Holiday blues namanya saat masa liburan terasa menyedihkan atau setelah melancong Anda malahan jadi stres. Adakah yang salah dalam menjalani liburan itu? Atau justru kekeliruan terjadi ketika merencanakannya?
Holiday Blues
Liburan seharusnya jadi waktu yang menyenangkan, terutama di akhir tahun, saat kita akan menyambut awal yang baru bersama orang-orang terdekat. Namun, di balik semua kesenangan, bisa jadi ada hal yang malah membikin kita sedih dan depresi.
Holiday blues, begitu orang awam menyebutnya. Holiday blues merupakan sebuah sindrom yang terjadi pada orang-orang yang tidak bisa merasa bahagia saat liburan.
Padahal di depan mata ada pantai-pantai indah di Lombok, atau situs diving di Raja Ampat, atau bahkan gedung SMA tempat pelancong menghabiskan masa sekolahnya di Malang.
Maklum, liburan dan kunjungan keluarga membuat Anda memikirkan banyak hal, seperti masalah keuangan, rencana perjalanan, atau daftar belanja yang menguras pikiran dan energi. Pertemuan dengan keluarga atau teman lama juga bisa memicu kenangan yang mungkin tidak selalu menyenangkan.
Sebaliknya, bisa juga liburan terasa menyenangkan, tapi ketika berakhir, Anda ingat pekerjaan yang menumpuk hingga timbul stres dan depresi. Jadilah setelah liburan Anda menjadi murung.
Holiday blues ini erat kaitannya dengan Seasonal Affective Disorder (SAD), istilah yang merujuk pada gejala stres dan depresi akibat perubahan cuaca. Dr. Norman E. Rosenthall dari National Institutes of Mental Health mengemukakan, “Di Amerika Serikat, 6 persen populasi menderita SAD yang cukup parah, sementara 14 persen mengidap gejala ringan.”
Kala terjadi peralihan musim panas ke musim dingin, penyakit ini dikenal sebagai summer depression, sementara dari musim dingin ke musim panas dikenal sebagai winter blues. “Karena perubahan cuaca erat kaitannya dengan musim liburan, tidak heran SAD juga menjadi pemicu holiday blues,” ujar Norman.
Karena berhubungan dengan suasana hati yang turun, penanganannya pun berkaitan dengan pelepasan stres. Salah satu yang paling efektif adalah menjaga tubuh agar tetap aktif.
Saat cuaca dingin, biasanya Anda malas beraktivitas, tapi hal ini justru akan membuat suasana hati semakin buruk. Terlalu banyak tidur justru menguras energi. Gunakan waktu senggang untuk berolahraga, membereskan rumah, atau jalan-jalan. Olahraga, seperti aerobik, akan membuat Anda banyak bergerak dan berkeringat sekaligus menjaga semangat.
Kegiatan luar ruangan juga dapat membantu Anda. Salah satu alasan mengapa Anda merasa bahagia saat liburan ialah menghabiskan banyak waktu di bawah cahaya matahari alami. Jadi, jangan ragu untuk mengambil langkah ke luar rumah, walau hanya setengah jam setiap harinya.
Dr. Jan Davidson dari Chromotherapy Research Foundation mengungkapkan, “Sudah terbukti bahwa paparan cahaya oranye intensitas tinggi dapat meringankan gejala akibat jet lag, terutama jika dipaparkan ke bagian kulit yang paling tipis, seperti di pergelangan tangan, belakang lutut, atau di atas pusar.”
Terapi dengan cahaya ini juga bisa dilakukan sebagai perawatan atas penderita SAD secara berkala. Terapi ini menggunakan kotak cahaya yang mengeluarkan cahaya putih, biru, atau hijau. Namun cahaya putih dianggap lebih efektif dengan daya penerangan 10 ribu lux.
Pasien duduk di hadapan cahaya sejauh 30-60 sentimeter dengan mata terbuka, tapi tidak memandang sumber cahaya langsung selama 30-60 menit. Meski demikian, paparan cahaya matahari alami tetap lebih baik.
Yang paling penting, Anda harus bisa menemukan keseimbangan. Untuk itu, kenali siklus atau pola situasi yang memicu depresi ini dan mencari cara untuk menghindar atau menanganinya. Berikan waktu yang cukup untuk diri sendiri. Pilih liburan yang benar-benar Anda inginkan dengan teman perjalanan yang membuat Anda nyaman.
Apapun yang memicu winter blues Anda, penting untuk memiliki kepercayaan diri dan keyakinan bahwa Anda bisa mengatasi rintangan apapun untuk menjadi lebih baik.
Tetap Semangat Setelah Liburan
1. Simpan foto-foto dan kenang-kenangan liburan Anda, tulis cerita yang menarik selama liburan, dan bagikan via sosial media. Kapan pun Anda butuh dorongan semangat, Anda bisa melihat dan membacanya lagi.
2. Lakukan olahraga dan tetap aktif menjaga semangat dan kebugaran tubuh, sekaligus menurunkan berat badan yang mungkin sempat naik saat liburan.
3. Jangan mengurung diri di rumah. Ajak sahabat dan orang terkasih berkumpul. Dijamin Anda akan kembali ceria.
4. Jangan paksakan diri untuk langsung menerima pekerjaan yang berat. Mulailah dari hal ringan dan secara perlahan kembali membiasakan diri.
agendaIndonesia
*****