Kampung Batik Giriloyo Sejak Abad 17

Berburu batik di Yogyakarta bisa langsung menuju ke kampung batik Giriloyo yang sudah ada sejak abad 17.

Kampung batik Giriloyo Bantul bisa jadi belum seterkenal merek-merek batik atau pusat kerajinan batik lain di Yogyakarta. Tapi, ketika pengunjung ingin mencari kain batik tulis, khususnya motif khas Yogya dan Solo yang khas Kraton Mataram, rasanya kampung Giriloyo layak menjadi salah satu pilihan. Ini adalah sentra batik tulis terbesar yang berada di tenggara Jogjakarta. Di sini, pengunjung dan wisatawan dapat menemukan batik tulis khas Yogyakarta dan Solo yang istimewa.

Kampung Batik Giriloyo

Sejak 2007, saat berada di Yogyakarta pencinta kain batik banyak yang meluangkan waktunya untuk mendatangi Kampung Batik Giriloyo. Lokasi wisata edukasi kerajinan ini ada di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Kampung batik ini telah dikenal sebagai salah satu sentra batik di DIY yang kaya akan sejarah. Baru tahun 2007?

Menilik sejarahnya, kampung batik Giriloyo sejatinya sudah ada sejak abad 17. Pembatik yang ada di tempat ini telah ada dan merupakan turun-temurun. Hanya saja belum sepopular saat ini.

Pada 2006 gempa bumi mengguncang Yogyakarta, khususnya di wilayah Bantul. Bencana tersebut merusak ratusan ribu rumah dan menyebabkan ribuan orang meninggal. Menyedihkan, namun kemudian juga membawa hikmah. Pembatik yang survive dan keluarganya kemudian berhimpun untuk bangkit.

Peristiwa penyedihkan tersebut menjadi awal berdirinya paguyuban batik, sekaligus pemberdayaan perajin batik di area tersebut. Kampung ini kemudian memiliki Paguyuban Batik Giriloyo, sebuah perkumpulan yang terdiri dari 12 kelompok kecil perajin batik di tiga dusun, yaitu Giriloyo, Cengkehan, dan Karang Kulon.

Kampung batik Giriloyo di Bantul, Yogyakarta adalah pusat produksi batik tulis klasik.
Kampung Batik Giriloyo, Bantul, Yogyakarta, adalah sentra produksi batik tulis klasik. Foto: Dok. shuterstock

Tidak sulit untuk wisatawan menemukan kampung sentra batik tulis ini. Jika berangkat dari pusat kota atau Kraton Yogya, pengunjung dapat mencapainya dalam waktu sekira 30 menit. Rutenya bisa melewati sentra kerajinan perak di Kotagede lalu terminal bus Giwangan terus menuju ke selatan arah makam raja-raja Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat yang berada di bukit Imogiri.

Dari Kotagede hanya sekitar 20 menit untuk sampai ke kampung Giriloyo yang berada tepat berada di kaki bukit makam raja-raja. Keberadaan warga kampung batik ini memang memiliki hubungan historis dengan keluarga kraton. Banyak yang menjadi abdi dalem, profesi turun temurun warga di kampung batik.

Lalu, apa saja yang ditawarkan kampung ini untuk para pengunjung? Belanja batik, tentu saja. Adalah kain batik tulis asli yang dapat pengunjung beli langsung dari para perajin.

Kelebihannya, wisatawan atau peminat batik dapat mencermati dan bersentuhan langsung dengan batik tulis lebih dekat. Penyuka batik dapat menemukan motif klasik seperti Wahyu Tumurun, Sri Kuncoro, Sekar Arum, Siado Asih, Sido Luhur dan ragam motif pakem yang lain.

Tak hanya moyif klasik, banyak juga motif kontemporer ditemukan di sini dengan sentuhan modern yang semuanya dibuat oleh tangan-tangan terampil dari perajin sekitar yang memang memiliki ketrampilan halus. Semuanya bisa dipilih sesuai kesenangan atau kelengkapan koleksi.

Tapi Giriloyo tak disebut sebagai kampung batik jika orang hanya soal datang dan membeli. Jika ingin pengalaman yang lebih asyik, pengunjung bisa berbelanja sambil mengikuti kursus singkat membatik. Langsung pada perajin batinya.

Kampung batik Giriloyo Bantul orang bisa sekaligus belajar membatik dalam sebuah kursus singkat.
Di Kampung Batik Giriloyo pengunjung bisa sekaligus belajar membatik. Foto: dok. shutterstock

Disebut kursus singkat karena memang waktunya sangat pendek, hanya sekitar 2 jam. DI sana pengunjung yang menjadi peserta kursus singkat akan diajari mulai dari membatik dengan canthing di atas kain kecil, kemudian memproses warna secara sederhana lalu hasilnya dapat dibawa pulang. Jadi seperti eduwisata juga.

Mahalkah harga batik di kampung Giriloyo ini? Banyak sekali pengunjung atau wisatawan yang biasanya membutuhkan informasi tentang kisaran harga batik tulis. Begitu pula dengan batik di Giriloyoini. Harga batik tulis Giriloyo tentu saja sangat bervariatif. Harganya harus dilihat dari segi motif, bahan dan ukuran sama, sering kali pengrajin batik memberikan harga berbeda. Dan memang demikianlah uniknya, karena harga dari satu batik tulis asli sangat tergantung dari hasil pengerjaan sampai selesai, kehalusan dan kerumitan produk yang dibuat sangatlah mempengaruhi nilai jual.

Kisaran harga batik tulis di Giriloyo mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp1,5 juta. Kadang ada yang harganya lebih tinggi untuk pesanan motif batik yang sangat rumit.

Adakah kisaran harga tersebut bagi terbilang mahal? Sebagian besar mungkin membenarkan, tapi bagi pecinta batik yang sudah sering keluar masuk butik-butik batik di pusat kota bisa jadi akan mengatakan murah. Setidaknya relatif jauh lebih rendah jika sudah di tangan pedagang besar.

Bagi pecinta batik tulis, pasti sudah sangat mengerti bahwa proses membuat batik tulis sangat panjang dengan biaya produksi yang tidak sedikit. Untuk membuat satu kain batik tulis setidaknya butuh waktu satu hingga satu setengah bulan.

Lamanya waktu pengerjaan tersebut karena setiap satu kain batik harus melewati  beberapa tahap. Mulai dari pemolaan, lalu sekitar 4-5 kali pencantingan yang masing-masing dapat memakan waktu sekitar seminggu, baru kemudian masuk tahap pewarnaan akhir. Bisa beberapa kali pewarnaan.

Dari proses yang panjang dan tradisional tersebut dihasilkanlah satu karya batik yang lebih bernilai dan menawan, yakni batik tulis asli. Fokus produksi di Kampung Batik Giriloyo adalah kain batik tulis, meski demikian ada juga beberapa produk batik cap kombinasi tulis yang harganya lebih murah, tapi jumlahnya tidak banyak.

agendaIndonesia

*****