Makanan yang mencancam, sepertinya kalimat ini terkesan becanda atau main-main. Tapi tidak. Ada hal-hal yang memang bisa menyebabkan alergi, di antaranya dari makanan. Karena itu, berhati-hati ketika memesan makan selama liburan adalah keharusan. Selain itu, obat dan perangkatnya harus selalu dibawa saat bepergian agar reaksi alergi bisa segera ditangani.
Makanan yang Mengancam
Tak terbayang kepanikan dalam pesawat Ryanair yang terbang dari Tenerife, Canary Islands, Spanyol, pada pertengahan Agustus beberapa tahun lalu, ketika seorang anak perempuan berusia empat tahun mendadak kesulitan bernapas, bahkan napasnya berhenti sesaat.
Kala itu, pesawat telah terbang selama 20 menit dan berada di ketinggian 30 ribu kaki. Sebelumnya, anak tersebut menggaruk-garuk pipi dan merasakan nyeri pada wajahnya. Bocah bernama Fae Platten dari Essex, Inggris, ini mengalami serangan anaphylactic shock—reaksi alergi yang bisa ringan hingga berat. Tak lama, ia kehilangan kesadarannya. Ia bisa bertahan karena mendapat suntikan anti-allergy adrenaline. Saat pesawat mendarat di Standsted, ia pun segera dilarikan ke rumah sakit.
Rupanya, penumpang cilik tersebut menderita alergi akut terhadap kacang. Orang tuanya menyatakan sudah memberi tahu kondisi si anak kepada perusahaan penerbangan.
Mereka bahkan meminta awak kabin tidak menjual camilan dari kacang selama penerbangan dan meminta agar penumpang tidak ada yang mengkonsumsi kacang. Makanan yang mengancam sang anak.
Kemudian awak kabin sudah memberikan tiga kali peringatan kepada para penumpang. Namun, rupanya, ada satu pria yang duduk empat baris dari si bocah mengabaikan larangan tersebut. Tanpa sadar ia mencoba mengkonsumsi makanan yang mengancam itu.
Ketika ia membuka kantong berisi aneka jenis kacang, serbuknya pun terhisap mesin pendingin dan menyebar ke seluruh pojok kabin. Efeknya ternyata seketika, bocah penderita alergi kacang itu merasakan wajahnya nyeri. Lidahnya membengkak dan bibirnya melepuh.
Sejumlah orang mungkin masih mengganggap sepele soal alergi, terutama terhadap kacang-kacangan. Padahal bila alergennya tidak dihindari bisa berakibat fatal bagi si penderita. Reaksi yang ekstrem terhadap kacang disebut dengan anaphylaxis dan bisa mengancam nyawa penderitanya bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
“Anaphylaxis adalah reaksi alergi,” kata Jennifer Shih—ahli alergi dan imonulogi seperti dikutip dari webmd.com. Ia menambahkan, kemunculannya bisa dalam satu jam setelah kontak dengan alergen maupun beberapa menit alias cepat sekali.
Di antaranya yang kerap memicu reaksi ini berupa kacang, susu, kedelai, gandum, sejenis udang atau lobster, ikan, dan telur. Makanan-makanan yang mengancam. Namun, pemicunya tidak hanya makanan, tapi juga sengatan beragam serangga, misalnya lebah, semut api, dan tawon.
Lazimnya, sistem kekebalan tubuh yang normal akan melakukan perlawanan terhadap infeksi. Tapi pada penderita alergi kacang, sistem kekebalan melakukan reaksi secara berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam makanan tersebut. Setiap kali penderita makan atau memegang bahkan menghirup kacang-kacangan, tubuh berpikir bahwa protein merupakan penyelundup yang membahayakan. Sistem kekebalan melawan demikian hebatnya, sehingga terjadi reaksi alergi dengan beberapa gejala.
Jennifer menyatakan gejala yang muncul bisa terlihat kemerahan pada kulit. Perubahan terjadi pada mulut dan hidung yang umumnya membengkak.
Di samping pada kulit, gejala juga terlihat pada pernapasan. Yang muncul berupa kesulitan untuk bernapas. Pada jantung, bisa juga detak jantung berdegub lebih cepat. Biasanya untuk meredakan hal tersebut digunakan diphenhydramine dan epinephrine (adrenaline) auto-injector. “Pastikan selalu tersedia epinephrine auto-injector,” ia menyarankan. Penggunaannya cukup mudah dan bisa langsung meredakan gejala.
Menurut pulmonologis dari Atlanta, Amerika Serikat, ini anaphylaxis bisa membahayakan kesehatan. Karena itu, disarankan selalu membawa obat serta perangkatnya saat bepergian. “Posisikan obat selalu ada di dekat penderita atau Anda,” ujarnya. Kenalkan pengobatan kepada orang di sekeliling penderita juga. Selain itu, hindari dari pemicunya atau alergen. Tentunya, tidak lupa untuk selalu berkonsultasi dengan ahli medis. Khusus untuk penderita asma, ia mengingatkan, agar lebih berhati-hati. “Pada penderita asma, serangan bisa lebih hebat,” katanya. Pasalnya, pengobatannya pun lebih sulit.
Pemicu
1. Makanan seperti kacang-kacangan
2. Udang dan lobster
3. Produk dari susu
4. Telur
5. Sengatan serangga seperti lebah dan semut
6. Lateks
7. Obat-obatan
Reaksi
1. Kulit gatal dan memerah
2. Tekanan darah menurun
3. Mulut, hidung, dan tenggorokan membengkak
4. Bagian perut kram
5. Mual dan muntah-muntah
6. Diare
7. Kesulitan bernapas
agendaIndonesia | dailymail.co.uk | webmd.com
*****