Pempek Palembang, Asal-usul Dan 8 Jenisnya

Pempek Palembang menjadi salah satu pusaka kuliner Indonesia. Foto: shutterstock

Pempek Palembang adalah makanan khas daerah itu yang terbuat dari ikan yang digiling halus dan dicampur dengan tepung sagu, air, garam, dan bahan-bahan lainnya. Makanan ini memiliki rasa gurih dan kenyal, dan biasanya disajikan dengan kuah cuko, potongan timun dan sambal.

Pempek Palembang

Asal-usul pempek Palembang hingga saat ini tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori yang mengaitkan asal-usulnya dengan sejarah Palembang. Salah satu teori menyatakan bahwa pempek berasal dari pengaruh budaya kulinari Tionghoa di Palembang pada abad ke-16. Pada masa itu, orang Tionghoa membawa teknik pembuatan fish ball dan fish cake ke Palembang, yang kemudian berkembang menjadi pempek.

Teori lain merujuk ke masa yang lebih lampau dan menyatakan bahwa pempek sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya berkuasa di Palembang atau Sumatera Selatan pada abad ke-7 hingga ke-13. Pada masa itu, makanan yang terbuat dari ikan dan sagu telah dikenal sebagai makanan yang populer di kawasan tersebut.

pempek Palembang setidaknya ada 8 jenis, salah satunya adalah Pempek Kapal Selam
Pempek Kapal Selam cirinya ada telor di dalamnya. Foto: shutterstock

Teori ke dua ini, mengutip laporan kompas.com, yang mengutip buku Pempek Palembang Makanan Tradisional dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, pempek diduga sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya atau sekitar abad 7 Masehi.

Dugaan itu berdasarkan temuan di Prasasti Talangtuo yang menyatakan bahwa tanaman sagu sudah ada di Palembang sejak abad ke-7. Selain itu disebutkan pula bahwa pempek adalah hasil karya dari masyarakat Kayu Agung, suku yang gemar berdagang menggunakan kapal pinisi.
Suku Kayu Agung atau Komering Kayu Agung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Ketika itu para penduduk Kayu Agung berdagang dengan cara barter kemudian mendapatkan sagu dan ubi. Mereka kemudian mengkreasikan antara sagu dengan ikan yang ditangkap saat berlayar dalam perjalanannya berdagang.

Ada pula teori yang bersumber dari cerita mulut-ke mulut, yakni bermula dari seorang pria keturunan Tionghoa yang biasa dipanggil Apek atau paman. Dalam bahasa Hokkian, paman disebut “empeg” atau “apeq”. Ia hidup di masa pemeritahan Kesultanan Palembang Darussalam yang dipimpin Sultan Mahmud Badaruddin II.

Apek ini, disebutkan tinggal di pinggiran Sungai Musi, memiliki ide untuk memanfaatkan potensi ikan yang melimpah. Selain digulai dan digoreng, ia berkeinginan mengolah potensi ikan tersebut menjadi sajian lain.

Akhirnya, Apek pun mengolah ikan hasil tangkapannya dan mencampurnya dengan tepung. Sajian tersebut sekilas mirip dengan makanan bakso yang dibawa pedagang Tiongkok ke Palembang. Apek pun kemudian menjual makanan buatannya dengan cara berkeliling. Saat itu, ia belum memberikan nama kepada hasil racikannya.

Awalnya pempek dikenal dengan nama Kelesan yang tidak lain merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan daging ikan berbentuk cembung dengan semacam kuping di sisi yang berhadapan. Belakangan, konon namanya kemudian berubah di tangan pembeli. Ketika ada pembeli yang ingin mencobanya, mereka pun memanggil Apek dengan ujung namanya saja, yakni “Pek…Pek.”

Pempek Palembang Jenis Adaan shutterstock
Pempek adaan bentuknya seperti bakso goreng. Foto: shutterstock

Di masa penjajahan Belanda, pempek menjadi makanan yang populer di kalangan penduduk asli Palembang. Para pedagang Belanda dan Cina yang berdagang di Palembang juga menyukai makanan ini dan membawanya ke tempat lain di Indonesia. Seiring dengan waktu, pempek menjadi makanan yang populer di seluruh Indonesia dan bahkan mendunia.

Hingga saat ini, pempek masih menjadi makanan khas Palembang yang sangat populer. Kini, pempek sudah memiliki banyak varian, seperti pempek lenjer, pempek kulit, pempek kapal selam, dan lain sebagainya. Pempek juga telah menjadi industri kecil yang menghidupi banyak orang di Palembang dan sekitarnya.

Sekitar 1916, makanan pempek mulai dijajakan di kawasan keraton, sekitar Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang. Awalnya, pembuatan pempek menggunakan ikan belida, namun karena ikan tersebut semakin langka dan harganya mahal para pedagang kemudian mengganti dengan ikan lain. Umumnya ikan tenggiri. 

Untuk menyantap pempek Palembang, pedagang biasanya menyajikan dengan cairan yang disebut cuko. Ini adalah saus yang biasanya disajikan sebagai pelengkap saat makan pempek Palembang.

Pempek Palembang Bakar shutterstock
Sekarang juga ada pempek yang dibakar. Foto: shutterstock

Cuko terbuat dari air, cuka, gula merah, garam, udang ebi, cabai rawit, dan bawang putih yang dihaluskan. Bahan-bahan tersebut kemudian direbus hingga matang dan tercampur secara merata. Saus cuko ini memiliki rasa asam, manis, pedas, dan sedikit gurih yang sangat cocok untuk dipadukan dengan pempek.

Ada beberapa variasi cuko yang dijual di pasar, tergantung dari selera dan kebiasaan masyarakat setempat, namun umumnya rasa dan komposisi bahan dasar cuko untuk makan pempek Palembang hampir sama di berbagai daerah.

Sejak dahulu, cuko khas Palembang memiliki cita rasa pedas. Namun, seiring masuknya pendatang dari luar Sumatera, saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis.


Ada beberapa jenis pempek Palembang:

  1. Pempek kapal selam: berbentuk seperti kapal selam dengan isian telur ayam dan udang di dalamnya.
  2. Pempek lenjer: ini sering disebut ibu dari pempek, berbentuk panjang dan pipih, dengan tekstur yang lembut dan kenyal.
  3. Pempek keriting: Pempek ini berbentuk seperti keriting atau keriting rambut.
  4. Pempek adaan: Pempek ini berbentuk bundar dan pipih, dengan tekstur yang lembut dan kenyal.
  5. Pempek kulit: Pempek ini terbuat dari kulit ikan tenggiri yang digiling halus dan dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
  6. Pempek lenggang, ini adalah adonan dasar pempek campur telur bebek. Kemudian, diletakkan di atas daun pisang berbentuk kotak.
  7. Pempek isi udang: berbentuk bundar dan pipih, dengan isian udang di dalamnya.
  8. Pempek tahu: Pempek ini terbuat dari tahu yang diisi dengan campuran ikan dan bahan-bahan lainnya.

Setiap jenis pempek memiliki ciri khas dan rasa yang berbeda-beda, namun semuanya tetap mengandung cita rasa asli khas Palembang.

Jika sempat main ke Palembang dan pengen mencicipi pempek yang enak, berikut beberapa pilihannya:

  1. Pempek Noni 168 di Jalan Jenderal Sudirman 952 20 Ilir III, Palembang
  2. Pempek 26 Ilir, Jalan Beringin Janggut, Talang Semut, Palembang
  3. Pempek Ek Dempo 103, Jalan Lingkaran, Ilir Timur I, Palembang
  4. Pempek Candy, Jalan Jendral Sudirman, Sungai Pangeran, Palembang
  5. Pempek Leny, Jalan Petanang, Palembang
  6. Pempek 71 Prabumulih, Jalan Bangau 088, Prabumulih
  7. Pempek Pak Raden, Jalan HM Dhani Effendi, Palembang

agendaIndonesia

*****