Bika Ambon adalah penganan yang unik. Secara guyon, makanan ini seakan tak punya jati diri, memakai nama Ambon namun sejatinya kue khas kota Medan, Sumatera Utara.
Bika Ambon
Kue bika ini bentuknya adalah kue pipih berwarna kuning yang permukaannya nampak seperti pori-pori dengan bagian bawahnya keras. Ini tentu sisa dari tempaan panas di dasar loyang. Makanan ini biasa tersaji dalam potongan persegi. Saat dimakan, citarasa legit tercampur dengan sensasi kenyal di lidah.
Seperti disebut di muka, walaupun menyandang nama Ambon, kue ini tidak berasal dari ibu kota Maluku itu, tetapi justru berasal dari Medan. Kue bika dikenal sebagai penganan nusantara sebagai kuliner khas Medan, Sumatera Utara.
Nama Bika sendiri menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan nira atau tuak Enau agar dan menjadi berbeda dari kue bika atau bingka khas Melayu tersebut.
Makanan ini kemudian mulai beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini, ia tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah dapat ditemukan sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada juga yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju, cokelat.
Nama oleh-oleh ini memang unik. Ada sejumlah versi mengenai asal-usulnya. Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner.
Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adala bika. Namun tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama seperti itu.
Kawasan yang banyak penjual oleh-oleh ini adalah Kawasan Jalan Majapahit. Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual makana ini sejak 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan. Pada 1970-an, Bika Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es krim.
Cerita pertama mengatakan, kue ini dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popular adalah di simpang Jalan Ambon, Sei Kera Medan. Sumber lain mengatakan, nama ini berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika dari Medan.
Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak 40 tahun lalu penganan ini menjadi sangat terkenal di Medan.
Satu versi cerita sejarah lainnya menyebutkan, ada sebuah daerah bernama Amplas yang terbagi menjadi wilayah barat dan timur. Wilayah timur dikenal sebagai ‘kebon’ karena ada perumahan buruh, kebun tembakau, serta kebun kakao.
Sementara itu, wilayah barat dikenal sebagai ‘pabrik’ karena terdapat pabrik lateks. Bika ini diperkenalkan salah satu buruh transmigran yang berasal dari Jawa dan ia memasarkannya di Medan. Dari versi cerita ini, kue bika ini merupakan kependekan dari Amplas-Kebon.
Hingga saat ini tak ada satupun versi yang terkonfirmasi sebagai usul-usul yang akuran dari penganan ini. Yang sudah pasti, kue enak dan pantas menjadi oleh-olehdari kota Medan.
Proses pembuatan bika Ambon dapat memakan waktu hingga 12 jam. Sarang-sarang atau lubang pada kue ini menandakan bahwa proses produksinya tidak mudah. Jika dilakukan secara tradisional, terdapat beberapa aturan khusus saat membuatnya. Diantaranya telurnya harus segar, yaitu baru ditetaskan sehari sebelum digunakan.
Air kelapa yang digunakan harus dibuat dari air kelapa yang tumbuh di pantai. Hal ini dilakukan agar hasil donan kuenya mengembang sempurna dan tidak bantat.
Meski proses pembuatannya terbilang rumit dan panjang, namun bahan baku yang digunakan untuk membuat bika ambon cukup sederhana. Bahan yang dibutuhkan hanya tepung sagu, tepung terigu, air kelapa, ragi, santan, telur, gula pasir dan vanili.
Jika ingin rasa yang berbeda, bisa ditambahkan ekstrak perasa di dalamnya. Bika ambon dibuat dengan cara merebus santan dengan jeruk nipis dan daun pandan.
Setelah santan dingin, masukkan bahan-bahan seperti telur, tepung terigu, gula dan jus satu per satu. Bahan tersebut diaduk hingga merata, lalu didiamkan beberapa jam hingga mengendap. Setelah itu masukkan adonan ke dalam oven dengan api sedang dan tunggu hingga kue matang.
Saat ini, varian rasa Bika Ambon semakin berkembang. Selain dengan warna kuning yang mengeluarkan aroma kelapa yang kuat, kini terdapat pula dengan rasa yang lebih variatif, seperti nangka, durian, keju cokelat, pandan dan moka.
Bika ambon menjadi oleh-oleh khas Medan yang tak boleh lupa untuk dibawa pulang. Selain karena rasanya yang enak, bika ambon merupakan kue yang cukup tahan lama.
Bika ambon dapat bertahan selama 3-4 hari meskipun bebas bahan pengawet. Kue ini memiliki tekstur yang lembut, sedikit kenyal dan sangat cocok untuk teh atau kopi pagi.
Di berbagai sudut kota Medan terdapat banyak sekali toko yang menjual beraneka rasa bika Ambon. Salah satu toko paling terkenal dan dicari oleh para wisatawan adalah Bika Ambon Zulaikha yang berlokasi di Jl. Mojopahit, No. 62, Medan.
Di toko ini kamu bisa memperoleh berbagai jenis rasa, mulai dari rasa keju, pandan keju, original, panda hingga moka. Perlu diketahui, produk oleh-oleh ini tidak hanya memiliki rasa yang enak, namun juga ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Produk Bika Ambon Zulaikha ini mampu bertahan dalam kondisi terbaik hingga empat hari.
agendaIndonesia
****