UNESCO Global Geopark kini ada 10 yang terletak di Indonesia. Salah satunya Toba.

UNESCO Global Geopark menetapkan empat geopark baru di Indonesia. Berdasarkan putusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, ada empat geopark Indonesia yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Penetapan empat geopark Indonesia dalam jaringan UNESCO Global Geopark untuk memperkuat pengembangan pariwisata Indonesia.

UNESCO Global Geopark

Sebelumnya, sudah ada enam geopark di Indonesia yang masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark: Geopark Batur (2012), Geopark Gunung Sewu (2015), Gunung Rinjani (2018), Geopark Ciletuh (2018), Geopark Belitung (2020), dan Kaldera Danau Toba (2020).  

Hingga saat ini, ada 10 geopark di Indonesia yang masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark. Pencapaian ini diharapkan bisa menjadi kekuatan untuk mendorong promosi pariwisata Indonesia, agar semakin dikenal dan menarik minat kunjungan wisatawan.

Lantas, apa saja empat geopark di Indonesia yang berhasil masuk tersebut?

Kawah Biru Ijen Geopark shutterstock
Kawah Biru Ijen. Foto: shutterstock

Ijen Geopark

Terletak di Jawa Timur, Ijen menjadi salah satu geopark di Indonesia yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark. Daya tarik geopark Ijen adalah keunikan pada geologi, biologi, budaya, serta fenomena alam blue fire di kawasan Gunung Ijen yang telah mendunia. 

Geopark yang secara administratif terletak di dua wilayah, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso ini memiliki danau paling asam di dunia. Ditambah lagi, geopark Ijen memiliki 14 jenis flora, 27 jenis fauna, serta 6 jenis mamalia. 

Maros Pangkep Geopark

Selanjutnya adalah geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan. Geopark Maros Pangkep memiliki lanskap kelas dunia dengan tipe tower karst, yang menjulang tinggi dan tersusun dari bebatuan gamping yang khas.

Keunikan Geopark Maros Pangkep bukan sekadar memiliki lanskap karst kelas dunia. Geopark yang juga dikenal sebagai kawasan karst terbesar ke-2 di dunia, setelah Cina Selatan, memiliki flora dan fauna serta nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi. 

Keunikan lain dari UNESCO Global Geopark Maros Pangkep ini adalah ratusan gua yang pernah menjadi tempat tinggal manusia prasejarah. Bahkan, gua-gua yang menjadi “rumah” bagi jutaan spesies kupu-kupu.

Merangin Jambi Geopark

Geopark di Indonesia yang masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark lainnya adalah Geopark Merangin. Salah satu keunikan dari Geopark Merangin adalah terdapat fosil flora Jambi. Hal ini dibuktikan dari adanya fosil tanaman yang ditemukan pada sebagian formasi batuan yang diperkirakan sudah ada sejak 296 juta tahun silam. 

Jenis fosil flora yang ditemukan di Geopark Merangin Jambi bermacam-macam. Mulai dari lumut, tumbuhan runjung primitif, dan pakis yang bereproduksi melalui penyebaran biji. Selain itu, situs purbakala ini juga dinobatkan sebagai salah satu spot rafting terbaik. Pasalnya, wisatawan berkesempatan untuk mengarungi Sungai Batang Merangin sambil melihat fosil di beberapa tempat pemberhentian. 

Raja Ampat Geopark

Satu lagi UNESCO Global Geopark terbaru di Indonesia, yakni Raja Ampat. Geopark Raja Ampat memiliki gugusan kepulauan karst yang diperkirakan sudah berusia sekitar 439 juta tahun, yang terletak di Pulau Misool. 

Beragam ekosistem laut turut menjadi salah satu alasan mengapa Raja Ampat layak ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Pasalnya, sampai saat ini Geopark Raja Ampat menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik yang tidak bisa ditemukan di belahan Bumi manapun. 

Pengembangan geopark sama halnya dengan mengembangkan aspek ilmu pengetahuan di Indonesia. Pasalnya geopark sering kali menjadi lokasi untuk penelitian geologi hingga flora dan fauna. Sejauh ini ada beragam geopark di Indonesia yang telah dinobatkan sebagai UNESCO Global Geoparks.

Geopark Batur

Geopark pertama di Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2012. Geopark Batur memamerkan keindahan alam berkat letusan besar gunung berapi yang membentuk kaldera ganda dan danau purba.

Bahkan sampai saat ini Gunung Batur masih aktif dan menghasilkan beragam batuan yang dapat dimanfaatkan warga untuk membangun rumah. Total ada 21 situs warisan alam yang tersebar di kawasan Geopark Batur, tepatnya di Kecamatan Kintamani dan Kabupaten Batur.

Saat berkunjung ke Geopark Batur kita juga dapat melihat-lihat peninggalan bersejarah hebatnya letusan Gunung Batur di Museum Geopark Batur.

Gunung Sewu

Geopark Gunung Sewu telah diakui oleh UNESCO sejak 2015. Letaknya membentang di antara tiga kabupaten, yakni Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Geopark Gunung Sewu menyimpan kekayaan arkeologis warisan budaya manusia masa lalu.

Ada berbagai peninggalan budaya paleolitikum-neolitikum di geopark ini. Jika ditotal Geopark Gunung Sewu memiliki 33 situs warisan alam yang tersebar di Gunung Kidul (13 geosite), Wonogiri (7 geosite), dan Pacitan (13 geosite).

Kawasan karst di Pegunungan Sewu ini juga menyuguhkan panorama keindahan alam dari gugusan bebatuan nan indah. Memiliki sekitar 40 ribu bukit karst membuat Geopark Gunung Sewu menjadi kawasan karst terpanjang di Jawa.

Ciletuh geopark salah satunya di air terjun Tengah shutterstock
Geopark Ciletuh

Geopark Ciletuh

Geopark di Indonesia selanjutnya adalah Geopark Ciletuh. Geopark ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 2018, sekaligus menjadi penopang ekonomi masyarakat setempat.

Geopark Ciletuh dikelilingi oleh hamparan aluvial dengan bebatuan unik dan pemandangan yang indah. Tidak hanya perbukitan batu, Geopark Ciletuh juga memiliki pantai dengan ombak yang disukai para peselancar dunia.

Kawasan ini memiliki luas 126.000 hektare yang mencakup delapan kecamatan. Ada beberapa objek wisata eksotis yang terdapat di kawasan Geopark Ciletuh, yakni Air Terjun Awang, Taman Purba, Bukit Panenjoan, dan masih banyak lagi.

Geopark Gunung Rinjani

Geopark Rinjani masuk sebagai Global Geoparks setelah dinobatkan oleh UNESCO pada 2018. Memenuhi separuh Pulau Lombok bagian utara, geopark membentang di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Lombok Timur.

Geopark ini memiliki kombinasi keanekaragaman hayati, fenomena kegunungapian, dan keragaman budaya masyarakat di dalamnya. Geopark Gunung Rinjani memiliki keragaman flora dan fauna yang sebagian besar merupakan endemik.

Geopark Danau Toba

Kawasan Danau Toba menyusul kawasan geopark lainnya sebagai UNESCO Global Geoparks. Prestasi Kaldera Danau Toba ini tidak bisa dilepaskan dari keragaman hayati dan budaya di kawasan ini.

Geopark Belitung

Kawasan Pulau Belitung dengan pantai-pantai berbatuan ditetapkan pula sebagai geopark global oleh UNESCO.

agendaIndonesia/kemenparekraf

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi