah otot selama dua kali seminggu dapat mengembalikan 50 persen kecepatan metabolisme yang terhambat usia.

Bahkan latihan kebugaran dan angkat beban juga terbukti meningkatkan kerja metabolisme saat istirahat menjadi 100 kalori tiap harinya. “Artinya, tubuh Anda akan tetap melakukan pembakaran, bahkan saat Anda tidak pergi ke pusat kebugaran,” kata Hunter menjelaskan.

Olahraga saja tidak cukup. Metabolisme tubuh juga dipengaruhi oleh pilihan makan sehari-hari, baik itu asupan gizi, waktu, maupun frekuensinya. Jangan pernah lewatkan sarapan.

Memulai hari dengan makan pagi bergizi akan membangunkan metabolisme dan menjaganya aktif sepanjang hari. Hal ini sudah dibuktikan lewat penelitian National Weight Control Registry yang membuktikan 78 persen orang yang sarapan mampu menurunkan berat badan sebanyak 30 kilogram dan menjaganya selama lebih dari 5 tahun.

Untuk frekuensinya, ternyata lebih dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering. Metabolisme yang terjaga sepanjang hari dan gula darah yang stabil akan mencegah peningkatan insulin yang dapat memicu kenaikan berat badan. Nikmati makan enam kali sehari dalam porsi kecil, yakni sekitar 300 kalori per sajiannya atau bagi asupan kalori harian Anda ke dalam enam porsi.

Perhatikan juga jenis makanan yang Anda pilih. Metabolisme tinggi dapat dipicu dari makanan yang mengandung omega 3, protein, dan katekin. Hal ini tidak berarti Anda harus menghindari kalori sepenuhnya. Hunter menjelaskan, jika kalori terlalu sedikit dalam tubuh, sistem metabolisme justru akan melambat untuk menghemat energi. “Makanlah kalori secukupnya dan seimbangkan dengan kecepatan metabolisme,” kata dia menyarankan.

Sebaliknya, yang memang patut Anda jauhi adalah konsumsi lemak trans. Lemak trans mengikat lemak dan sel-sel hati, sehingga memperlambat metabolisme. Konsumsi lemak trans juga menyebabkan peningkatan insulin yang menyebabkan kenaikan massa tubuh. Lemak trans bisa ditemukan dalam minyak goreng dan margarin. Jadi, sebaiknya kurangi makanan yang digoreng seperti kentang goreng, ayam goreng, dan jenis junkfood lainnya.

Bagaimana Memilih Menu?

Protein. Tubuh Anda mencerna protein lebih lambat daripada lemak dan karbohidrat, sehingga Anda merasa kenyang lebih lama. Awali hari dengan asupan tinggi protein seperti putih telur, susu, keju, almond, atau buah-buahan seperti apel, pisang, dan bluberi.

Omega-3. Perbanyak konsumsi ikan laut seperti salmon dan tuna. Sebab, omega-3 dapat menyeimbangkan gula darah dan membantu meregulasikan metabolisme tubuh. Omega-3 juga bisa ditemukan pada kacang dan biji-bijian seperti kedelai, walnut, kacang merah, sayuran bayam, bunga kol, dan brokoli.

Katekin. Zat ini sudah terbukti meningkatkan oksidasi lemak dan produksi energi dan panas dari proses pencernaan. Katekin adalah variasi antioksidan dan Anda bisa menemukannya dalam teh hijau, cokelat, buah pir, dan jelai (barley).

agendaIndonesia

*****