Waterfront Bajo menjadi ikon baru wisata di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, NTT.--Fptp Kemenparekraf

Waterfront Bajo menjadi ikon baru di Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan salah satu dari program penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Saat ini infrastrukturnya telah rampung dibangun, siap digunakan dan telah dilengkapi dengan fasilitas kelas dunia dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan.

Waterfront Bajo

Banyak wisatawan lokal mengaku kagum dengan pembangunan Waterfront City Labuan Bajo. Selama ini, mereka hanya melihat bangunan megah berkelas dunia tersebut di televisi dan internet. Kini, warga Labuan Bajo dan sekitarnya, bisa melihat langsung tempat yang indah nan megah di Labuan Bajo.

Waterfront Bajo juga menjadi hub bagi mereka yang ingin mengunjungi Pulau Padar.
Pukau Padar sebagai salah satu destinasi ketika wisatawan mengunjungi Labuhan Bajo. Foto: shutterstock

Sejak rampung pembangunan Waterfront City atau kini juga sering disebut Waterfront Bajo  di Labuan Bajo tempat itu menjadi magnet baru bagi warga dan wisatawan. Terlebih setiap sore hari, tempat yang disebut sebagai titik nol kota Labuan Bajo itu selalu dipadati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Para wisatawan tampak berfoto di atas tangga-tangga Waterfront dengan latar belakang pantai dan gugusan pulau-pulau mungil di sekitar kota Labuan Bajo.

Sore hari saat menjelang matahari tenggelam, pelabuhan Bajo dengan latar pulau-pulau kecil seperti Pulau Bajo atau pulau Monyet. Sungguh pemandangan yang ikonik.

Ada juga, misalnya, wisatawan yang datang untuk sekadar nongkrong santai bersama keluarga dan kerabat. Mereka duduk-duduk santai sambil menunggu saat matahari tengggelam seraya menikmati kopi khas Manggarai. Ini banyak dijajakan penjual kopi keliling.

Wajah baru Pantai Marina Bukit Pramuka ini memang menjadi magnet baru bagi warga dan wisatawan, selalu ramai pengunjung apalagi di saat sore hari. Bukannya tanpa alasan, kota pinggir pantai ini adalah titik nol kota Labuan Bajo yang tiap harinya penuh dengan aktifitas seni dan promosi UMKM yang dapat mengembangkan pariwisata dan perekonomian Labuan Bajo.

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menyatakan, adanya wisata baru tersebut sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (Flores) memegang fungsi koordinasi lintas dalam rangka mempercepat pembangunan pariwisata di Labuan Bajo.

Badan Otoritas Labuan Bajo dan Flores (BOLBF) bersama beberapa lembaga dan pemangku kepentingan telah merampungkan pembangunan Waterfront City pada Februari 2022 lalu. Waterfront City Labuan Bajo terdiri dari lima zona.

Terdapat lima zona yang bisa dikunjungi dari mulai kulineran, jalan santai, nonton pertunjukkan seni, hingga cinderamata yang unik semua ada disini. Ke limanya yaitu Zona 1 (Bukit Pramuka) sebagai tempat untuk pejalan kaki; Zona 2 (Kampung Air), berupa zona terbuka dengan tema Tangga Bajo; Zona 3 (dermaga, plaza dan ruang publik), Zona 4 (Marina dan bagian dari plaza hotel), dan Zona 5 (struktur kantilever).

Setiap zona akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Satu yang menjadi sorotan adalah pembangunan Tourist Information Center (TIC) yang berada di Zona 4. Bekerjasama dengan Kementrian Perhubungan, TIC ini dibangun dan dikelola bersama guna membantu pengunjung yang datang dalam pencarian informasi terkait pariwisata di Labuan Bajo.

Pembangunan Waterfront City Labuan Bajo sangat mengutamakan keterlibatan penduduk sekitar. Misalnya saja sejak awal mula mendesain Zona 2 dan 3 yang dibangun di Kampung Air, BPOLBF berembuk dengan masyarakat setempat agar pembangunan ini sesuai dengan ekspektasi mereka. Selain itu, Kampung Air juga akan menjadi wilayah heritage (tradisi) dan beberapa rumah di sana akan direnovasi menjadi homestay, kios dan kafe yang akan dibina langsung melalui program BPOLBF.

Waterfront Bajo dibangun menjadi ikon baru dari Labuhan Bajo.
. Puncak Waringin sebagai creative hub di Labuhan Bajo. Foto: Shuttestock

Di dekat waterfront Bajo pemerintah juga membangun creative hub Puncak Waringin. Dibangun di atas lahan seluas 1700 meter persegi, creative Hub Puncak Waringin terdiri dari dua bangunan utama. Pertama Rumah Tenun dan kedua Rumah Souvenir.

Bangunan Rumah Tenun terdiri dari area kios kuliner, hingga berbagai workshop subsector kriya. Sementara Rumah Souvenir adalah sebuah bangunan yang terdiri dari ruang pameran sekaligus menjual cindera mata karya pelaku ekonomi kreatif lokal.

Waterfront Bajo adalah ruang publik. Jadi siapapun boleh menggunakan area waterfront untuk aktivitas, baik itu aktivitas dari komunitas dan bisa diisi oleh event-event selama mendapat izin dari pihak pengelola waterfront, menjaga kebersihan, dan menjaga segala fasilitas yang dibangun tersebut. Sebagai bangunan yang didesain sebagai ruang publik, BPOLBF bersama kementerian dan lembaga terkait berupaya untuk selalu melibatkan masyarakat lokal dan mengenalkan salah satu bangunan ikonik Labuan Bajo itu ke dunia.


Dengan hadirnya Waterfront City, Shana berharap Labuan Bajo bisa menjadi destinasi wisata yang dapat memberikan pengalaman penuh tentang Labuhan Bajo dan Nusa Tenggara Timur melalui berbagai pilihan wisata alam, budaya dan aktivitas lainya. Waterfront City Labuan Bajo merupakan salah satu simbol kesiapan BPOLBF untuk pariwisata yang lebih baik di Nusa Tenggara Timur sebagai Destinasi Super Prioritas.

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi