Oleh-oleh Solo, 4 Yang Klasik dan Enak

Serabi Solo Notosuman digulung dan dibungkus daun pisang.

Oleh-oleh dari Solo banyak macamnya, dari yang baru hingga yang masih tradisional bahkan klasik. Artinya, oleh-oleh ini sudah ada sejak zaman kakek-nekak kita dan tetap ngangeni hingga sekarang.

Oleh-oleh Solo

Bermunculan sajian dari daerah lain dan mancanegara, namun warga Solo tetap setia pada sajian tradisional. Wisatawan pun memburunya sebagai oleh-oleh. Makanan yang umumnya diproses secara alami tanpa bahan pengawet ini memang rasanya jempolan. Para produsennya juga mempertahankan cita rasa asli dan cara pembuatan yang masih tradisional selama bertahun-tahun. Dengan rasa manis dan gurih, ada serabi, intip, dan abon. Bagi yang ingin manfaat lebih, jamu-jamu tradisional juga tersedia dalam kemasan praktis sebagai oleh-oleh.

Serabi Gurih Nikmat

Siapa yang tak suka dengan makanan yang satu ini? Garing di bagian pinggir dan kenyal di bagian tengah. Serabi khas Solo bisa dimakan tanpa guyuran kuah. Yang terkenal adalah Serabi Notosuman, yang gerainya bertebaran di sepanjang wilayah Notosuman. Konon, serabi ini sudah dijajakan pada 1923. Terbuat dari tepung beras, santan, gula, garam, dan tambahan daun pandan sebagai pewangi. Adonannya kemudian dituang ke wajan kecil dan diberi penutup dari tanah liat serta dibiarkan matang selama kurang lebih 3 menit. Hasilnya serabi yang harum dan legit.

Salah satu gerainya ada di Jalan M. Yamin Nomor 28. Mudah dicapai, dari jalan utama Slamet Riyadi, berbelok ke arah Honggowongso hingga menemukan perempatan menuju Jalan M. Yamin. Kemudian, belok ke kiri dan Anda akan menemukan tokonya di sisi kiri dengan papan penunjuk besar. Ada dua pilihan rasa, yakni putih polos dan cokelat. Satu kotak berisi 10 serabi dengan dua kombinasi rasa yang harganya Rp 21 ribu. Sedangkan satu kotak dengan satu varian rasa dihargai Rp 20 ribu. Karena dibuat tanpa  pengawet, serabi hanya bertahan selama 24 jam.

Serabi Notosuman; Jalan Moch. Yamin Nomor 28, Solo

Abon Daging Tanpa Campuran

Di Solo ternyata masih bisa ditemukan abon asli tanpa campuran apa pun. Terbuat dari daging sapi atau ayam saja. Hasilnya, abon pun terlihat menggumpal karena serat dagingnya masih rapat. Kedai Pangan Varia, sang produsen, mempertahankan cara pembuatan ini sejak awal produksi pada 1935. Daging juga digoreng dengan menggunakan minyak kopra untuk mencegah bau tengik dan mudah lembek. Tanpa bahan pengawet, abon ini bisa bertahan hingga sebulan.

Abon ayam atau sapi masing-masing memiliki dua pilihan rasa, yakni pedas dan manis. Abon daging sapi pedas harganya Rp 85 ribu, sedangkan yang manis lebih murah sedikit. Untuk abon ayam, yang pedas hanya Rp 65 ribu, sedangkan yang manis Rp 60 ribu. Dibuat dalam kemasan 250 gram. Harga abon sapi bisa naik sewaktu-waktu, bergantung pada harga daging di pasaran. Kedai ini bisa ditemukan di Jalan Honggowongso yang tidak jauh dari lokasi Serabi Notosuman. Di gerai ini, Anda juga bisa membeli penganan lain, seperti serundeng, dendeng, intip, ampyang, dan lainnya.

Kedai Pangan Varia; Jalan Honggowongso Nomor 89, Solo

Intip Asli dari Kerak Nasi

Dulu, masyarakat Solo membuat intip dengan cara mengorek kerak nasi di dasar panci atau alat menanak mereka, lalu menggorengnya. Kini intip dibuat dengan cetakan. Nasi sengaja dikeringkan dalam cetakan khusus, sehingga bentuknya pun lebih rapi dan tebal. Masih mencari intip zadul? Coba ke Pasar Gede.

Kios Mbah Buniyem di Pasar Gede mungkin satu-satunya kios yang masih menjual intip asli dari kerak nasi. Masih cukup banyak pembeli yang mencari intip asli karena ada rasa khas pada kerak nasi liwet tersebut. Di kios ini, setengah kilogram intip dihargai 18 ribu. Kerak nasi dikeringkan terlebih dulu sebelum digoreng, lalu dibiarkan selama satu hari, baru digoreng kembali dan ditaburi cairan gula Jawa.

Intip Mbah Buniyem; Pasar Gede, Solo

oleh-oleh Solo di antaranya ada jamu tradisional yang bisa dinikmati di tempat dan bisa dibawa pulang.

Jamu Berkhasiat

Selama berwisata, Anda mungkin merasa lemas dan lelah. Nah, saatnya menjajal jamu tradisional. Beras kencur, misalnya, yang bisa menyegarkan badan, menghalau masuk angin, dan tidak pahit seperti jamu pada umumnya. Tidak jauh dari kompleks Keraton, di Jalan Tamtaman, ada produksi jamu rumahan berlabel Putri Solo. Jamu andalannya adalah beras kencur, kunir asem, dan gula asem.

Bahan-bahannya dibeli langsung dari Pasar Legi, Solo, untuk satu kali produksi. Jamu dibuat berdasarkan pesanan. Pilihan aman bagi pembuatnya karena bahan-bahan jamuu yang alami mudah membusuk. Jamu-jamunya dikemas dalam botol kaca 600 ml dan tidak dipasarkan ke toko-toko. Pembeli bisa langsung datang ke tempat produksinya atau memesan lewat telepon. Harga per botol jamu ini adalah Rp 20 ribu. Jika belum dibuka segelnya, bisa bertahan selama satu hingga dua bulan. Jika sudah dibuka segelnya, hanya bertahan dua hari atau empat hari bila dimasukkan ke lemari es.

Jamu Putri Solo; Jalan Tamtaman II/ 99; Baluwati, Solo

agendaIndonesia/Yolanda F./Shutterstock

*****