Diabetes dan Melancong, 2 Hal Bisa Kompak

Diabets dan melancong bisa kompak asaL tahu cara mengaturnya. Foto: shutterstock

Diabetes dan melancong seperti dua hal yang tak bisa akur. Melancong yang identik dengan kegembiraan, termasuk makan-makan yang enak, dianggap ancaman untuk penderita diabetes. Adakah cara agar mereka yang gula darahnya tinggi tetap bisa menikmati liburan?

Diabetes dan Melancong

Menderita kadar gula darah tinggi bukanlah halangan untuk melakukan banyak kegiatan. Termasuk untuk melancong. Kuncinya, jaga asupan, perjalanan pun tetap aman.

Diabetes dan melancong sering dianggap dua hal yang bertentangan. PAdahal keduanya bisa akur.
Diabetes dan melancong, dan godaan makanan enak. Foto; Dok. shutterstock

Melakoni perjalanan, menyambangi tempat-tempat baru, dan menemui bentang alam yang tak pernah dijumpai sebelumnya memantik hasrat pelancong terus melangkah. Tak peduli seberapa jauh pengembaraan, kaki harus tetap bergerak menuju lokasi-lokasi yang ingin didatangi.

Pengalaman menjadi seorang wisatawan memang menarik. Banyak orang iri dan ingin menjajalnya. Bagi penderita diabetes, hasrat jalan-jalan itu tidak perlu disimpan hanya karena merasa tak sanggup melakukan perjalanan tersebut. Apalagi, selama perjalanan dibayangi pola hidup yang tak sehat. Diabetes dan melancong seolah sesuatu yang bertolak belakang dengan yang harus dijalaninya.

Bagi pelancong, seperti diungkapkan Mulyani Anny Suryani Gultom, spesialis penyakit dalam, ada banyak hal menjadi pemantik munculnya gangguan diabetes. “Kurang tidur menjadi penyebab pertama,” ucapnya.

Seorang wisatawan jelas memanfaatkan 24 jam waktunya untuk melakukan perjalanan. Hingga tak disadarinya, ia lena mengatur waktu istirahat dalam sehari.

Kurang tidur membikin metabolisme tubuh terganggu. Dalam sebuah riset, para ahli dari University of Chicago memaparkan kurang tidur selama tiga hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Hal ini tentu membikin risiko serangan diabetes meningkat.

Kedua, untuk mengatur stamina, pelancong kerap makan banyak dan mengkonsumsi gula dengan jumlah yang melewati batas. Kadang ini tanpa disadari. Terlebih jika pelancong lebih banyak staycation di hotel. Semua makanan siap disajikan dan diantar ke kamar. Hmmm…

Belum lagi, sepanjang jalan, turis juga kerap ngemil keripik dan biskuit. Pola ini membuat mereka lupa mengontrol diri. Asupan yang lalai diatur selama jalan-jalan menjadi momok yang mengerikan. Bayangkan jalan-jalan ke Bandung tanpa berhenti mengudap.

Kebanyakan ngemil makanan yang mengandung hidrat arang tinggi akan memantik kadar gula dalam tubuh makin melambung. Ini menyebabkan persepsi diabetes dan melancong bukan dua hal yang cocok.

Diabetes dan melancong bisa tetap menyenangkan. Kuncinya adalah disiplin diri.
Hati-hati dengan godaan minuman bersoda yang dingin. Foto: Dok. shutterstock

Ketiga, tergila-gila dengan soda. Ini memang hal yang paling sulit ditampik selama perjalanan. Berada di luar ruang dengan hawa panas, mendorong pelaku perjalanan menenggak air soda dingin untuk menyejukkan badan. Alih-alih segar, tubuh mendapat asupan kalori tinggi karena ada puluhan sendok gula yang terkandung dalam sekaleng soda. Bayangkan bila terus-menerus dikonsumsi.

Selain tiga hal itu, pemantik munculnya diabetes adalah konsumsi rokok dan stres. Deretan pemicunya tersebut harus diwaspadai para penderita diabetes. Jika menjauh dari semua hal itu, gangguan kesehatan selama di perjalanan bisa ditekan serendah mungkin.

Penyakit diabetes di Indonesia menduduki peringkat pertama pemantik kematian, melampaui serangan virus. Mulyani mengungkapkan, pada 2014, sebanyak 9,51 juta orang Indonesia menderita diabetes. Penyakit ini menyerang siapa saja.

Diabetes terbagi dalam dua tipe, yakni tipe 1 dan 2. Perbedaannya macam-macam. Biasanya, diabetes tipe 1 menyerang orang berusia kurang dari 20 tahun (atau usia yang masih muda). Penyebabnya, lantaran kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, dan sering menyerang orang berperawakan kurus.

Sedangkan diabetes tipe 2 kerap menyerang orang berusia di atas 35 tahun. Diabetes tipe ini menyerang mereka yang memiliki ukuran tubuh besar. Bisa dibilang penderitanya ialah orang yang menderita obesitas. Diabetes ini disebabkan resistensi insulin. Jumlahnya cukup, tapi tidak bekerja dengan baik untuk mengontrol kadar gula dalam tubuh.

Langkah Pencegahan

Membawa gula stevia ke mana pun. Stevia adalah daun yang banyak digunakan masyarakat di Paraguay dan Brasil untuk memasak. Bentuknya sekilas mirip dengan daun mint. Namun stevia memiliki karakter manis alami, berbeda dengan daun mint.

Stevia digadang-gadang aman dan bisa menjadi alternatif bagi orang yang kepingin menyantap minuman manis tanpa khawatir gula darahnya naik. Olahan stevia umumnya berbentuk bubuk halus bertekstur mirip dengan tepung. Kemasannya pun praktis, siap dibawa ke mana-mana. Konon selama jalan-jalan, dalam sehari, pelancong bisa mengkonsumsinya hingga 13 sachet.

Jangan abai dengan sarapan. Sebelum menempuh perjalanan juga sebelum check out dari hotel, manfaatkan fasilitas sarapannya lebih dulu. Menurut penelitian, orang yang sering sarapan dengan makanan sehat akan memiliki kandungan kadar gula yang lebih rendah daripada yang tidak.

Banyak berjalan kaki. Sambangi tempat-tempat yang jaraknya tak terlampau jauh dari hotel dengan berjalan kaki. Pilih kendaraan umum jika mencapai obyek wisata yang lokasinya jauh. Dengan pilihan ini, Anda harus berjalan kaki menuju terminal bus, kereta api, dan jenis transportasi lain. Dengan berjalan kaki, jumlah kalori yang terbakar lebih tinggi.

agendaIndonesia

*****

Hotel Ammi Cepu adalah hotel bintang 5 yang berada di area pusat kota Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Lokasinya terhitung strategis karena cukup dekat dengan..

Lorin Solo Hotel adalah hotel bintang 5 yang berada di kawasan jalan Adi Sucipto, Solo. Lokasinya cukup dekat dengan bandar udara Adi Sumarmo, Taman Balekambang..

Selong Selo Resort & Residences adalah hotel bintang 5 yang berada di kawasan selatan Lombok, tepatnya di area pantai Selong Belanak. Hotel ini dikelilingi oleh..

Jl. Batu Jangkih Sepi Mungkung, Selong Belanak, Lombok

Pullman Ciawi Vimala Hills Resort adalah hotel bintang 5 yang berada di tengah-tengah kawasan Puncak dan Bogor, Jawa Barat. Dikelilingi oleh nuansa pegunungan dan sawah..

Villa Borobudur Resort adalah hotel bintang 5 berformat villa dan suite yang berada di dekat kawasan cagar budaya Candi Borobudur, Jawa Tengah. Terletak di lereng..

Tags
Dusun Pete, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

Jambuluwuk Convention Hall & Resort Puncak adalah hotel bintang 5 yang berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Dikelilingi oleh area taman tropis, hotel ini memiliki..

Page 1 Page 2 Page 3 Page 23