Melompat Spin 180 Derajat Pada Wakeboarding

Melompat spin 180 derajat atau 360 derajat (spin di sini artinya badan berputar) dalam permainan boat wakeboarding (wakeboarding dengan ditarik perahu) sangat sulit dilakukan. Harus dilakukan cepat, pada kecepatan perahu rendah. Demikian juga dalam permainan skateboarding, bahkan lebih beresiko fatal, karena kalau gagal akan jatuh terhempas ke lantai. Namun, kesulitan itu tidak akan banyak berarti di arena permainan kabel wakeboarding. Semua bisa dilakukan mudah, dan yang pasti lebih aman, karena kalaupun gagal resikonya hanya akan jatuh tercebur air.

Melompat Spin 180 Derajat

Semua seni akrobat dalam wakeboarding, skateboarding, atau kitesurfing, bisa dilakukan dengan lebih mudah di kabel wakeboarding. Ini cocok bagi awam karena aman dan tidak perlu belajar lama. “Satu jam mencoba, pasti sudah bisa. Juga tidak perlu harus bisa berenang, karena semua pemain dilengkapi pelampung,” ujar Carlos Pangemanan, atlet nasional boat wakeboarding, di Epic Cable Park, Ancol, Jakarta Utara, satu-satunya arena kabel wakeboarding di Jakarta.

Di kota-kota negara tetangga, seperti Singapore, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Phuket, ini permainan yang sudah sangat populer. Disukai untuk leisure, karena praktis, aman, singkat, dan penuh tantangan.

Penasaran, saya pun mencobanya bulan lalu di Ancol. Dengan membayar Rp 175 ribu untuk bermain selama dua jam (paket termurah), semua peralatan main sudah disediakan, yakni boarding binding (papan selancar dengan sepatu), pelampung, helm, dan handle (pegangan yang terhubung ke kabel penarik). Dengan bantuan kru, saya memakai semua perlengkapan, dan kemudian mencebur ke laut, mengapung dengan posisi seperti tengah jongkok. Berhenti sebentar untuk penyesuaian diri dengan lingkuangan air yang dingin. Dengan bantuan remote control wireless, operator pun memberi aba-aba siap meluncur.

Secara perlahan, dimulai pada kecepatan sekitar 20 mph (meters per hour), kabel layang pun mulai menarik handle di tangan, dan secara perlahan-lahan badan dengan kaki terikat papan luncur, tertarik ke atas untuk mendapatkan posisi berdiri. Setelah berdiri di atas papan dengan stabil, kecepatan luncuran pun akan ditingkatkan hingga sekitar 25 mph. Maka meluncurlah saya di atas air dengan santai. Dengan panjang lintasan sekitar 140 meter, saya pun bolak-balik menikmati boarding sailing. Kadang kaki kanan pada posisi di muka, kadang di kiri, bolak-balik ketika berganti arah. Rasanya sungguh sensasional, meluncur di atas air arena terbuka, membelah hembusan angin. Berkelok-kelok melintasi berbagai halang rintang yang dipasang di tengah danau.

Merasa posisi stabil dan bisa melaju dengan nyaman, saya pun minta operator meningkatkan kecepatan hingga 30 mph. Tangan mesti tetap stabil memegang handle, dan jaga jangan sampai badan terjatuh. Kaki mesti kuat berpijak di papan luncur, namun juga mesti santai dan rileks buat bergerak. Posisi badan pun dibuat stabil mengikuti irama gerakan kaki. Wow, hati berdesir. Adrenalin meningkat, dan seakan tubuh keranjingan tidak ingin berhenti meluncur.

Pelan-pelan, saya pun mencoba adegan relay, yakni adegan terbang ditarik kabel seperti seorang superman sedang terbang. Ini seni akrobat paling sederhana dalam permainan wakeboarding. Dengan kecepatan sekitar 25–30 mph sebenarnya mudah dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan pijakan pada boarding, sambil melompat tinggi, dan turun lagi dengan pinjakan yang lebih kuat menahan hentakan air, sambil tetap menjaga keseimbangan tubuh. Sayang, tampaknya saya masih belum cukup jam terbang dalam adegan ini.

Melompat spin 180 derajat dalam wakeboarding membutuhkan konsentrasi dan ketrampilan yang tinggi.
Melompat spin 180 derajat dalam wakeboarding membutuhkan ketrampilan yang tinggi. Foto: Ilustrasi-unsplash

Dalam permainan wakeboarding, ada tiga unsur dasar gerakan akrobat yang biasanya dimainkan, yakni relay (terbang melayang), spin (badan berputar 180 derajat atau 360 derajat), dan invert (salto). Dan varian-varian lain yang menggabungkan ketiga unsur gerakan ini.

“Dulu dengan boat wakeboarding saya bertahun-tahun belajar gerakan-gerakan akrobatik ini. Sekarang dengan kabel wakeboarding, dalam tiga bulan para pemula sudah menguasai bisa melakukan berbagai gerakan sulit,” ujar Carlos Pangemanan, yang dua tahun lalu ketika saya temui sedang belajar gerakan spin 360 derajat sambil salto (backroll), namun kini sudah mahir melakukan gerakan spin 720 derajat sambil salto. Salah satu gerakan tersulit dalam wakeboarding, karena pemain harus cekatan memutar badan sambil memindahkan handle tali penarik dari tangan kanan ke tangan kiri dan sebaliknya secara cepat sambil tetap melaju dan melompat.

Di Epic Cable Park, Ancol, selain tersedia permainan kabel wakeboarding jenis lintasan pendek sepanjang 140 meter, juga ada lintasan penuh System 2.0 Full sepanjang 800 meter, berputar mengeliling seluruh danau area permainan. Bermain di lintasan 800 meter tentu lebih seru dibanding lintasan pendek 140 meter. Di lintasan pendek hanya tersedia dua obstacles (halang rintang), sedangkan di lintasan panjang 800 meter tersedia enam obstacles yang beraneka macam bentuk. Beragam akrobat pun bisa dilakukan lebih banyak di lintasan pannjang dibanding lintasan pendek. Di area panjang, juga bisa dilakukan seri balapan antarpemain dalam area lintasan yang sama.

Secara periodik, juga dilakukan kompetisi terbuka di Epic Cable Park, Ancol. “Ini olahraga freestyle. Dalam kompetisi, kemampuan kreativitas dan keberanian seni akrobatiknya yang dinilai. Sangat menguras energi. Main 30 menit sampai 1 jam saja sudah capek. Di kompetisi, setiap pemain paling hanya tampil sekitar 10-15 menit saja,” ujar Carlos. Permainan adrenalin ini benar-benar menyerap energi. Saya bermain dua jam saja rasanya sudah setengah mati menguras energi. Kalau di boat wakeboarding atraksi-atraksi dilakukan dengan memanfaatkan lintasan-lintasan ombak yang tercipta dari laju perahu, di kabel wakeboarding atraksi dilakukan dengan memanfaatkan tarikan kabel yang stabil.

Karena dilakukan di atas air banyak orang takut mencoba permainan ini. Padahal semua pemain dilengkapi dengan pelampung dan helm sebagai standar keselamatan. “Tidak harus bisa berenang, minimal harus bermental air. Ada banyak kru yang mengawasi,” ujar Carlos.

Danau tertutup di Ancol untuk permainan ini memang cukup dalam, sekitar 3-4 meter, tetapi perlengkapan pelampung sudah cukup menjamin keselamatan pemain dari risiko tenggelam. Perlengkapan pun juga sudah tersedia lengkap. Meski di sini juga tersedia toko yang menjual berbagai perlengkapannya.

Buka setiap hari, ada banyak paket permainan yang tersedia, dari yang seharga Rp 175ribu untuk dua jam permainan pada lintasan pendek, hingga Rp 500 ribu bermain sehari pada lintasan penuh (800 meter). Libur akhir pekan ada banyak orang yang rela mengantri untuk permainan segala umur dan segala gender ini, sedang di hari biasa umumnya hanya ada sekitar belasan orang. Datang bermain bersama grup tentu akan lebih seru dan membuat tenang. Kalau ingin lebih menantang, juga tersedia paket boat wakeboarding di lautan lepas.

agendaIndonesia/Wahyuana untuk TL