
Wisata Bintan dengan 3 wajahnya mungkin tidak sepopular Belitung, meskipun sebagai destinasi wisata, pulau ini lebih dahulu dipromosikan. Namun, kemudian Bintan perkembang menjadi tujuan wisata sedikit eksklusif. Begitupun, Bintan yang berada di Provinsi Kepulauan Riau memang punya pesona alam yang indah. Tak hanya itu, Bintan ternyata juga memiliki sejumlah tempat yang membuatnya layak menjadi pilihan berlibur.
Wisata Bintan Dengan 3 Wajahnya
Kawasan wisata Bintan rasanya kini makin ramah bagi wisatawan Indonesia. Buktinya, saat ini, pulau wisata itu tak hanya ramai dikunjungi turis asing, seperti dari Singapura, Cina, dan Malaysia, tapi juga wisatawan Nusantara atau lokal. Ramainya Pulau Bintan oleh kunjungan turis lokal disebabkan lantaran banyaknya destinasi publik yang kini mulai dipromosikan untuk wisatawan lokal. Terutama 3 wajahnya: sejarah Kesultanan Melayu, budaya religi Budha, dan pantai-pantainya.
Provinsi Kepulauan Riau sendiri seperti miniatur Indonesia, betul-betul wilayah dengan rangkaian pulau-pulau. Dari catatan, setidaknya ada sekitar 2.408 pulau besar dan kecil di provinsi ini. Tentu saja, yang paling terkenal hanya ada dua, yakni Pulau Batam dan Pulau Bintan.
Pulau Bintan adalah tempat Tanjungpinang ibukota Provinsi Kepulauan Riau berada. Dengan budaya Melayunya yang kental, di sini wisatawan bisa mengenal lebih dekat kesultanan Melayu, mengunjungi vihara unik, dan tentunya menikmati keindahan pantainya. Ayo kita coba jelajahi Bintan.
Yang pertama tentu saja menikmati peninggalan masa lampau Bintan. Sejarah Kesultanan Melayu. Untuk ini wisatawan dari Tanjungpinang harus menyeberang ke Pulau penyengat. Ini bisa dicapai hanya 15 menit perjalanan dengan perahu dari Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjungpinang.
Di pulau berukuran 3,2 kilometer persegi ini, wisatawan bisa menelusuri sejarah Kesultanan Melayu karena pada abad ke-18 merupakan pusat Kesultanan Johor-Riau. Salah satu peninggalannya adalah Masjid Raya Sultan Riau. Cerita unik tentang masjid ini karena konon dibangun dengan menggunakan perekat berupa putih telur.
Selain masjid, ada beberapa peninggalan lainnya, seperti tempat pemandian Perigi Puteri, gudang mesiu, makam raja, rumah-rumah asli warga melayu, serta meriam di Bukit Kursi. Jika pun ingin bersantai, Pulau Penyengat memiliki pantai berpasir putih yang menakjubkan.
Hal yang tak kalah unik dari Bintan, meskipun asal muasalnya sebagai kesultanan melayu yang kental dengan tradisi Islam, wilayah ini juga mempunyai wajah tradisi Tiongkok. Jika dari penyengat kita kembali ke Tanjung Pinang, di sana terdapat tempat ibadah umat Budha yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Vihara Avalokitesvara Graha yang berada di jalur Tanjung Pinang-Uban. Vihara itu disebut-sebut sebagai vihara terbesar se-Asia Tenggara. Di bagian dalamnya, ada patung Dewi Kuan Yin dengan tinggi 16,8 meter dan berlapis emas 22 karat.
Selain itu, ada sejumlah wihara lain yang unik. Misalnya, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva alias Patung Seribu Wajah. Disebut demikian karena vihara ini memiliki begitu banyak patung. Ini mungkin masih termasuk merupakan destinasi wisata baru di Bintan.
Dulunya, tempat ini merupakan destinasi religi umat Buddha, tapi sekarang bisa dikunjungi semua umat. Di vihara itu, lebih dari 500 patung Lohan setinggi manusia bisa ditemui. Patung Seribu Wajah tersebut memiliki roman muka berbeda-beda.
Di bawah setiap patung terdapat tulisan Mandarin, yang menjelaskan sosok patung seribu wajah itu beserta namanya. Konon, ratusan patung tersebut merupakan representasi dari para murid Buddha yang disebut Arahat. Bila ingin mengunjungnya, vihara ini terletak di Jalan Asia Afrika KM 14. Waktu tempuhnya sekitar 20 menit berkendara dari Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.
Pada malam hari, wiatawan bisa menghabiskan dengan menikmati pantai dan hembusan angin laut. Tanjungpinang memiliki garis pantai yang cukup panjang, dan yang menarik adalah pesisir timurnya. Dari mulai Pantai Trikora, pantai yang berpasir putih dengan hiasan batu-batu granit. Selain itu, ada sejumlah akomodasi bagi wisatawan yang ingin mencecap suasana lebih lama dan nyaman.

Pantai Trikora membentang mulai Pantai Trikora 1 hingga Pantai Trikora 4. Panjang garis pantainya mencapai 25 kilometer. Di ujung Pantai Trikora, terdapat sebuah perkampungan nelayan yang menjadi tempat bermukimnya Suku Laut. Penduduknya rata-rata menjual ikan segar. Wisatawan bisa datang untuk berbelanja langsung atau sekadar mengobrol dengan para penduduk kampung itu. Mereka tinggal di rumah-rumah apung yang eksotis.
Lokasi Pantai Trikora cukup jauh dengan Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Bila ditempuh dengan kendaraan waktunya mencapai 1,5 jam. Namun di sini wisatawan dapat menikmati suasana yang asri dan jauh dari ingar-bingar.
Bila ingin menikmati pantai lain di Bintan, wisatawan harus melangkah lebih jauh lagi atau sekitar 65 kilometer dari Tanjungpinang. Di sana ada Pantai Lagoi yang dipenuhi resor dan hotel berbintang. Akomodasi dan sarananya lengkap, bahkan terdapat lapangan golf. Kawasan wisata di Kabupaten Bintan ini digandrungi turis Korea, Cina, Jepang, dan Singapura. Bagi warga dari Negeri Jiran, Malaysia, dapat mencapainya lebih cepat dengan kapal feri khusus dari Tanah Merah, Singapura, dengan jumlah keberangkatan empat kali dalam sehari.
Spot lain yang bisa dikunjungi wisatawan adalah tur Mangrove. Hutan bakau atau Mangrove Bintan bisa dijumpai di Sungat Sebong. Kawasan ini memisahkan Kampung Lagoi dan Desa Sebong Lagoi. Wisatawan dapat menjelajahi hutan bakau itu dengan perahu motor yang disediakan.
Ada tiga zona hutan yang bisa dikunjungi, yakni zona asin, zona payau, serta zona tawar. Zona asin merupakan tempat untuk menikmati pembuatan dapur arang yang kini menjadi sarang ular. Adapun zona payau merupakan tempat untuk melihat satwa hutan bakau, seperti monyet, lebah, dan ular sanca. Sedangkan zona terakhir, yakni zona tawar, wisatawan bakal menyaksikan beragam flora tumbuh subur.
Satu lagi yang layak dinikmati selagi di Bintan: Gurun Pasir Busung. Tak perlu jauh-jauh ke Timur Tengah untuk mendapatkan foto berlatar gurun pasir yang eksotis. Di Bintan pun ada. Gundukan-gundukan pasir terlihat benar-benar seperti di Gurun Sahara. Gurun pasir ini merupakan bekas tambang yang sudah tidak aktif.
Gurun Pasir Busung berlokasi di Raya Busung, Busung, Seri Kuala Lobam. Jaraknya lebih-kurang 40 kilometer dari Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Adapun waktu tempuhnya berkisar 1 jam.
Kalau Anda sempat main ke Bintan, jangan lupa saat perut keroncongan, ada beragam sajian khas kota ini, seperti gonggong, sup ikan, ikan asam pedas, nasi lemak, hingga mi lendir, mi kuning basah yang diguyur dengan kuah kacang encer. Adapun bila ingin bersantai, ada deretan kedai kopi yang biasa dijadikan tempat nongkrong warga.
Jadi, kapan mengagendakan main ke Bintan? Ayo agendakan Indonesia-mu sejak sekarang.
F. Rosana/R. Kesuma/